hai jangan bosan bacanya yaaa
maap kalau typo typo
jangan lupa tinggalin jejak yaa
selamat membacaaa
~~~
Yang peduli belum tentu ada rasa kan?
Bisa jadi dia cuma kasihan
~~~Tidak sampai 2 menit Bara sudah sampai di UKS tentunya dengan pengikut setia di balakangnya. Stella memberikan tatapan tajam ke Regal dan Acha justru ia kembali mengambil kacanya. Tanpa babibu lagi, Bara langsung menganggkat Queen menuju parkiran.
"Dimana?" tanya Bara pada Stella. Stella yang di tanya mengerutkan keningnya dan bertanya, "maksudnya?"
"Dimana mobil?" tanya Bara lagi.
"Mobil itu di parkiran mobil, ini mobil juga ni Bar, masa lo gatau yang mana mobil sih?" ucap Stella menunjuk mobil mobil yang ada di parkiran itu.
"Ck, mobil lo mana?" Bara kesal, bisa bisanya dalam keadaan seperti ini Stella bercanda.
"Yaa bilang yang jelas dong, masa bicara setengah setengah, mana gue paham," ucapnya juga sama kesalnya seperti Bara. Lalu dia berjalan ke mobilnya dan membuka pintu belakang mobilnya.
Bara meletakkan Queen dengan hati hati. Sebelum menutup pintu, dia sempat melihat muka Queen yang pucat itu sekilas.
"Bara, lo ikut yaa. Nanti kalau engga, siapa yang bawa dia masuk nanti." Stella meminta Bara tetapi ia menolak dengan menggeleng.
"Dokter." Satu kata itu membuat Stella bingung, apa lagi maksudnya? Belum sempat Stella bertanya, Bara sudah tidak ada di tempatnya.
"Makasiiii Baraaa!" ujarnya berteriak agar Bara bisa mendengarnya.
Tasya dan Acha masuk ke mobil Stella. Tasya di depan dan Acha di balakang, meletakkan kepala Queen di atas pahanya. Stella melajukan mobilnya menuju rumah sakit setelah meminta izin kepada guru dan satpam. Beruntung jalanan sepi saat ini jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rumah sakit.
Kenapa mereka bisa lolos pergi berempat dengan mudah bisa keluar dari sekolah itu?
Itu karena Acha, dia anak pemilik sekolah dan satpam mengizinkan. Juga Stella, dia anak kepala sekolah. Lagipula mereka perempuan semua, jika hanya satu yang pergi bisa jadi nanti ada apa apa dan Queen sedang tidak sadarkan diri. Dan jika hanya dua yang pergi dan satu tinggal, tidak ada yang mau mengalah untuk tinggal karena mereka tidak ingin tinggal sendiri. jika satu pergi maka pergi semua, setia kawan mereka mah. Dan satu lagi setiap hari ini yaitu hari kamis setelah istirahat, guru guru rapat dan anak anak di bebaskan.Sebenarnya tadi sahabat sahabat Queen ingin mengikuti hukuman yang di jalankan Queen tapi tatapan Pak Bambang membuat mereka takut untuk ikut dengan Queen. Bisa bisa tidak pernah belajar fisika mereka setahun.
"Dokter, dokter tolongin teman saya dok." Setelah sampai di rumah sakit, Tasya langsung turun dan memanggil dokter.
Perawat perawat di sana membawa Queen ke atas brankar dan membawa ke ruangan IGD.
Stella, Acha dan Tasya mondar mandir di depan pintu IGD, mereka sangat khawatir dengan keadaan Queen.Selang beberapa lama, dokter keluar dari ruangan IGD. Stella, Acha dan Tasya langsung berlari menghampiri dokter. Rasa khawatir tambah menyerang mereka setelah melihat wajah dokter.
"Queen tidak apa apa, hanya kecapeaan saja, dia hanya butuh banyak istirahat dan makan yang cukup. Saya permisi." Setelah dokter mengatakan itu, Stella, Acha, dan Tasya saling melempar pandangan.
"Dokter kenapa tau nama Queen?" tanya Acha sangat bingung.
"Iya yaa, ada yang aneh, padahal kita gaada kasih tau dokter nama Queen. Atau dokter itu oomnya Queen?" tanya Tasya, mereka mengangkat bahunya tidak tau dan langsung masuk ke ruangan Queen yang telah dipindahkan ke ruang rawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALQUEEN [SELESAI]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini tentang Salqueena Melody. Gadis cantik, pintar, baik dan selalu terlihat bahagia. Tapi ternyata ada rahasia dibalik itu semua. Ia hanya ingin merasakan kembali perhatian dan perlindungan dari Galaxy, teman lamanya yang dulu...