21. Be Mine (?)

9.5K 620 7
                                    

"Jadilah milikku. Maka akan kuberikan seluruh duniaku untukmu."

---Arnav Mikhelson---

♥♥

"Semua sudah siap?"

Para pelayan yang berjumlah tujuh orang terlonjak kaget begitu mendengar suara dingin yang berasal dari belakang mereka. Mereka kompak memutar tubuh, menunduk hormat pada sang majikan dan menyapa singkat.

"Semua sudah siap, Tuan. Sarapan untuk Nona ...."

"Little Miss."

Kepala pelayan berusia lima puluh tahunan---Vina mengangguk paham. "Sarapan untuk Little Miss sudah siap, Tuan. Maid Clara sedang menjemputnya."

Arnav mengangguk. Ia menarik kursi---duduk di kursi paling ujung dengan mata berkilat tidak sabar. Tidak sabar ingin sarapan bersama dengan kucing kecilnya.

Vina dan para pelayan mengerutkan dahi bingung. Biasanya setelah meminum secangkir kopi, majikannya itu akan langsung pergi ke kantor. Namun saat ini..., apa gerangan yang tengah merasuki majikannya itu?

"Apakah Anda tidak pergi ke kantor, Tuan?" Vina bertanya, tidak bisa menutupi rasa penasarannya.

Arnav menoleh, menatap Vina sinis. "Apakah Anda mengusir saya dari rumah saya sendiri?"

"Ti-tidak, Tuan. Ma-maafkan saya." kata Vina tergagap sambil menunduk takut.

"Hem."

Di sisi lain, Vee menatap sekelilingnya dengan berbinar kagum. Ia terus berjalan sambil meraba dinding yang terukir indah. Penthouse like a real house, pikirnya dalam hati.

"Anda berjalan seperti orang buta saja, Nona." Maid bernama Clara tersenyum geli melihat sikap gadis cantik di sampingnya.

Vee berhenti, menoleh---menatap kesal. "Kau lebih tua dariku, Kak. Cukup panggil Vee saja." omelnya untuk yang kesekian kalinya.

"Saya tidak bisa, Nona."

"Kenapa?"

"Karena Anda istimewa."

"Istimewa apanya," gerutu Vee.

"Anda adalah perempuan pertama yang dekat dan dibawa oleh Tuan kemari."

"Benarkah?"

Clara mengangguk. "Arnav Mikhelson yang dikenal sebagai anti-perempuan, tiba-tiba menggendong Anda semalam dan menidurkan Anda di ranjangnya. Bisa Anda bayangkan itu, Nona?"

"Entahlah." Vee mengangkat bahu, berusaha tidak peduli meski dalam hati bertanya-tanya. Sikap Arnav padanya ... terlalu berlebihan. Anehnya, Vee menyukainya.

"Saya rasa, Tuan menyukai Anda, Nona." celetuk Clara mengerling menggoda.

"Apa?! Menyukaiku?!" pekik Vee syok. Kepalanya menggeleng beberapa kali. "Tidak, tidak, tidak! Kau pasti telah salah mengira, Kak."

"Mungkin." Senyum jenaka Clara membuat Vee sebal dan bertanya-tanya. Benarkah Arnav menyukainya?

Mereka kembali berjalan diselingi obrolan ringan. Vee banyak bertanya tentang tempatnya berada saat ini dan Clara banyak menjawab---menjelaskan dengan penuh kesabaran. Clara sangat menyukai gadis cantik ini.

Akhirnya, mereka sampai di ruang makan. Vee terpaku di tempatnya, menelan ludah gugup saat sepasang mata biru menatapnya tajam---penuh kekesalan. Vee semakin gugup saat Clara berjalan---menjauhi Vee dan berdiri di barisan para pelayan setelah memberi hormat pada Arnav.

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang