Cerita ini berkisah tentang seorang remaja yang baru lulus sekolah harus menikah dengan seorang pria yang tidak pernah ia cintai. Mereka menikah atas permintaan kakaknya,saat itu tidak ada pilihan lain. Kakaknya menderita Leukemia dan sudah masuk fa...
"Bi.. Kak Adis mana... Ikan bakar pesanan ku udah jadi kan? " (Gavrila turun kedapur karena Adistia tak kunjung memanggilnya dan ia harus segera pergi kekantor).
"Sudah jadi tuan muda... Tapi non Adistia dibawa ke kamar oleh tuan muda Andra,karena jari non Adistia tadi terkena api. "
"Apa!!! Tapi kak Adis nggak papa kan bi.. Lukanya nggak serius kan? "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sepertinya tidak tuan. Tuan muda Andra tadi langsung mengobatinya. "
"Syukurlah.. Ya sudah saya makan dulu ya bi.. Bibi juga jangan lupa sarapan. "
"Baik tuan muda.. Nanti saya sarapan setelah menyelesaikan pekerjaan. "
"Jangan nanti-nanti bi.. Pekerjaan bisa diselesaikan nanti.. Bibi sekarang sarapan aja. "
"Baik terimakasih tuan muda. "
💐
Adistia kembali tertidur karena paksaan Andra. Ia tak diperbolehkan keluar kamar sama sekali. Andra juga tak melepas dekapan pada istrinya.
"Sayang maafkan aku.. Aku telah membuatmu cemburu.. Kamu tenang saja aku akan segera menyelesaikan Felysia agar kita kembali seperti dulu. " (Andra menatap Adistia yang tengah tertidur pulas, tangannya membelai pipi cantik istrinya).
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku. Sekarang hanya kamu yang mengerti diriku. Kamu yang selalu menguatkanku. Kamu alasan aku tetap bertahan dengan semua keadaan. Meskipun papa mama mungkin sudah melupakan aku tapi aku tidak pernah mempermasalahkan. Karena aku sudah punya kamu sayang."
Air mata lolos dari pelupuk mata Andra. Sedari kecil baik dirinya maupun Gavrila jarang bersama orangtuanya. Mereka sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak punya waktu untuk anak-anaknya. Sampai dewasa pun kedua orangtuanya seakan tak peduli, mereka menganggap anak-anaknya akan bertanggungjawab pada kehidupan masing-masing. Rasa kasih sayang yang kurang membuat Andra dan Gavrila tak pernah memikirkan orangtuanya saat ini dimana juga bagaimana. Demi menghilangkan rasa sepi Andra memilih fokus pada karir. Kedatangan Adistia membawa banyak perubahan pada Andra dan Gavrila. Keduanya menjadi sosok yang hangat dan tidak pernah murung lagi seperti dahulu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Andra teringat bagaimana masa kecil yang ia habiskan hanya untuk belajar dan belajar. Karena orangtuanya selalu menuntut anaknya mendapatkan prestasi disekolah. Andra sendiri jarang bermain dengan teman-temannya. Teman yang selalu bersamanya hanya buku. Rasa kecewa pada orangtuanya kian makin besar kalau sebuah tragedi menimpa Gavrila. Ketika masih SMP, Gavrila pernah mengalami kecelakaan. Ia ditabrak sebuah mobil. Nyawanya hampir mama yang. Gavrila segera dibawa kerumah sakit. Namun orangtuanya tidak pernah menemaninya dengan dalih sibuk pekerjaan diluar negeri. Andra sudah memohon agar sang mama meluangkan waktu untuknya dan Gavrila. Tapi mamanya tetap bersikeras pergi ke luar negeri demi pekerjaan. Andra hanya diberikan uang. Sejak saat itu ketika orangtuanya pulang, Andra memilih menghindar. Ia tidak mau bertemu orangtuanya. Bahkan Andra menganggap ia anak yang ditelantarkan hanya demi sebuah uang.
"Eeeuugghh mas... Mas kenapa.. Mas nangis? " (Adistia terbangun, membuat Andra terbuyar dari lamunannya).
"Eh sayang... Nggak siapa bilang mas nangis... Kenapa kamu bangun tidur lagi ya? "
"Serius... Bilang mas kalau ada apa-apa. "
"Nggak ada sayang... Diluar panas lebih baik kita tidur lagi aja. " (Andra menarik Adistia dalam dekapannya dan menyanyikan sebuah lagu. Adistia kembali tertidur dengan memeluk suaminya).
"Selamat tidur sayang. Aku akan selalu mencintaimu selamanya. Kita akan menua bersama. Membesarkan anak-anak kita bersama hingga mereka tumbuh dewasa." (Dikecupnya kening sang istri dengan lembut dan Andra pun ikut menyusul tidur).
💐
Felysia saat ini berada di sebuah restoran. Ia tengah menunggu seseorang. Setelah menunggu sekitar 15 menit seseorang yang telah membuat janji dengannya akhirnya datang. Orang tersebut jelas seorang pria, namun ia seakan menyembunyikan identitasnya dengan memakai jaket, topi dan masker hitam. Hanya Felysia yang tahu siapa pria ini.
"Sorry nunggu lama ya? " (Tanya seorang pria yang baru datang tersebut).
"Okay, no problem. What do you want to find me?"
"Santai aja... Kita udah lama nggak ketemu.. Apa salahnya ngobrol-ngobrol berdua."
"Gw tahu lu nemuin gw pasti karena suatu hal. "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oke oke... Lu sebenarnya masih cinta atau nggak dengan Andra? "
"Why are you asking? have nothing to do with you anymore!!! "
"Don't think badly of me. I can help you get Andra back. "
"I don't believe it, don't you always support Andra? You definitely want to trap me ... you want me to stay away from Andra and let that seductive woman win?"
"Hahaha... Dugaan lu salah besar Fel... Mungkin dulu gw dukung Andra tapi sekarang nggak.. Lu mau tahu kenapa? Karena gw mencintai Adistia!!! "
"Gw tetap nggak percaya... Jangan kira mudah jebak gw dengan tipuan dan rayuan lu!!!! "
"Lu mau tahu siapa yang sebenarnya nyuruh Rayhan hancurin Gavrila dan Andra? Itu gw dan gw juga yang neror Adistia. Gw nggak rela Adistia bahagia dengan Andra. Jadi bagaimana kalau kita kerjasama. "
"Do you really like that country girl?"
"Terserah lu nganggep Adistia cewek kampungan atau apa. Yang pasti gw suka dia dan gw mencintai nya. Sebelum Andra menikah dengan Adistia, gw udah lebih dulu menyukainya. Tapi Aksa lebih milih Andra. "
"Lalu kenapa lu mau hancurin Andra?!! "
"Karena Andra udah sia-siain Adistia. Gw nggak rela Adistia disakitin. Jadi gimana lu mau bekerjasama? Gw pastikan lu bisa dapetin kembali Andra. "
"okay ,,, this time I trust you. But if you lie or trap me .. I will reveal your identity, including your actions in front of everyone!" (Keduanya berjabat tangan dan laki-laki tersebut tersenyum puas).