Part 27

5.4K 625 32
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Lais dkk sudah berada di lapangan karena sekarang kelas mereka melakukan kegiatan olahraga.

"Pak kenapa harus main futsal sih? Panas tau" tanya Rea teman sekelasnya Lais.

"Kamu maunya apa? Main di kamar?" tanya Jefry mengedipkan matanya.

"JERFY DANENDRA, BANGKE LO" jerit Rea dengan wajah memerah karena malu.

"Jangan teriak sayang nanti tenggorokan kamu sakit, nanti gak bisa teriakin nama aku pas main" ujar Jefry lagi.

"MESUM LO" sentak Rea.

"Otak Lo" ujar Farel menoyor kening Jefry.

"Sudah kapan kita mulai?" tanya Pak Rafi guru olahraga.

"Mulai aja pak" ujar Lais.

"Untuk yang putri bapak pisah, dan yang putra bapak bagi dua" ujar pak Rafi di angguki murid nya.

Lais dan teman-temannya mulai bermain, saat bagian Lais yang ingin menendang bola itu ke gawang matanya tak sengaja melihat Rona tengah duduk dan berbincang dengan Fawas ia mengeraskan rahangnya matanya menajam menandakan jika dirinya tak suka melihat itu.

"LAIS, BEGO BURUAN TENDANG" seru Farel, Lais menoleh ke arah Farel lalu menendang bola itu ke gawang dan Yaps ia meraih poin lebih banyak dari lawan mainnya.

"Lo ngelamunin apa sih?" Tanya Arby mereka sudah duduk di pinggiran.

"Lo jealous?" tanya Davin membuat Lais mendelik.

"Gak usah sok tau" ujar Lais sedangkan Davin menggedigkan bahunya temannya yang satu ini pintar dalam segala bidang tapi bodoh soal perasaan.

"Bagi" ujar Lais mengambil minuman yang tengah di minum Arion, sisa sedikit ia guyurkan ke rambutnya siswi yang ada di luar kelas memekik melihat itu, kadar ketampanan Lais muncul. Di tambah apa itu? Lais membuka pakaian olahraga nya membuat siswi teriak histeris melihat perut Lais yang begitu menggoda iman para kaum hawa.

"Wah Lo bikin anak orang jejeritan" ujar Arby menggelengkan kepalanya.

"Coba ah" ujar Jefry ia mengikuti jejak Lais, ia menyerengit karena siswi yang melihatnya tak seheboh melihat Lais.

"Untuk sekarang harga jual Lo menurun" ejek Arion pada Jefry.

Rona melihat Lais tak berkedip tadinya ia terkejut saat siswi-siswi menjerit nama Lais.

"Lo mau liat punya gue?" Ujar Fawas ia tak suka melihat Rona menyuekinya hanya karena melihat Lais.

"H-hah?" ujar Rona masih belum mengalihkan pandangannya, rezeki kok di buang pikirnya.

"Punya gue lebih bagus dari Lais" ujar Fawas.

"Tapi Lais gak ada duanya" ujar Rona tak sadar jika lelaki di sebelahnya mengepalkan tangannya.

"E-eh tadi Lo ngomong apa?" tanya Rona yang tersadar dari pesona Lais.

"Cuma tanya pulang sekolah mau bareng gue?" ujar Fawas.

"Gue em gimana ya, gu-

"Dia bareng gue" ujar Lais entah sejak kapan ada di sebelah Rona.

"Kata siapa?" ujar Rona menatap tak suka. Tatapannya jatuh dada bidang Lais yang terekspos dan ia menatap lama perut Lais yang begitu menggiurkan. Ia tersadar lalu menggeleng kepalanya

"Kata gue, dan gak ada penolakan" ujar Lais menarik tangan Rona meninggalkan Fawas yang melihat itu benci.

"Niat jahat bakal kalah sama niat baik" ujar Davin melewati Fawas diikuti temannya yang lain.

"Lo gak akan dapetin Rona" desis Fawas.

"Lepasin gue, Lo kenapa sih narik-narik tangan gue?" sungut Rona.

"Masuk" ujar Lais, Rona bingung mengapa lelaki ini membawanya ke ruangan khusus yang hanya bisa di tempati Lais dan para sahabatnya.

"Mau ap-

"Masuk atau gue seret" ujar Lais, dengan sedikit takut Rona masuk kedalamnya, ia menatap kagum ruangan ini ternyata luas bahkan seperti apartemen karena fasilitas nya lengkap.

"Pijitin gue" ujar Lais yang duduk di sofa panjang, Rona mendelik.

"Apaansih gue udah pijitin Lo tadi pagi" ujar Rona ia mengambil remot kemudian menyalakan televisi.

"Gue bilang pijitin gue" ujar Lais lagi namun tak membuat gadis ini menoleh ia hanya fokus pada layar besar yang menampilkan gambar kotak berwarna kuning yang tengah berbincang dengan gurita? Ini tontonan yang ia tonton untuk menemani adik kesayangannya.

"Kek bocah" cibir Lais.

"Biarin" ujar Rona, Lais berjalan ke kamar yang ada di sana lalu keluar kembali sudah menggunakan kaos hitam.

"Rona" panggil Lais, Rona tertegun suara Lais kali ini begitu lembut, sial pipi nya memanas ia menahan diri untuk tidak menjerit.

"Hm" balas Rona ia tak kuat ingin sekali teriak.

"Bisa minta tolong?" tanya Lais, Rona kali ini tidak bisa menolak wajah tampan yang biasa tak berekspresi kali ini menampilkan ekspresi seperti memohon.

"Apa?" tanya Rona ia menetralkan degup jantungnya.

"Pijitin gue" ujar Lais kembali tanpa ekspresi, Wajah Rona kembali memerah kali ini karena malu, sungguh ia hampir saja benar-benar baper dan mungkin kembali menjadi bucin nya Lais tapi tak jadi ia tak akan mau terjebak lagi.

"Ogah" ujar Rona memalingkan wajahnya.

"Ron" panggil Lais, Rona tak bodoh ia tak mau masuk ke perangkap menyebalkan.

"Rona"

"Rona"

"Ro-

"APASIH, MAU DI PIJITIN? ATAU MAU GUE POTONG SEKALIAN KEPALA LO HAH?" Hilang sudah kesabaran Rona ia menatap Lais kesal dengan berkacak pinggang, sedangkan Lais terkejut mendengar Rona berteriak di hadapannya.

"Galak bang-

"KENAPA? LO PIKIR GUE GAK BISA GALAK?" sentak Rona, Lais baru tau jika gadis ini marah terlihat seperti sosok manusia yang berubah menjadi macan.











TBC❤️

LAISRIVANDRA [END] [#S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang