Bab 24

5.9K 415 15
                                    

Ribuan bintang di langit tak henti menerangi langit dengan kilauannya yang indah. Serta sinar rembulan yang menemani para bintang sebagai pemanis.

Malu-malu angin datang dan berhembus. Begitu pelan, namun mampu menggelitik penghuni bumi.

Tapi hal itu tak mampu menggelitik Lyana.

Kehadirannya mengganggu helaian rambut panjang Lyana sehingga bergerak dayu perlahan, membuat wajah cantik itu tertutup sebagian.

Walau demikian, Lyana tampak tak terganggu.

Sebab kini Lyana sedang berada di fase canggung. Getaran halus karena rasa gugupnya mengelilingi sekujur tubuhnya.

Peluh keringat pun juga mulai bercucuran di antara dahi lalu jatuh ke pangkal leher. Dinginnya angin yang menerpa tak mampu memangkas rasa gugup yang dialami Lyana saat ini.

Melainkan, rasa gugup itu tandas setelah keinginan hati yang kini kian menggebu. 

Kedua tangannya terkepal, mengingat akan dimana ia akan bertindak diluar nalarnya. Tindakannya nanti pula akan mengubah hidupnya dalam sekejap.

Ini semua karena keinginan hatinya, Lyana bertekad untuk mengungkapkan sesuatu hal yang tak pernah ingin ia lakukan.

Sadar akan konsekuensi yang ia terima. Ketakutannya akan hal itu langsung sirna setelah sekelebat kekuatan yang tak tahu dari mana asalnya datang menghinggapi niat Lyana.

Apapun yang akan terjadi setelah ini, Lyana siap menerima pikulan dengan lapang dada. 

"Lyana cinta sama Om Nathan."

Satu kalimat tersebut membuat gadis berambut sebahu itu mendesah lega.

Namun di detik kemudian, Lyana merasa ragu akan keputusannya ini.

Seorang pria yang masih mengenakan pakaian kantor dengan kemeja berlengan dan celana bahan panjang berwarna hitam itu termangu menatap Lyana. Membeku di tempat.

Begitu tercengang menatap Lyana dengan mata bergetar.

Lyana sontak menundukan kepala.

Tak mampu memandangi pria itu sambil meratapi apa yang baru saja ia lakukan.

Kemudian bayangan masa lalu Lyana kembali hadir mengisi kepalanya.

Kurang lebih 5 tahun yang lalu. Lyana tak ingat persis tepatnya.

Tapi Lyana tak bisa melupakan kejadian yang dimana perasaan yang seharusnya tak hadir itu perlahan tumbuh di hatinya.

Persis seperti saat ini, ketika langit gelap malam menyelimuti bumi.

Saat itu, Lyana menampaki Nathan yang tertidur di ruang tengah rumahnya. Pria itu terlihat berantakan dengan kemeja kusut dan sepatu masih melekat di kedua kakinya.

Niatnya Lyana ingin membangunkan Nathan untuk pindah ke kamar.

Nathan memang langsung terbangun ketika Lyana menggoyangkan tubuhnya.

Saat Nathan mulai mendudukan badannya dan menatap Lyana beberapa saat, pria itu langsung menarik Lyana dan mencium bibir gadis itu.

Saat itu Lyana hanya bisa tercengang, tak mampu mendorong badan tegap Nathan karena pria itu semakin mendekatkan tubuh Lyana ke dekapannya.

Hangatnya bibir Nathan yang bergerak untuk bermain di bibir Lyana terasa aneh bagi Lyana, tapi tak lama keanehan yang dirasakan Lyana berubah menjadi kenikmatan.

Gerakan lembut yang perlahan lambat mulai terasa menggebu sungguh terasa candu. Degup jantungnya berdetak sangat kencang hingga membuatnya pusing. Untuk beberapa saat efeknya seolah membelenggu akal sehat Lyana cukup lama.

Hi, OM NATHAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang