44. Kebenaran [SPESIAL]

5.3K 409 17
                                    

Didedikasikan untuk Mirnaxakl331

♥♥

"Mendengar setengah pembicaraan hanya akan menimbulkan kesalahpahaman dan berujung pada perpecahan."

---StarSea25---

♥♥

Stephanie berdecak kesal saat Richard kembali dan langsung duduk di kursi paling ujung. "Kenapa lama sekali, Rich? Di mana Arnav dan Vee?"

"Mereka akan menyusul."

Derap langkah kaki terdengar. Arnav turun bersama Vee dengan tangan lelaki itu memeluk pinggang ramping Vee protektif. Mereka duduk di kursi yang bersebelahan.

"Kenapa lama sekali? Apa kalian bercinta dulu sebelum turun?" gerutu Stephanie.

Arnav bergeming. Sedangkan pipi Vee bersemu merah. Kepalanya menggeleng sambil tersenyum kikuk.

"Maaf, Mommy. Tadi kami---"

"Tidak perlu dijelaskan. Makan sarapan kalian." potong Stephanie.

Mereka pun mulai memakan sarapan mereka dalam diam. Sesekali Stephanie melirik Arnav dan Richard secara bergantian. Tatapan keduanya sulit diartikan. Ada apa dengan anak dan ayah itu?

Vee juga merasakan hal yang sama. Tapi, ia memilih diam. Biarlah waktu yang akan menjawab rasa penasarannya.

"I'm done." Setelah sarapan, Arnav berdiri. Sepasang matanya menatap Vee lekat. "C'mon, Vee. Kau akan terlambat nanti," katanya datar---seakan mendesak.

Vee mengangguk. Saat hendak berpamitan dengan Richard dan Stephanie, Arnav segera menarik tangan Vee halus---membawanya keluar dari mansion sesegera mungkin. Lelaki itu juga mengabaikan protesan Vee.

"Kau menyakiti tanganku, Arnav!"

Arnav memutar tubuh. Matanya berkilat panik saat menemukan memar kemerahan pada pergelangan tangan Vee karena ulahnya. Arnav mendekat, memegang---menatap pergelangan tangan Vee menyesal.

"I'm so sorry, Little kitten ...."

"Lihat, lihat! Kau melukaiku!" Vee mencebik manja.

Arnav membawa pergelangan tangan Vee ke bibirnya---mengecup memarnya penuh sayang. "I'm so sorry, Little one ...," sesalnya lirih.

"It's okay. I'm fine," lirih Vee dengan wajah merona.

"Sebaiknya, kita ke rumah sakit dulu. Aku takut---"

"Demi Tuhan, Arv! Ini hanya luka kecil!"

"Tapi---"

"Please ...," mohon Vee.

Mengalah, Arnav berpesan serius, "Katakan padaku jika masih sakit."

"Ya," sahut Vee gemas. "Kau tunggu di sini. Aku akan mengambil tasku yang tertinggal di meja makan."

"Ceroboh!"

"Memangnya tadi siapa yang menarikku keluar begitu saja?" sindir Vee.

Arnav hanya menghembuskan napas panjang. "Jangan lama."

Vee mengangguk. Lalu, masuk kembali ke dalam mansion dengan berlari kecil.

"Tidak perlu berlari, Ara!" geram Arnav tertahan.

Tanpa menoleh, Vee mengangkat ibu jarinya di udara sebelum menghilang di balik pilar gubuk Mikhelson. Tak lama, ponsel Arnav berdering. Panggilan masuk dari salah satu orangnya di underworld.

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang