Bab 4

10.6K 597 7
                                    

Nathan

Ini hari Sabtu. Dimana aku bisa sesuka hati bermalas-malasan di atas tempat tidurku.

Di dalam mimpi aku bisa merasakan hangatnya matahari menerpa kulit hingga masuk ke dalam pori-poriku. Bahkan aku bisa mencium aroma mie kuah berpadu telor rebus yang kini membuat perutku bergelitik lapar. 

Samar-samar aku mendengar suara yang mengganggu. Seperti ada suara adu benda yang berbenturan. Aku nggak tahu itu apa tapi suara itu mulai terdengar semakin jelas.

Mataku terbuka lebar saat aku kembali menangkap suara benturan. Aku mengitari kamarku yang terang karena jendela kamar terbuka, membiarkan sinar matahari masuk. Jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh pagi, samar-samar aku mendengar suara gaduh dibawah seperti ada yang sedang mencuci piring.

Setahuku jadwal Bu Ida akan datang ke Rumah sekitar jam sembilan atau sepuluh pagi. Beliau adalah jasa bersih Rumah yang selalu aku panggil untuk membersihkan Rumah dan halaman depan.

Dan nggak mungkin Bu ida sampai gaduh mencuci piring.

Hendak ingin bangkit dan ingin mencuci muka, ponselku bergetar di atas nakas samping tempat tidurku. Aku langsung mengecek ponsel dan melihat beberapa pesan masuk dari El.

02.13 WIB
Elkana:
Gue udah sampai Inggris. Lo idah jadi jemput Lyana kan? Lyana udah di Rumah lo kan Nat?

03.05 WIB
Elkana:
Nat..

03.20 WIB
Elkana:
Nathan!

04.14 WIB
Elkana:
Lo tidur ya? Jangan lupa balas pesan gue.

06.45 WIB
Elkana:
Nat, belum bangun juga? Gue mau tidur ini ngantuk banget! Nggak tenang gue kalau belum dapat kabar dari lo!

07.10WIB
Elkana:
Nat!!!

Aku mendengus dan segera membalas pesan El yang sedang online disana. Jemariku bergerak untuk mengetik huruf perhuruf untuk membalas pesan El supaya pria itu tidak khawatir dan bisa beristirahat.

07.11 WIB
Nathan:
Iya gue baru bangun. Lyana udah di Rumah gue kok. Jangan khawatir!

Baru saja aku letakan ponsel ke nakas aku kembali mendengar suara gaduh yang tidak bisa kutolelir lagi. Aku segera menyibakan selimut ke samping dan buru-buru melangkah menuruni anak tangga. 

Aku terperanjat melihat sosok gadis kecil berpiyama putih panjang yang juga terperanjat menatapku. Lyana menyeru dan langsung berbalik badan memunggungiku.

"Ih-kok Om nggak pakai baju sih?! Om pakai bajunya dulu sana!"  

Aku langsung menurunkan pandanganku, terperanjat sendiri melihat aku yang turun tanpa mengenakan pakaian atas. Hanya terbalut celana kaos panjang berwarna abu-abu. 

Segera aku naik ke atas untuk memungut kaos yang sebelumnya kuletakan asal di tepi kasur dan kembali turun menghampiri Lyana.

Terpaksa selama Lyana disini aku harus mengenakan pakaian tidur lengkap.

"Kamu habis ngapain?" 

Aku memperhatikan Lyana yang baru saja selesai mencuci beberapa alat masak dan ia letakan di samping Sink sebelum diletakan di dalam rak. 

Ia berbalik menunjukan wajah polos dengan rambut diikat asal. Karena rambutnya pendek, beberapa helai rambut terjatuh menutupi daun telinga. 

"Tadi ada suara kebanting, itu apa? Ada piring atau gelas yang pecah?"

Hi, OM NATHAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang