Part 23

1.1K 209 3
                                    

hai semuaa

selamat membaca

kalau typo komen aja

vote komen yuk, gratis kok😎

semangat puasa kesepuluhnyaa

~~~
Terkadang, masalah itu yang dapat mempererat suatu hubungan
~~~

Queen melangkahkan kali menuju taman belakang, untuk menenangkan diri di bawah rintikan hujan. Ia tidak mempedulikan bajunya yang terkena kuah tadi.

Ia menarik nafas dalam lalu mendekap wajahnya dengan kedua tangan, membiarkan air mata keluar dari matanya.

Merasakan sesuatu keluar dari hidungnya, ia melihat tangannya dan ternyata, ia mimisan lagi. Cepat-cepat ia mengambil tisu di saku dan membersihkan mimisannya.

Seseorang menepuk pundaknya lalu duduk di sebelahnya. "Mimisan lagi?" tanyanya membuat Queen mengangguk.

"Udah check up bulan ini?" tanyanya lagi dan Queen menggeleng.

"Nanti gue temenin."

"Iya, makasih Ken." Ken mengacak puncak kepala Queen lalu menghapus pelan air mata yang mengalir di pipi Queen.

"Idah jangan nangis, sahabat gue kan kuat," ujarnya menyemangati Queen sambil tersenyum manis.

Queen memeluk ken dari samping. "Iyaa," ucapnya dan Ken membalas pelukan Queen dengan sangat lembut.

"Queen, lo di sini ternyata? Kami cariin di kelas tadi," ucap Airin langsung duduk di depan Queen.

"Maaf ga-"

"Udah gue juga ga papa kok."

"Queen, ini kenapa tisunya berdarah?" Sahira melihat tisu yang berdarah itu masih Queen pengang.

"Oh ga kenapa kenapa, yaudah yok ke kelas aja, hujannya makin lebat ni." Queen bangkit dari duduknya lalu diikuti teman temannya dan menyisakan Ken yang masih duduk di rumput taman itu.

Lo kuat banget Queen, gue salut sama lo, batin Ken menatap punggung Queen yang semakin lama semakin mengecil dan menghilang.

-SALQUEEN-

"Ayo sepat, upacara mau di mulai," ucap Sahira yang menunggu teman temannya di depan kelas. Ia sudah lengkap dengan seragamnya.

"Bentar, topi gue ga ada." Airin mengacak-acak lacinya lalu tasnya dan tidak menemukan barang yang ia cari.

"Di loker ga?"

"Gak ada, tadi udah gue cari. Aduh, di mana yaa?"

"Lo pake topi gue aja Rin. Udah yok." Queen meletakkan topinya di atas kepala Airin.

"Tapi nan-" Belum sempat Airin menyelesaikan ucapannya, Queen sudah terlebih dahulu menarik tangannya dan membawanya ke lapangan.

"Huh, untung gak telat. Kalau telat mampus kena hukum, ih ga mau," kata Sahira bergelidik ngeri lalu masuk ke barisannya.

Guru piket sedang berkeliling di antara barisan siswa, mencari siapa peserta upacara yang tidak mengenakan seragam lengkap, dan dapat.

"Queen? Dimana topi kamu?" tanya guru berambut lurus itu lembut, guru yang mengajar PKN itu mendekati Queen.

"Ini bu, topi Queen sama saya." Airin melepaskan topi Queen yang bertengger di kepalanya tapi Queen menahan aktifitasnya.

SALQUEEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang