Part 25

5.4K 572 11
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Setelah satu Minggu Rona berduka kini ia kembali beraktivitas seperti biasa, pergi ke sekolah salah satunya, ia tak boleh terus bersedih.

"Ron, kelapangan bareng gue ya" ujar olive teman sekelasnya, Rona pun mengangguk.

"Hai Rona" sapa Arby yang berpapasan dengan Rona yang ingin ke lapangan, Rona hanya membalas dengan senyuman ramah.

"Tambah cantik aja heran deh" ujar Jefry.

"Gue duluan ya" ujar Rona tidak enak dengan Olive.

"Yah padahal masih mau ngobrol" ujar Arion , Lais menatap Arion lewat ekor matanya ia berdecih.

"Buruan" ujar Lais.


"Siswa-siswi yang tidak mengenakan atribut yang lengkap, di haruskan maju kedepan" ujar Pembina upacara, selurus murid saling menatap satu sama lain terutama yang merasa tak menggunakan atribut yang lengkap.

"Ron, Lo gak pake dasi?" tanya Olive, Rona pun melirik kerahnya dan ia menepuk jidatnya pelan.

"Gue lupa bawa" ujar Rona gelisah karena sudah pasti ia akan kena sanksi. Lais melirik dasi yang ia kenakan lalu kembali melirik Rona.

"Heh" panggil Lais pada siswa dari kelas sebelah, siswa itu pun menoleh.

"Kasiin ini, bilang punya lo" ujar Lais menyerahkan dasinya.

"Lah punya gue kan di pake, dia pas-

"Ck, bilang aja Lo punya dua" decak Lais, siswa itu pun mengangguk saja. Lais melihat jika Rona ragu menerima dasi dari siswa tadi namun ia tetap menerima.

"Lo kenapa kasiin dasi Lo?" tanya Farel.

"Gue gak nyaman" ujar Lais.

"Gue juga cop

"Gak usah" ujar Lais.

"Biar enak di hukum bar-

"Kamu, Lais maju kedepan" ucapan Arion terpotong kala pembina melirik ke arah Lais, Lais pun dengan santai maju kedepan. Kini di depan terlihat ada 8 siswa dan 2 siswi yang mengenakan seragam dengan atribut tak lengkap.

____________________________________________

Lais menerima hukumannya dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10x setelah upacara selesai. Lais yang tinggal satu puteran lagi pun memilih berjalan ketimbang melanjutkan untuk berlari.

"Semangat" seru Arion dkk melihat dari jendela kelas, Lais hanya memutar bola matanya malas.

"Rona" panggil seseorang yang tertuju pada Rona membuat Lais mengikuti arah pandang nya, terlihat Fawas anak futsal itu menghampiri Rona seperti nya Rona akan mengembalikan dasi miliknya yang dikira milik siswa kelas sebelah. Entah apa yang di bicarakan tapi Lais seolah tak terima jika Rona berbicara dengan cowok lain. Lais menggeram saat tangan Fawas mengusap rambut Rona. Lais dengan tampang seperti biasanya, menghampiri Rona.

"Dasi gue" ujar Lais mengambil dasi yang di pegang Rona.

"Bukannya pun-

"Ini gak gratis" ujar Lais, lalu masuk ke dalam kelasnya, Sedangkan Rona kembali berbincang.

"GAK GRATIS WOY" seru Lais saat sudah di dalam kelas, Rona mengusap telinga nya mendengar seruan Lais ia kira Rona budeg apa?.

"Santai kali bro" ujar Farel.

"Panas lo?" tanya Arby.

"Berisik Lo pada" ujar Lais, entahlah yang jelas ia merasa moodnya rusak.

"Ini guru kemana sih? Gak ada yang masuk, lama-lama gue suruh kakek pecat tuh guru" ujar Lais, para sahabatnya menatap dirinya menyerengit.

"Heh, liat noh" ujar Jefry menunjuk wanita paruh baya yang duduk di kursi paling belakang. Lais yang tak mengerti hanya menengok dan tak ada raut terkejut terlihat di wajahnya berbeda dengan reaksi teman sekelasnya yang berdoa agar nasib buruk tak datang pada Lais saat ini.

"Ssstt" ringisnya saat telinga kanan di jewer oleh guru wanita.

"Sopan sekali kamu" ujarnya masih menjewer telinga Lais.

"Sopan itu penting" ujar Lais, bukan Lais namanya jika ia tidak bisa stay cool dalam kondisi apapun.

"Kerjakan tugasmu" ujar guru wanita itu, Lais hanya mengumpat dalam hati.














TBC ❤️

LAISRIVANDRA [END] [#S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang