EPISODE 49

1.1K 33 7
                                        

"Udah kak jangan dipikirkan, biasa cewek caper+matre ya gitu. Nggak tau diri. " (Ucap Gavrila alih-alih menenangkan Adistia sepulangnya Felysia).

"Tidak apa... Ya udah sana siap-siap... Bentar lagi ikannya matang. "

"Siap kak... Kakak tenang aja kalau sampai kak Andra jatuh kepelukan perempuan itu, aku orang pertama yang akan bela kakak. "

"Baiklah... Baiklah... Terimakasih Gavrila. "

"Oke kak... " (Gavrila pun kembali ke kamarnya untuk bersiap kekantor).

            Walaupun tersenyum, Adistia merasakan sesak didada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Walaupun tersenyum, Adistia merasakan sesak didada. Melihat suaminya dicintai oleh wanita lain. Apalagi berasal dari masa lalunya. Dan ia tahu sebenarnya Andra masih menyimpan rasa meskipun tidak pernah terucap.

"Mengapa hanya begini rasanya sesak. Bagaimana jika mas Andra suatu saat kembali pada Felysia kemudian meninggalkanku. Apakah aku sanggup melupakannya. Apa yang harus aku lakukan. Aku sadar, akulah yang menjadi tembok penghalang hubungan mereka." (Puluhan pertanyaan timbul dibenak Adistia, tanpa sadar tangannya terkena api kompor).

"Aaaawwww... " (Adistia mengibaskan tangannya dengan meringis kesakitan).

"Sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang... Sayang kenapa... Sini coba lihat."(Kebetulan Andra turun, ia langsung menghampiri istrinya. Memegang tangannya dan membasahinya dengan air kran).

" Nggak papa mas... Aaaawww... "

"Sebentar kamu diam disini.. Aku ambil salep. "

"Nggak usah mas.. Mas.. " (Andra sudah lari dan kembali dengan membawa salep khusus kebakar).

"Duduk sini... Aku obatin dulu. " (Dengan pelan-pelan Andra mengoleskan salep luka bakar dijari Adistia).

"Aaawww... Pelan-pelan mas.. "

"Iya.. Ini udah pelan-pelan.. Makanya kamu jangan nurutin anak manja itu.. Jadinya begini kan.. Lain kali kalau masak hati-hati jangan sambil melamun.. Untung nggak sampai melepuh atau lebih.. Gimana kalau sampai kebakaran tadi? "

"Iya maaf... Jadi mas lebih sayang sama rumah ini? "

"Siapa bilang.. Mau rumah ini kebakaran atau roboh yang aku takutkan kamu terluka... Sudah berapa kali mas katakan, mas hanya takut kehilangan kamu... Sudah jangan masak lagi biar bibi yang melanjutkan. "

MY BELOVED DOCTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang