Cerita ini berkisah tentang seorang remaja yang baru lulus sekolah harus menikah dengan seorang pria yang tidak pernah ia cintai. Mereka menikah atas permintaan kakaknya,saat itu tidak ada pilihan lain. Kakaknya menderita Leukemia dan sudah masuk fa...
Andra memeluk Adistia erat. Saat ini Adistia masih menangis dan sedikit takut. Tak pernah terpikir jika Andra benar-benar melakukannya dengan kasar hingga membuatnya kesakitan. Dalam hati, Andra sedikit menyesal tetapi ia terpaksa agar Adistia menurut padanya. Ia sangat khawatir pada gadis itu dan lebih protektif padanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang sudahlah jangan menangis.. Maafkan aku. " (Andra memeluknya dan mengusap punggung Adistia untuk menenangkannya).
"Hiks hiks hiks.. " (Adistia tak menjawab ia masih menangis dan menyembunyikan wajahnya di dada Andra).
"Sayang kamu tahu aku begitu mencintaimu. Aku peduli padamu. Aku mengkhawatirkan mu, aku tidak ingin kamu sakit apalagi kenapa-kenapa. Sikap ku hanya untuk menjagamu. "
"Baiklah mungkin yang aku lakukan hari ini keterlaluan sampai membuatmu sakit. Aku harap setelah kejadian hari ini kamu menuruti aku sebagai suami kamu. Aku tidak mau kehilangan mu sayang. Aku tidak sanggup apalagi kamu pergi dariku. Sayang pandang mataku! " (Andra menegakkan tubuh Adistia dan menyibakkan rambut yang menutupi wajah Adistia).
"Sayang berjanjilah untuk tidak meninggalkanku. Berjanjilah kamu tidak akan mencintai laki-laki lain kecuali diriku! Mau kah kamu berjanji demi aku? "
"Hiks hiks hiks iya mas.. Aku janji.. Maafkan aku... "
"Terimakasih sayang.. I love you.. "
"Love you too.. " (Andra menghapus air mata Adistia dan kembali memeluknya, membawanya kedalam dekapan hangatnya).
Hangatnya pelukan Andra membuat Adistia tenang. Kemarahan ia sempat tersirat di hatinya pudar begitu saja setelah menatap mata Andra. Mungkinkah cinta membuatnya buta tetapi ia bahagia. Walaupun sikap Andra berlebihan padanya tetapi ia mencoba menerima dan memahaminya. Tak ada tempat berlindung lagi baginya selain Andra. Kakak tercinta sudah terlebih dahulu menghadap Tuhan.
"Sayang... Kita habiskan waktu disini untuk bersenang-senang.. Berlibur berdua.. Menghabiskan waktu bersama.. Kalau sudah pulang aku pasti disibukkan dengan kerjaan. "
"Apakah nanti tidak ada waktu untukku? " (Jawab Adistia).
"Tentu saja aku akan meluangkan waktu untukmu! " (Andra mencubit gemas hidung Adistia).
"Tapi aku tahu mas punya tanggungjawab dan tugas yang berat. Mas pasti nanti jarang ada waktu untuk aku. "
"Bagaimana lagi... Sebagai dokter mas punya tugas untuk menyelamatkan orang sakit.. Kamu tenang saja mas selalu ada untuk kamu sayang. "
"Iya mas... " 💐
"Terimakasih sayang atas semuanya. Aku menikmati dan aku janji pasti nikahin kamu. " (Ucap seorang pria sambil mengenakan jaz nya).