EPISODE 19

5.6K 128 9
                                    

         Andra dan Adistia sudah berada di kamarnya. Posisi Andra menindih Adistia. Adistia pun berusaha memberontak tetapi tenaganya tak cukup kuat. Ia tetap kalah dengan Andra. Kini Adistia hanya bisa pasrah. Andra hendak melepas dasinya tetapi ditahan oleh Adistia.

"Mas.. Mas jangan lakukan sekarang.. Plizzz!!! "

"Kenapa memangnya? "

"A.. Aku.. Aku belum siap.. Aku takut.. Sakit.."

"Nggak sakit... Kamu akan menikmatinya sayang. "

"Tapi mas... Jangan sekarang... "

"Aku menginginkanmu sekarang sayang. Dan kamu sudah janji untuk memenuhi permintaanku bukan? "

"Tapi mas.. "

"Tenanglah aku janji tidak akan berbuat kasar. Sayang aku mencintaimu. Aku ingin memilikimu seutuhnya. Keinginanmu mendapatkan anak dariku akan segera terwujud. "

"Da.. Darimana.. Mas.. Mas tahu? "

"Itu tidak penting. Sayang aku juga menginginkan seorang anak darimu."

"Benarkah mas? " (Andra tersenyum dan menganggukkan kepala).

          Andra melepas jaz dan kemeja yang digunakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Andra melepas jaz dan kemeja yang digunakannya. Ia memulai dengan mencumbui Adistia. Setelah puas, Andra mencium bibir istrinya tetapi semakin lama ciuman keduanya semakin panas. Adistia memukul dada bidang suaminya karena habisan nafas. Andra pun menghentikan lumatan di bibir Adistia.

"Mas... Mas.. Cukup... " (Ucap Adistia terengah-engah).

"Ini masih pemanasan, ikuti saja permainanku sayang! "

"Hah... Tap.. Tapi mas.. "

"Percaya sama aku... Kalau sakit kamu boleh lampiaskan padaku.. Mengerti? " (Andra memandang manik mata Adistia dan meyakinkannya. Adistia hanya mengangguk. Setelah mendapat lampu hijau dari Adistia, Andra mencium kening istrinya dan melanjutkan aktivitasnya).

        Andra kembali mencumbui Adistia. Lama-kelamaan Adistia mulai terbuai. Ia pun masuk dalam permainan Andra. Tanpa disadari Adistia, tangan Andra sudah berada dibelakang punggung Adistia. Tangannya mencari resleting gaun Adistia. Setelah resleting terbuka, dengan sekali tarikan gaun itupun sudah terlepas dan menampilkan tubuh Adistia keseluruhan.

Tepat di malam yang sunyi nan sepi
Sepasang insan tengah melaksanakan kewajiban suci
Bintang dan bulan menjadi saksi
Bersatunya jiwa raga dan hati

Malam ini tak hanya sebuah mimpi
Namun semua nyata meninggalkan bukti
Melepas hasrat yang tertahan hingga kini
Melepas rindu jua birahi hingga pagi

Keringat menyatu dari kedua insan
Sebagai bukti malam yang panjang seakan diatas awan
Bergulat demi mencari kepuasan dan kemenangan
Mengutarakan kalimat indah disetiap pelampiasan

Hari ini menjadi malam yang tak terlupakan
Semua rasa bersatu dalam kenikmatan
Memberikan gambaran indahnya kerinduan
Memberikan makna arti perasaan nyaman

Hari ini menjadi malam yang tak terlupakanSemua rasa bersatu dalam kenikmatanMemberikan gambaran indahnya kerinduanMemberikan makna arti perasaan nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Waktu nyatanya begitu cepat berlalu. Sinar matahari telah menyapa membangunkan dari mimpi indah Andra. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ketika melihat kesamping pemandangan indah menyambutnya. Seorang perempuan yang semalam menemani nya menghabiskan malam panjang tidur dengan senyum manis di bibir nya. Masih teringat dengan jelas bagaimana mereka menghabiskan malam berdua.

        Andra beranjak memakai celana dan membuka tirai. Ia pun kembali keatas ranjang, ternyata Adistia sama sekali tak terusik oleh cahaya mentari. Mungkin karena terlalu lelah dengan aktivitas mereka semalam. Andra mengecup kening Adistia dan memandangi gadisnya, sesekali Andra tersenyum mengingat kejadian semalam.

"Eeuugghh mas.. Hoamzz.. " (Adistia sedikit terusik karena Andra membelai rambut panjangnya).

"Tidurlah jika masih mengantuk.. " (Ucap Andra lembut sembari membawa Adistia dalam pelukan hangatnya karena nampak gadis itu tengah kedinginan).

"Jam berapa mas? " (Tanya Adistia dengan mata yang masih terpejam dan tangan memeluk pinggang Andra).

"Jam 9."

"Hah... Apa.. Jam 9 aku bangun kesiangan... Aaaaaaaa.. " (Adistia terperanjat kaget, ia tambah kaget saat mendapati dirinya tanpa sehelai benangpun. Selimut yang ia gunakan ditariknya keatas untuk menutupi tubuhnya walaupun bagian belakang masih dapat Andra lihat dengan jelas).

"Kenapa sayang? "

"Apa yang sudah mas lakukan... Aaawwww.."

"Apakah kamu sudah melupakan apa yang terjadi semalam? Sini aku bantu pasti masih sakit kan? "

"Hah... Aaaaaa kenapa mas Andra lakukan.. Sana pergi!!! "

"Kalau nggak mau? " (Andra menarik Adistia kembali dalam dekapan nya).

"Ihhhh mas apaan sih. Lepasin!!! Aku malu."

"Kenapa harus malu aku sudah melihatnya."

"Mas Andraaaa nyebelinnn... Aaaawww sakit hiks hiks hiks. "

"Sini aku obatin! "

"Apa.. Ihhh nggak usah.. Sakit gini juga karena mas!!! "

"Maaf sayang. Beneran aku cuma mau ngobatin aja nggak macam-macam. "

"Nggak.. Nggak usah nanti juga sembuh sendiri.. Ambilkan bajuku!!! "

"Iya iya ampun galaknya.. Kalau masih marah-marah kita ulangi lagi seperti semalam.. Mau? "

"Hah.. Nggak mau.. Nyebelin banget sih. "

"Sebelum pakai baju.. Obatin dulu! "

"Nggak mau!!! "

"Mau dipaksa? "

"Nggak.. Tapi ingat ya jangan macam-macam! "

"Iya kalau nggak khilaf. "

"Mas Andra!!!! "

"Hahahaha iya iya sayang.. "

          Andra pun mengambil sebuah salep. Tak lupa sekalian membawa makanan untuk Adistia. Ia tahu istrinya sekarang pasti susah untuk berjalan karena bagian bawahnya masih terasa nyeri. Andra memberikan obat untuk Adistia tetapi hasratnya kembali naik. Alhasil, Andra kembali melakukannya. Dan Adistia hanya bisa pasrah dengan kemauan suaminya. Walaupun masih sedikit sakit namun apalah daya, Adistia terbuai suaminya sendiri.

MY BELOVED DOCTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang