[ A/N : Wow ini gila, oke author udah kembali lagi selama tiga hari ga update, ya selama tiga hari terakhir ini gw berpikir keras untuk membuat chapter terbaru yang lebih menarik. Oke, jika Vote lebih dari 50, bakalan update lagi! ]
● ====================== ●
| Beberapa Tahun Yang Lalu |
Dina menggigil saat dia turun dari kapal.
Dengan mata tertutup, dia tidak bisa melihat ke mana dia pergi, dan harus bergantung pada tentara Marley yang mendorong punggungnya untuk bergerak maju.
Bukan karena Dina ingin tahu kemana dia akan pergi.
Seperti semua Eldian yang berani menentang Marley, hanya ada satu tempat dia bisa berada.
Pulau Paradis, koloni hukuman bagi pengkhianat Eldian, tempat dia menghabiskan sisa hidupnya sebagai Titan yang berkeliaran di luar tembok.
Dina mengalami berbagai luka dan memar dari tempat tentara Marley memukulinya, namun tidak ada rasa sakit yang benar-benar terasa padanya saat dia menaiki tangga yang tidak bisa dia lihat.
Yang bisa dia pikirkan hanyalah bagaimana Zeke memandangnya sebelum menyerahkannya kepada pihak berwenang.
Dina bergidik. Zeke ... kenapa?
Saat dia mencapai puncak tangga, dia bisa mendengar langkah kaki yang menggelegar di suatu tempat di dekatnya, dan suara beberapa orang berteriak dan berbicara.
Tak lama kemudian dia dikawal melintasi tembok dan dipaksa berlutut.
"Oh? Wanita? Sayang sekali. Kalau saja dia bukan iblis."
Akhirnya, penutup mata dibuka, memperlihatkan pemandangan yang belum dia siapkan.
Dia berada di atas tembok besar, tepat di tepinya.
Dimulai dari dasar tembok dan membentang ke kejauhan adalah serangkaian bukit pasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack On Titan : A Second Chance
AcciónKetika Eren akhirnya mencapai ruang bawah tanah rumahnya, apa yang dia temukan di sana bukanlah kebebasan yang dia rindukan. Tetapi bagaimana jika dia telah diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu dan melakukannya lagi, dan memecahkan tragedi y...