Andra sudah berangkat dari bandara menuju salah satu rumah sakit di Surabaya untuk menjalankan tugas. Sementara Adistia berada dirumah bersama Fabricia. Adistia terus mengajak Fabricia untuk keluar, namun Fabricia tidak mengizinkan. Ia tahu nyawa Adistia tidak aman untuk saat ini apalagi Andra tak berada dirumah.
"Fa... Gw belanja dulu ya? "
"Seriusan Dis.. Emang lu nggak takut peneror itu ngikutin lu terus bawa lu pergi?"
"Udahlah gw baik-baik aja... Lu nggak usah khawatir berlebihan ah.. Udah ya gw belanja ke minimarket terdekat kok. "
"Gw ikut.. Gw nggak bisa biarin lu pergi sendiri. "
"Terserah lu aja... "
"Oke oke gw siap-siap dulu.. "
"Ya udah sana. "
Adistia pergi kekamarnya untuk bersiap. Setelah selesai ia kembali turun dan mengajak Fabricia untuk belanja bulanan. Saat keluar, bodyguard yang ditugaskan oleh Andra untuk menjaga Adistia secara pribadi segera menghampirinya.
"Maaf nona muda.. Anda mau kemana?" (Tanya salah satu bodyguard).
"Saya mau belanja ke minimarket. "
"Tidak bisa nona muda.. Nona muda tidak diizinkan tuan muda untuk keluar.. Tolong nona muda kembali masuk! "
"Tidak bisa.. Saya hanya belanja bukan keluar main atau kemana.. Lagipula saya bersama Fabricia tidak sendiri. "
"Baiklah kalau begitu tapi kami harus ikut mengawal nona muda!!! " (Tegas bodyguard).
Adistia malas untuk berdebat akhirnya ia mengizinkan bodyguard tersebut untuk mengawalnya. "Terserah kalian!" (Sesampainya di minimarket ia menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak hanya ke minimarket ia terus dikawal 2 bodyguard dibelakangnya).
"Kalian disini saja.. Saya mau ke toilet sebentar! " (Titah Adistia).
"Tapi kami harus mengawal anda nona muda. Kami tidak bisa membiarkan anda sendirian. "
"Maksud kalian.. Kalian mau ikut ke dalam toilet.. Oh mau saya laporkan ke mas Andra? " (Ancam Adistia pada kedua bodyguard).
"Tidak.. Tidak nona muda.. Silahkan.. "
"Emmm.. Fa gw ke toilet sebentar ya? "
"Lu nggak mau gw temenin juga nih? "
"Nggak usah... Kalau ada apa-apa gw telfon lu. "
"Oke hati-hati ya.. "
"Iyaaaa... "
Adistia pergi ke toilet sendirian. Tanpa disadarinya ada seseorang yang terus mengikutinya hingga ke toilet. Merasa ada yang mengawasi, Adistia pun waspada. Tetapi ia menyembunyikan rasa curiganya, ia pun tetap bersikap biasa saja. Ketika keluar dari toilet. Seseorang menabrak Adistia. Orang tersebut tak menampakkan wajahnya. Tetapi dari posturnya adalah laki-laki. Dia menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya juga menggunakan jaket.
"Maaf... Maaf.. Saya tidak sengaja. " (Ucap orang tersebut yang ternyata benar adalah seorang pria).
"Tidak apa-apa... Saya permisi.. " (Jawab Adistia yang mulai was-was).
"Tunggu... Kamu Adistia kan..Istri dari dokter Ganendra? "
Langkah Adistia terhenti. "Darimana anda tahu? "
"Saya tahu tentang diri anda juga keluarga anda.. Bahkan masa lalu anda dengan baik."
"Siapa kamu ha? Tunjukkan wajahmu bila kamu bukan pengecut!!! "
"Belum saatnya kamu tahu. "
"Apa maksud mu sebenarnya ha?!!! "
Laki-laki tersebut terus maju hingga Adistia terdesak. Ia juga menghimpit tubuh Adistia ketembok. "Tentu saja untuk mendapatkanmu. Karena aku sudah lama memendam rasa kepadamu, tapi kakakmu memilih Andra untuk menjadi suamimu. Dan kamu pun sekarang mencintainya. Kamu tidak pernah sadar ada orang lain yang memperhatikanmu! "
"Lepaskan aku!!!! Aku tidak sudi denganmu. Aku hanya mencintai mas Andra dan sampai kapanpun aku akan tetap mencintainya!!! "
"Benarkah... Kamu belum tahu kan siapa Andra sebenarnya dan bagaimana perilakunya diluar.. Bisa saja dia sekarang bersama wanita lain dan bersenang-senang karena jauh darimu. "
"Tidak mungkin.. Aku lebih percaya kepada mas Andra daripada kamu.. Cepat lepaskan atau aku teriak!!!! " (Adistia meninggikan suaranya).
"Teriaklah jika mau Fabricia mati dan juga suamimu celaka!!!! "
"Jangan... Jangan sakiti mereka.. Urusanmu denganku bukan mereka... Jika berani tunjukkan wajahmu kita berhadapan!!! "
"Sudah aku katakan belum saatnya. Dan jika berani kamu melapor pada suamimu. Jangan harap Andra kembali dengan selamat!!!! "
"Lepaskan!!!! "
"Tidak akan aku lepaskan sebelum mendapatkanmu!!!! "
"Dis... Adis.. Lu baik-baik aja kan?" (Fabricia menyusul Adistia ke toilet tetapi ia hanya mendapati Adistia sendirian didepan cermin toilet).
"Iya.. Iya gw baik-baik aja. " (Adistia menetralkan dirinya agar terlihat tidak ada apa-apa).
"Serius lu baik-baik aja... Nggak ada yang ganggu lu kan? "
"Nggak.. Nggak ada. "
"Dis jangan bohong!!! "
"Beneran nggak ada apa-apa.. "
"Terus kenapa lu tadi lama banget ditoilet?"
"Oh itu.. Perut gw.. Perut gw tiba-tiba mules. "
"Ya ampun Dis...Terus gimana sekarang.. Masih mules.. Kita ke rumah sakit ya balik dari sini? "
"Nggak usah.. Ini udah mendingan.. Kita pulang aja ya Fa? "
"Nggak!!! Lu harus dibawa kerumah sakit. Kalau Andra sampai tahu dia bisa marah sama gw. "
"Udahlah mungkin gw salah makan aja. Pulang aja yuk. Gw capek. " (Adistia langsung menarik Fabricia keluar toilet).
"Dis... Lu harus diperiksa!!! "
"Nggak mau.. Istirahat aja udah ntar ilang sendiri... Lu kayak nggak tau gw deh.. Gw kan emang gini kalau salah makan. "
"Makanya lu harus dibawa kerumah sakit. "
"Nggak mau.. Lu maksa gw suruh pulang ke rumah lu sendiri ntar.. Mau? "
"Gw kan harus jaga lu Dis. "
"Makanya pulang aja lah.. "
Fabricia hanya menghela nafas. Sahabatnya ini memang keras kepala. "Oke oke kita pulang. Tapi serius lu nggak diganggu siapapun? "
"Nggak kanjeng ibu ratu. "
"Ya udah kita pulang. Sampai rumah nurut sama gw. Minum obat, istirahat. "
"Iya iya terserah lu... "
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED DOCTOR
RomanceCerita ini berkisah tentang seorang remaja yang baru lulus sekolah harus menikah dengan seorang pria yang tidak pernah ia cintai. Mereka menikah atas permintaan kakaknya,saat itu tidak ada pilihan lain. Kakaknya menderita Leukemia dan sudah masuk fa...