EPISODE 8

7.2K 177 16
                                    

         Sudah 2 minggu Andra dan Adistia tidak saling bicara bahkan tidak saling tegur sapa. Walaupun tinggal seatap dan sekamar tapi mereka bagai orang asing. Gavrila sendiri sudah menjelaskannya tetapi Andra tidak memperdulikannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Seperti sarapan pagi ini, tidak ada suara dimeja makan hanya dentingan garpu dan sendok yang saling beradu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Seperti sarapan pagi ini, tidak ada suara dimeja makan hanya dentingan garpu dan sendok yang saling beradu. Andra dan Adistia memilih sama-sama diam. Tetapi Gavrila yang bosan dan jengah dengan keduanya.

"Sampai kapan kalian berdua akan diam-diaman seperti anak kecil? "

"Kalian ini sudah sama-sama dewasa tapi sikap bak anak kecil tidak ada yang mau mengalah. Tolonglah ego sedikit diturunkan. Kalau begini terus bagaimana kalian dekat, bagaimana kalian bisa saling mencintai. Kalian sudah menikah. Ayolah saling meminta maaf perbaiki dan mulai lagi dari awal. "

"Baiklah.. Baiklah ngomong sama tembok.. Besok ngomong sama setan kayaknya lebih didengerin. "

          Gavrila merasa kesal karena ucapannya tidak mendapat respon dari Andra maupun Adistia. Selesai makan Gavrila meninggalkan keduanya, kebetulan hari ini weekend Gavrila memilih kembali kekamarnya untuk tiduran.
Andra dan Adistia belum selesai makan. Mereka tetap diam, tetapi Adistia lama-lama merasa tidak nyaman. Ia pun segera menyelesaikan makannya.

"Mas saya permisi. Saya sudah selesai makan. "

"Ya! "

          Andra ternyata juga ikut menyelesaikan makannya. Ia meninggalkan meja makan begitu saja. Adistia pun hanya bisa menghela nafas. Seakan sudah terbiasa dengan sikap Andra, Adistia tak memikirkan laki-laki itu. Ia dengan cekatan merapikan meja makan. Setelah selesai ia menuju ruang keluarga. Ternyata disana ada Andra yang tengah menonton televisi.

"Tumben mas Andra disini? " (Batin Adistia, ia kemudian duduk disofa yang berbeda dengan Andra. Adistia fokus dengan HP-nya).

"Dis? " (Panggil Andra).

"Ya! " (Adistia menjawab seperti jawaban Andra padanya. Ia sedikit kaget tumben Andra memanggil dirinya).

"Kalau dipanggil jawab yang benar! "

"Memangnya mas jawab dengan benar? "

"Terserah!!! Ambilkan DVD itu! " (Andra menunjuk pada salah satu DVD diatas nakas).

Adistia menghela nafas, ternyata Andra memanggilnya hanya untuk menyuruhnya. "Nih... "

        Adistia kembali fokus ke HP nya setelah memberikan DVD pada Andra, DVD tersebut adalah DVD box officeoffice favorit Andra. Adistia menonton sebentar tetapi ia tidak suka.

"Nggak seru! " (Ucap Adistia sebelum kembali menatap layar HP nya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak seru! " (Ucap Adistia sebelum kembali menatap layar HP nya).

       Andra hanya melirik sebentar pada Adistia. Segera ia mengalihkan pandangannya. Bagaimana tidak posisi duduk Adistia menggoda iman Andra. Ia laki-laki normal yang sebenarnya menginginkan gadis tersebut yang telah sah menjadi istrinya.

"Apakah kau tidak memiliki baju lain?" (Tanya Andra sesekali melirik Adistia).

"Memangnya kenapa.. Salah? "

"Terserah!!! "

"Hahahahaa kasihan amat sih lu kak.. " (Gavrila ternyata sedari tadi memperhatikan Andra).

         Andra melempar selimut untuk menutupi paha Adistia dari pandangan Gavrila.

"Apaan sih mas. "

"Kenapa ditutupin kak. . Bukannya kakak menginginkannya hahaha... "

"Diam kamu!!! " (Ucap tegas Andra).

       Adistia mengerti kemana arah pembicaraan mereka. Ia pun meninggalkan keduanya dan langsung ngacir kekamar.

"Dasar pria gila semua. Adik kakak sama-sama mesum! " (Gerutu Adistia).

"Nih susulin Adistia kak... Jangan ditahan mulu hahahaha... " (Gavrila semakin semangat menggoda Andra).

"Gavrila jaga ucapan mu!!! "

"Apaan sih kak hahhaha kenyataan. Kalau pengen minta aja kalik hahaha.. "

        Andra kesal dengan godaan Gavrila yang semakin menyudutkannya. Ia pun meninggalkan Gavrila dan kembali kekamarnya. Andra tidak menyadari jika Adistia masuk ke kamar juga.

"Mas ngapain ngikutin kesini? "

"Terserah ini kamar saya. "

"Yayaya terserah juga! " (Andra mendekat ke arah Adistia hingga Adistia terperanjat kaget tetapi pinggang nya sudah dipegang oleh Andra).

"Mmm.. Mas.. Apa yang mau.. Mas.. Lakukan? " (Adistia menatap Andra yang tengah berada diatas tubuhnya).

"Apakah kamu sengaja menggoda saya? "

"Hah... Ti.. Tidak mas.. Maaf.. "

"Jangan bohong kamu sengaja kan? "

"Tidak masss... "

"Bilang saja apakah kamu menginginkan saya? "

"Tidak... Tidak mas.. Bukan.. Bukan maksud ku begitu.. Aku tidak sengaja. "

"Benarkah? " (Andra memegang pipi Adistia membuat Adistia salah tingkah).

"I.. Iya mas.. Sebentar aku mau ke toilet dulu. " (Adistia mendorong Andra kemudian berlari ke kamar mandi).

"Adis... Adis.. " (Andra hanya menujukkan senyum smirknya).

"Apa yang akan mas Andra lakukan. Apakah dia akan meminta hak nya sekarang. Tapi.. Tapi aku tidak siap. Bagaimana ini. Dia suamiku sudah seharusnya aku melayaninya tetapi aku tidak siap sekarang." (Ucap Adistia sembari mengatur nafasnya. Ia keluar kamar mandi dengan langkah kecilnya).

MY BELOVED DOCTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang