56. Berdamai

3.4K 358 70
                                    

"Hati yang hebat adalah hati yang bisa berdamai dengan segala bentuk rasa sakit."

~StarSea25~

♥♥

Kelopak mata Vee yang tertutup bergerak-gerak disertai kerutan halus di kening. Mimpinya terlihat samar seperti kaset rusak. Lalu matanya terbuka kasar dengan ekspresi syok yang kentara.

Mimpinya tadi sangat buruk. Meski samar ia tahu apa yang dilihatnya dalam mimpi; penyiksaan dan penganiayaan. Entah pada siapa. Tapi hatinya tergerak pada satu nama yang kini sangat ia khawatirkan. Ia ingin orang itu baik-baik saja.

"Mimpi buruk, hm?"

Vee terlalu larut dalam pikirannya sampai tidak sadar jika ada orang lain di dekatnya. Ia baru sadar saat sebuah suara terdengar disertai usapan lembut di kepala. Ia menggeser posisi tidurnya dan menatap Antonina takut.

Ibu tiri. Batinnya tidak lelah menekankan dan mengingatkan jika semua ibu tiri itu jahat.

Vee bergerak memunggungi Antonina. Teringat akan rasa sakit yang ia dapatkan dari sosok ibu tiri, air matanya mengalir lagi. "Go ...."

"Nak, aku hanya-"

"I said go! Now!" teriak Vee histeris.

Antonina terhenyak. Mendengar tangisan pilu dan bahu yang bergetar itu membuatnya berpikir .... Sedalam apakah luka Vee? Sesakit apa sampai membuatnya trauma? Entah kenapa Antonina ikut sedih. Hatinya ikut merasa perih melihat keadaan Vee yang malang. Ia khawatir. Apa sebaiknya Vee dibawa saja ke psikolog?

Ia harus membicarakannya dengan Dominick nanti.

"Baiklah." Antonina menghela napas panjang. Mungkin saat kondisi Vee lebih baik nanti, baru ia akan bicara dengannya. "Aku letakkan ponselmu di nakas." Lalu tangannya bergerak mengusap kepala Vee lembut. "Lekas sembuh, Nak."

Vee mengerjap. Air matanya terus mengalir dari sudut mata. Ia merasakan ketulusan Antonina padanya. Apakah itu hanya topeng belaka?

"Kau mirip sekali dengan ibumu. Melihatmu sama seperti sedang melihat ibumu. Kau tahu apa perbedaan di antara kalian?"

Bahu Vee tidak lagi gemetar. Ia memejamkan mata untuk mempertajam indera pendengarannya. Namun air matanya terus mengalir seakan tidak bisa berhenti.

"Sebanyak apa pun aku menyakitinya, ia tidak pernah berteriak padaku."

Mata Vee terbuka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku keluar dulu."

Vee mendengar ketukan heels yang berjalan menjauh. Ia menoleh dan menatap punggung Antonina ragu. "Aunty ...."

Antonina menghentikan langkah dan menoleh. "Ya?"

"Bisakah Aunty menceritakan sosok ibuku?"

Antonina tersenyum. Secara tak langsung Vee mencoba untuk menerima kehadirannya. Ia pun mengangguk dan menyanggupi. Vee bangkit dan memberi ruang agar Antonina duduk di hadapannya.

"Namanya Mo Ning Dilzhara. Rupanya persis sepertimu, sangat mirip seolah duplikat. Mama dan Papamu saling mencintai, namun harus berpisah karena Papamu harus menikahiku karena terikat janji pada kedua orang tuaku."

"Mereka berpisah?"

"Ya, tapi bersatu kembali. Papamu menikahi Dilz secara diam-diam. Singkatnya, aku dan Mamamu telah berbagi suami."

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang