40. Mikhelson Family

5.4K 478 51
                                    

Didedikasikan untuk DyasNovita

♥♥

"Keluarga adalah tempat untuk berbagi. Sedangkan sosok spesial adalah rumah untuk pulang."

---StarSea25---

♥♥

"Aku akan datang berkunjung."

Keesokkan harinya, Richard yang tengah menyandarkan tubuh pada kepala ranjang mengernyit samar mendengar pemberitahuan dari putranya itu. Ia menatap ponselnya heran sebelum kembali menempelkannya ke salah satu telinga.

Sejak kapan Arnav memberitahu terlebih dulu jika akan pulang ke rumah? Apa putranya itu mengigau?

"Aku sudah mengusirmu. Lupa?"

"Aku tidak lupa! Aku juga tidak pulang! Aku datang untuk berkunjung!" tekan Arnav menggebu. "Tolong bedakan arti dari kata 'datang berkunjung' dan 'pulang', Old master."

Richard terkekeh sinis. "Sure, Young master. Pintu Mikhelson mansion selalu terbuka lebar untuk orang sakit."

"Aku tidak sakit!"

"Lalu yang semalam jatuh pingsan itu siapa? Bayanganmu?"

"Lalu yang semalam memukulku itu siapa?Hantumu?"

"Entahlah. Memangnya siapa yang telah memukulmu, Nak?" Berkebalikan dengan nada malasnya, Richard memandangi wajah tidur Stephanie dengan sorot lembut. Jemarinya yang bebas merapikan rambut panjang istrinya sayang.

"Orang gila yang merangkap sebagai Daddy-ku."

"Setidaknya, orang gila ini cukup senang masih diakui sebagai Daddy." Richard terkekeh saat mendengar decakan. Jemarinya mengusap sensual bibir Stephanie dengan sorot ingin. "Lagi pula, Nak ..., sesama orang gila, jangan saling menghina."

Arnav mendengkus.

"Apakah kau tidak berniat meminta maaf pada istriku, Arnav?"

Pertanyaan serius itu membuat Arnav bungkam. Mengingat Stephanie yang menitikan airmata karenanya, ia jadi bertanya-tanya. Apakah sikapnya kemarin sangat keterlaluan?

"Little kid ...?"

"Aku akan meminta maaf pada Mommy dengan caraku, Dad."

Richard menaikkan satu alisnya heran. Semudah itu? "Apakah kau sudah menemukan bukti jika istriku tidak bersalah?"

"Belum."

"Lalu? Apakah kau merasa bersalah?"

Hm, sedikit. "Tidak juga. Aku hanya takut suaminya yang gila kembali memukulku."

"Sejak kapan kau memiliki bakat melucu, Bocah nakal?" Tawa merdu Richard mengudara. Kekesalannya menguap bebas. "Kau tidak perlu takut padaku, My boy. Aku ini, kan, Daddy-mu," lanjutnya tersenyum lembut saat Stephanie merapat padanya.

"Justru karena kau adalah Daddy-ku. Aku takut padamu."

Entah jujur atau tidak, Alis Richard menukik tajam, lengkap dengan ekspresi mengejek saat mendengar perkataan Arnav yang terasa menggelikan di telinganya.

"Untuk pertama kalinya, selama dua puluh tujuh tahun aku hidup Daddy memukulku seperti itu. Itu bukan bentuk pukulan saat Daddy mengajariku beladiri. Pukulan Daddy semalam ..., lebih pada bentuk pelampiasan."

Seketika, wajah Richard berubah kaku, serius. "Aku marah karena kau telah berteriak pada istriku, Arnav."

"I know." Arnav menghembuskan napas berat. Lalu, membantu Vee kembali naik ke bangsal setelah keluar dari kamar mandi. "Daddy ..., I am sorry," katanya tulus.

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang