EPISODE 43

1.1K 39 4
                                    

             Andra merasa khawatir karena Gavrila belum pulang juga padahal jam menunjukkan dini hari. Perasaannya menjadi tidak tenang. Takut suatu hal buruk menimpa sang adik. Apalagi memang banyak yang mengincar nyawa keduanya karena kekuasaan. Andra mondar-mandir di kamarnya dengan menatap layar ponsel berharap Gavrila atau anak buahnya memberi kabar. Namun tak ada kabar apapun dari mereka. Tidak mungkin jika Andra pergi tanpa memberi tahu dan tidak mungkin juga Gavrila tidak pulang kerumah. Walaupun nongkrong sampai tengah malam tetapi Gavrila selalu pulang sebelum jam 1. Kali ini sudah jam 1 lebih tapi tak ada tanda-tanda Gavrila pulang.

"Emmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emmm... Mas... Hoamzz.. Mas belum tidur.. Kenapa muka mas khawatir begitu?" (Adistia terbangun karena merasakan suaminya tak ada disampingnya).

"Sayang... Kenapa kamu bangun? Ini masih dini hari. "

"Aku kira mas kemana... Ada apa mas?" (Adistia bersandar di tepi ranjang).

"Gavrila belum pulang jam segini HP nya juga nggak aktif sayang. "

"Tumben padahal dia janji nggak akan pulang larut malam kalau nggak ada kepentingan. Mas udah coba tanya teman-temannya, kalik aja nginep dirumah temannya atau di apartement. "

"Udah sayang tapi nggak ada yang tahu. Mas takut Gavrila kenapa-napa. Kamu tahu banyak yang mengincar kami apalagi dengan sifat Gavrila, banyak yang tidak menyukainya. "

"Mas jangan berpikir macam-macam. Coba cari tahu dulu. Bisa aja lagi dimana gitu sekarang terus ponselnya lowbet. Atau nggak kenapa mas nggak lacak aja dimana Gavrila sekarang berada kan kita bisa nyusul dia mas? "

"Iya kenapa aku nggak kepikiran ya. Kamu memang istriku yang pintar eh tapi kapan Gavrila janji sama kamu. Dia janji apa aja?" (Andra membelai pipi Adistia).

"Udah lama mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah lama mas. Dia janji nggak akan pulang larut malam. Dan dia juga janji nggak akan main dengan sembarang perempuan. "

"Kok bisa janji sama kamu? " (Andra menatap Adistia penuh selidik).

"Iya emang kenapa... Aku coba nasehatin dia mas biar nggak pulang larut malam.. Dia banyak kerjaan tubuh dan fikirannya perlu diistirahatkan... Kalau nggak ada yang penting kan lebih baik pulang mas.. Udah deh jangan berpikir macam-macam. "

"Hmmm."

"Udah sana coba lacak deh. "

"Iya iya huhf."

"Ututu jangan marah donk suami... Eh mas tungguinnnnn.. Ikuttt... "

"Nggak usah.. Kamu tidur aja. "

"Nggak mau... Ikutttt.. Bangunin ihhh.."

           Andra memutar tubuhnya kemudian menghampiri Adistia yang masih setia bersandar dikepala ranjang. Ia mengulurkan tangannya dan menarik tangan sang istri hingga bangun. Tetapi karena Andra menarik terlalu kuat, Adistia jatuh menimpa tubuhnya. Pandangan keduanya saling bertemu. Dalam waktu cukup lama mereka saling pandang. Andra mendekatkan bibirnya begitupun Adistia. Terjadilah peraduan bibir hingga Adistia merasa kehabisan oksigen. Ia memukul-mukul dada Andra untuk menyadarkan pria tersebut. Andra menghentikan lumatannya dan menatap gemas istrinya yang terlihat kesal.

"Mas mau bikin aku mati cepat ha?!!! "

"Siapa bilang.. Mana mungkin aku biarin kamu mati cepat. "

"Lhah itu tadi apa... Hampir aja aku mati kehabisan nafas. "

"Maaf sayang... Masak gitu aja ngambek... Kamu juga pengen. "

"Mana ada... Mas duluan tuh yang nyosor kayak bebek. "

"Kamu juga sama berarti. "

"Ya beda lah... Iissshhh dasar nyebelin.. Bebek tukang nyosor! "

"Biarin bibir kamu menggoda baby. " (Bisik Andra ditelinga Adistia).

"Apaan sih... Ihhh geli mas... Jadi nggak sih lacak keberadaan Gavrila? "

"Nggak jadi... Jadinya main sama kamu. "

"Bodoamat!!!! Ketempelan setan apa suamiku dini hari begini. "

"Ketempelan pesona kamu. " (Adistia yang merasa geli dengan tingkah suaminya cepat-cepat bangun. Ia langsung ngacir keluar kamar. Andra hanya terkekeh melihatnya. Ia kemudian menyusul Adistia keluar). "Sayang tungguin hahaha... "

"Sana jauh-jauh... Ntar aku ikut ketempelan." (Andra merangkul pinggang istrinya dan menariknya menempel pada dirinya).

"Siapa juga yang kerasukan. Mana ada kerasukan pengen berduaan dengan istrinya? "

"Ada tuh setan modus kayak mas. "

"Kalau aku setan kenapa mau sama aku? "

"Terlanjur."

"Dasar.. " (Dengan gemasnya Andra mencubit hidung Adistia yang akhirnya mendapat hadiah sebuah pukulan di dadanya).

             Keduanya menuju ke ruang tamu. Andra terlebih dahulu memanggil salah satu karyawan yang bernama Rendy yang juga termasuk anak buah handalnya. Rendy ahli mengenai TIK sehingga dialah yang ditugaskan untuk melacak Gavrila.

💐

            Sementara itu, Gavrila sudah dalam keadaan babak belur. Hampir seluruh tubuhnya di penuhi luka memar. Ujung bibirnya pun membiru akibat pukulan yang dilayangkan untuknya. Gavrila seakan ingin menyerah tetapi ia sadar seorang Gavrila tidak boleh menyerah. Ia harus mencari cara untuk keluar.

            Gavrila berusaha membuka tali yang mengikatnya tapi sia-sia karena tali tersebut sangat kuat. Ia berpikir bagaimana caranya melepaskan diri saat ini. Tidak mungkin ia akan diam saja. Setidaknya ia bisa terlepas dari tali yang mengikatnya dan meminta bantuan anak buahnya untuk membalas perlakuan Rayhan padanya. Gavrila mengedarkan pandangan kesekitar untuk mencari benda yang bisa memotong tali pengikatnya. Pandangannya terfokus pada besi runcing disamping. Ia melihat anak buah Rayhan tertidur lelap. Dengan perlahan-lahan Gavrila menyeret kursinya untuk dekat dengan besi runcing tersebut.

           Saat sudah tepat didepan besi runcing tersebut, Gavrila menggesekkan bagian tali pengikat ditangannya. Walaupun tidak kunjung berhasil tapi Gavrila tidak menyerah. Hingga akhirnya tali yang mengikatnya putus. Gavrila sedikit bernafas lega. Setelah tali ditangannya putus, ia segera melepaskan tali pengikat dikakinya. Tapi sial anak buah Rayhan terbangun. Anak buah Rayhan menyadari Gavrila sudah lepas dari tali pengikatnya maka ia bangun dan menghajar Gavrila. Dengan sisa tenaganya Gavrila tetap melawan. Beberapa kali Gavrila jatuh tersungkur tapi kali ini ia akan bertarung dan mengabaikan darah yang mengalir dari ujung keningnya. Sebelumnya Gavrila mengambil benda pipih disakunya dan mengirimkan lokasi dirinya pada Andra juga kepada anak buahnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY BELOVED DOCTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang