Part 76

5.2K 569 305
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Dengan mata sayup-sayup Lais melihat sahabatnya, saat tau sebelum mobil itu benar-benar meledak ternyata para sahabatnya membalik mobil itu lalu menarik tubuh Lais jadilah Lais selamat dari kebakaran mobil.

"Thanks" gumamnya sebelum kembali memejamkan matanya, Samuel mendekap erat tubuh putranya hampir saja ia akan kehilangan putranya untuk yang kedua kalinya, lagi dan lagi sang pencipta sangat baik padanya.

"Ayo bawa ke rumah sakit" ujar Orang yang berpakaian petugas rumah sakit.

"Kita gak telat?" tanya Arion.

"Syukurnya gak telat" balas para sahabatnya. Mereka sama-sama terkejut saat melihat berita di televisi mereka masing-masing, mereka terkejut saat tau sang sahabat lah yang tengah berjuang menyelamatkan kekasihnya, mereka bergegas ke tempat kejadian di kejutkan lagi dengan kehadiran Samuel yang berusaha mengeluarkan kaki Lais. bersyukurnya mereka dengan cepat membalik mobil itu saat Lais mendorong Samuel.

"Berdoa semuanya akan baik-baik aja" ujar Davin di angguki yang lain.

"Ayo" ujar Farel bermaksud mengikuti ambulance yang sudah melaju.


Mobil ambulance sudah terparkir di area rumah sakit, beberapa petugas dan suster dengan cepat membawa korban kecelakaan itu untuk segera di tangani.

"Kalian tunggu saja, kami akan lakukan yang terbaik" ujar Dokter. Brankas Rona dan Lais bersebelahan, sedangkan Raka dan Zaki di ruangan lain.

Dokter menatap sendu wajah korban remaja wanita yang tak lain adalah Rona, kondisinya sangat mengenaskan bahkan wajah itu? Dokter tetap akan berusaha semampunya namun setelahnya? Tetap sang pencipta yang menentukan.

"Pasang semua alat ke tubuhnya" ujar Dokter menyuruh suster memasangkan alat-alat ke seluruh tubuh Rona.

Dokter mulai memeriksa keadaan Rona, dari menit ke menit hingga 2 jam lewat.

"Dokter bagaimana dengan wajahnya? Bahkan darah saja tidak berhenti mengalir" ujar suster yang membersihkan luka di wajah Rona.

"L-lais" ujar Rona lirih ia membuka matanya, Dokter tersenyum saat tatapannya bertubrukan dengan gadis yang kini tengah ditangani nya. Rona membuka matanya namun pandangannya kosong, ia membiarkan Dokter memeriksa seluruh tubuhnya ia memeringkan pandangannya melihat sang kekasih terbaring tak jauh dari tempatnya.

"Thanks" ujarnya masih menatap Lais dengan tersenyum dan air mata yang menetes, sebelum ia benar-bena menutup mata ia sempat melihat Lais lari menghampiri nya. Rona menatap Dokter yang sedari tadi tak berhenti tersenyum ke arahnya. Rona tak menerawang tentang kehidupannya kedepan tapi ia melihat bayangan masa lalunya dari ia ke kecil, terlihat mama nya tak berhenti mendongeng begitu juga papa nya yang tak berhenti mengusap rambut nya, lalu gambaran ia tumbuh disitu ia melihat papa dan mama nya memilih berpisah, bayangan masih berlanjut dimana ia bertambah dewasa yang akhirnya ia bertemu pemuda tampan yang mampu menarik dirinya ingin masuk ke dunia pemuda yang dingin,terlihat kejam, bermulut pedas itu, bayangan kehilangan mama juga ada lalu bayangan dirinya dan Lais menjalin hubungan yang baru-baru ini pun muncul, tawa itu Rona selalu menunggu pemuda tampan itu tertawa.

"Uhuk-uhuk" Rona terbatuk-batuk, rasa sesak menjalar ke dadanya.

"Dokter denyut nadi nya melemah" ujar suster lagi, Dokter mengangguk ia berusaha menepis pikirnya yang mendominasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

LAISRIVANDRA [END] [#S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang