EPISODE 39

1.3K 47 8
                                    

          Rayhan pulang ke kantornya dengan perasaan kesal. Ia merasa jika pertemuan dengan Gavrila adalah rencana untuk mempermalukan dirinya. Sindiran Gavrila membuatnya naik pitam.

"Aaarrrgggg tunggu pembalasan gw Gavrila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaarrrgggg tunggu pembalasan gw Gavrila. Gw tahu lu sengaja membeberkan kasus korupsi diperusahaan lu untuk memancing gw agar tunduk dan takluk dengan lu. Tapi jangan harap. Sampai kapanpun gw nggak akan mengakui dan nggak akan menyerah. Perusahaan lu harus jatuh ditangan gw bagaimana pun dan apapun caranya. Nggak akan gw biarin kalian bersenang-senang!!!!! "

"Pak lalu apa yang akan kita lakukan. Mereka sepertinya sudah mengetahui jika bapaklah yang menyuruh Hartono untuk melakukan korupsi? "

"Diam!!!! Biarkan mereka tahu. Tapi tanpa bukti, mereka tidak bisa  mengakuinya. Hanyalah sebatas tuduhan yang mereka ujarkan. "

"Maksud bapak, sudah jelas ada buktinya. "

"Bodoh!!!!! Hapus buktinya jangan sampai ada yang tersisa. "

"Hah... Jadi kita harus membunuh Hartono?"

"Salah satunya... Dia telah berkhianat pantas untuk mati! Hapus semua bukti fisik maupun non fisik.. Jangan sampai mereka memiliki bukti lain untuk menjebloskan kita ke penjara... Siapapun pemilik bukti korupsi Hartono atas nama perusahaan ini lenyapkan.. Hapus semua jejak kecil sekalipun!!!! "

"Ba... Baik bos. "

"Hahaha Gavrila... Gavrila lu hanya akan gigit jari dengan rencana lu sendiri... Lu nggak bakal bisa nyentuh gw apalagi jeblosin gw ke penjara... " (Rayhan tersenyum menyeringai).

💐

           Adistia menjalani hari-hari seperti biasa. Sudah hampir 1 minggu ia tidak mendapatkan teror. Entah kenapa si peneror tidak beraksi kembali. Mungkinkah karena penjagaan di kediaman Andra yang sangat ketat.

"Sayang aku berangkat kerja dulu ya?" (Pamit Andra pada Adistia).

"Iya mas hati-hati... Oh iya mas mau dimasakin apa? "

"Apa ajalah sayang... Terserah kamu... Apapun masakan kamu aku akan tetap memakannya. "

"Baiklah... Baiklah.. Oh iya hampir lupa.. Ini bekal mas ketinggalan. "

"Iya terimakasih ya sayang. Aku berangkat. Hati-hati dirumah. " (Andra mengecup kening istrinya sebelum pergi kerumah sakit).

"Iya mas.. Daaaa.. " (Adistia melambaikan tangannya ketika mobil Andra melaju meninggalkan halaman).

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY BELOVED DOCTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang