EPISODE 2

12K 262 4
                                    

         Setelah pulang dari pemakaman,Adistia hanya merenung ditempat tidur dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Andra masuk kamar,ia melihat istrinya masih belum makan sama sekali. Piring makanan dimeja masih utuh belum tersentuh. Andra awalnya bodoamat dengan Adistia tetapi ia juga tidak tega melihatnya.

 Andra awalnya bodoamat dengan Adistia tetapi ia juga tidak tega melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makanlah sedikit! Untuk apa kau terus menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makanlah sedikit! Untuk apa kau terus menangis. Percuma saja kakakmu tidak akan kembali. Dia sudah tenang disurga." (Ucap Andra dingin).

"Aku tidak nafsu makan!" (Jawab Adistia dengan lemas).

"Terserah padamu tapi jika kau sakit jangan menyusahkan ku!"

"Aku tahu. Aku tak akan menyusahkanmu!"

Andra melepas Jaz juga kemejanya didepan Adistia. Sontak Adistia pun kaget dengan apa yang dilakukan Andra.

"Apa yang kau lakukan?" (Tanya Adistia kaget).

"Aku ingin mandi kenapa..Apa tidak boleh..Ini juga kamarku terserah aku mau apa!"

"Tapi...Dasar laki-laki tidak sopan..Tidak tahu malu!" (Ucap lirih Adistia).

"Jika kau tidak suka silahkan keluar!"

"Kau!!!" (Belum selesai bicara Andra sudah masuk kamar mandinya. Setelah 30 menit Andra pun keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya).

 Setelah 30 menit Andra pun keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aaaaaa apa kau tidak punya urat malu?" (Teriak Adistia ketika pandangannya teralihkan ke Andra).

         Sementara Andra tidak memperdulikan nya. Ia pun melangkah keruang ganti. Setelah selesai ia pun membaringkan tubuhnya di disamping Adistia. Tetapi ia membelakangi gadis itu.

"Se.. sebaiknya aku tidur disofa!" (Ucap Adistia gugup).

"Tidak perlu!" (Jawab Andra dengan nada dinginnya).

"Tapi..." (Ucap Adistia tertahan karena Andra memotong ucapannya).

"Saya tidak akan menyentuhmu!"

"Baiklah hiks hiks hiks kakak aku merindukanmu...Kenapa kakak meninggalkan ku...Aku sekarang seorang diri kak."

"Diam..Jangan berisik!!!!"

          Karena takut membuat Andra marah,Adistia akhirnya diam. Ia pun memejamkan matanya hingga akhirnya tertidur. Sementara Andra tidur dengan gelisah.Bagaimana tidak,ia kini tidak tidur sendiri. Ada seorang gadis tidur bersamanya.Ia pun berusaha memejamkan matanya dan mengusir pikiran-pikiran kotor dibenaknya.

           Pagi hari pun tiba. Adistia bangun terlebih dahulu,ia langsung pergi kekamar mandi untuk membasuh muka. Tak peduli dengan Andra yang masih tertidur pulas, Adistia turun ke bawah menuju dapur.

"Selamat pagi non!" (Ucap pembantu rumah tangga bernama Bi Murti).

"Pagi bi.." (Jawab Adistia dengan senyum manisnya).

"Non mau ngapain kesini?"

"Saya mau buat sarapan untuk tuan Andra dan tuan Gavrila bi."

"Tidak perlu non biar bibi saja."

"Tidak apa bi saya sudah biasa masak sendiri. Hari ini biar saya saja yang masak. Bibi kerjakan yang lain saja!"

"Tapi non nanti tuan muda marah sama saya."

"Tidak bi..Ini kemauan saya sendiri."

"Baiklah non saya bersih-bersih dulu!"

"Silahkan bi.." (Adistia mengambil sayuran dan daging dari damam kulkas dan mulai meraciknya menjadi masakan).

                                     💐

         Sementara itu Andra mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Saat membuka mata ia tidak menemukan Adistia ditempat tidur.

"Adis...Adis..Kau dimana..Adis..Kemana gadis itu..Biarlah sebaiknya siap-siap kerumah sakit!"

           Andra mencari keberadaan Adistia dikamarnya tetapi tidak menemukannya. Akhirnya ia memilih mandi kemudian siap-siap. Setelah selesai ia pun turun kebawah untuk sarapan. Disaat itu pula Adistia sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Apa yang sedang kau lakukan?" (Tanya Andra membuat Adistia kaget).

"Maaf tuan saya sedang menyiapkan sarapan."

"Kemana bi Murti kenapa kau yang menyiapkannya?"

"Bibi saya suruh untuk bersih-bersih tuan."

"Jadi yang memasak kamu sendiri?"

"Be..benar tuan."

"Jangan memanggilku tuan. Kamu bukan pembantu. Kamu istriku!"

"Lalu saya harus memanggil apa?"

"Terserah padamu!"

"Baik mas...Mas sini biar saya ambilkan.."

"Selamat pagi pengantin baru..." (Ucap Gavrila yang baru keluar dari kamarnya).

"Pagi!" (Jawab Andra singkat).

"Selamat pagi kak.." (Jawab Adistia yang langsung membuat Gavrila bingung).

"Kenapa kau memanggilku kak..Aku kan adiknya kak Andra..Panggil saja namaku.."

"Tapi rasanya tidak sopan." (Jawab Adistia).

"Kenapa..Sudahlah jangan sungkan lagi..Kamu sendiri sudah menjadi istrinya kakakku."

"Tapi umur saya dibawah mas Gavrila."

"Baiklah terserah padamu saja."

"Mas ini sarapannya..Permisi saya kedapur dulu.." (Adistia merasa tidak nyaman ia pun ingin beranjak pergi namun ditahan oleh Andra).

"Duduklah..Kau juga harus makan!"

"Tapi..."

"Tidak ada penolakan!"

           Akhirnya ritual sarapan pagi pun berlangsung. Andra menikmati sarapan buatan Adistia. Sedangkan Gavrila menggoda keduanya tetapi sama sekali tidak digubris. Akhirnya ia memilih diam dan menikmati makanannya.

"Rasanya beda..Apakah ini bukan buatan bibi?" (Tanya Gavrila).

"Maaf apakah masakanku tidak enak?"

"Bukan tidak enak tapi ini sangat lezat. Kak setiap hari aku ingin kau yang memasak. Ini benar-benar lezat."

"Benarkah.. Terimakasih.." (Jawab Adistia malu-malu).

"Masakan kak Adis enak kan kak lebih lezat dari buatan bibi?"

"Biasa saja?" (Memang masakan Adistia lebih lezat. Apa yang aku pikirkan).

"Terserah kakak!!!" (Jawab Gavrila sedikit kesal. Kakaknya memang selalu gengsi untuk mengakuinya).

MY BELOVED DOCTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang