Andra masuk kamarnya dan mambanting pintu setelah itu ia juga menguncinya. Adistia pun hanya bisa menangis ketakutan. Tanpa rasa iba, Andra melempar tubuh Adistia ke kasur. Andra yang sudah dikuasai amarah melepas pakaian atasnya hingga telanjang dada. Ia pun langsung mengungkung Adistia dibawahnya.
"Mas.. Apa yang mau mas lakukan... Jangan mas aku mohon... "
"Kau sudah berselingkuh di rumah ini. Kau harus mendapat hukuman! "
"Jangan mas.. Aku minta maaf.. Mas aku mohon jangan... Jangan mas.. " (Andra merobek paksa baju tidur Adistia bagian atasnya).
"Jika orang lain saja bisa menikmati tubuhmu kanapa aku tidak hah?!!! "
"Mas ampun.. Jangan... Aku tidak pernah melakukannya dengan siapapun hiks hiks hiks.. "
"Bohong... Katakan saja sudah berapa laki-laki yang tidur dengan mu setiap malam. Berapa laki-laki yang menjamah dan menikmati tubuh indahmu. Berapa yang mereka bayar untuk menyentuhmu bahkan menikmati tubuhmu. Ayo jawab!!!"
(Plakkk). Tanparan sempurna mendarat di pipi Andra hingga mengalir darah diujung bibirnya."Mas jangan sekali-kali merendahkan harga diri saya. Saya masih punya malu mas. Saya punya harga diri. Saya tidak pernah menjual bahkan merelakan tubuh saya untuk orang lain. Saya bukan perempuan murahan mas!!!! Saya bukan jalang yang mas setiap waktu sewa untuk memuaskan mas!!! Saya bukan wanita rendahan seperti yang mas pikirkan!!!! "
"Kau berani menguji kesabaranku?!!!
" (Andra pun tega mencekik Adistia).
"Jika mas.. Ti.. Dak.. Percaya.. Lebih.. Baik saya.. Mati.. Uhuk.. Uhuk... "
Andra pun segera melepas cekikannya. Ia juga turun dari tubuh Adistia dan memakai kembali bajunya. Tanpa meminta maaf atau merasa bersalah, Andra berbaring disamping Adistia tetapi dengan posisi membelakangi gadis itu.
Sementara Adistia segera menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Hatinya sangat sakit dengan pernyataan dari suaminya yang tega merendahkan harga dirinya. Ia juga membelakangi Andra dengan isak tangis yang tak tertahankan lagi. Sampai akhirnya ia pun tertidur karena lelah menangis. Andra sendiri tak bisa tidur setelah perlakuan kasarnya pada Adistia yang memang sudah keterlaluan. Tetapi ia juga tidak percaya dengan omongan istrinya.
💐
Pagi pun tiba. Sinar mentari menyinari kaca jendela. Sinarnya menembus diantara tirai kaca. Seorang pria mengerjap-ngerjapkan matanya ketika suara telfon berdering mengganggu indra pendengarnya."Hallo siapa? " (Tanya pria tersebut ketika mengangkat benda pipih dengan mata yang masih terpejam).
"Selamat pagi pak Gavrila saya Zanna. "
"Ada apa menelfon pagi-pagi buta begini? Menganggu waktu tidurku saja! "
"Mohon maaf Pak tapi sekarang sudah pukul 07.00 dan saya hanya mengingatkan bapak bahwasanya ada meeting penting hari ini dengan klien dari Amerika. "
"Baik-baik saya akan segera kekantor sekarang! "
Gavrila bangun dengan terpaksa. Ia bingung bagaimana bisa ada dikamarnya sendiri. Setelah mencoba mengingat-ingat Gavrila terlonjak dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan siap-siap, Gavrila turun menuju ruang makan. Ia berniat menemui Adistia tetapi tidak menemukan keberadaan gadis itu.
"Bi.. Dimana kak Adistia? " (Gavrila akhirnya bertanya pada salah satu pembantu rumah tangga rumahnya).
"Tidak tahu tuan muda... Nona muda belum turun dari tadi. "
"Gw bener-bener ceroboh kalau kakak lihat mati gw! "
"Mohon maaf tuan muda Gavrila kenapa? "
"Tidak apa-apa bi. "
"Nah itu nona muda Adistia. "
Gavrila pun menghampiri Adistia tetapi gadis itu seakan menghindarinya.
"Kak... Kak Adistia tunggu... Kakak maafin aku.. Aku beneran nggak sengaja.. Aku tidak sadar kak semalam.. Tolong maafin aku! "
"Tidak apa-apa mas saya mengerti. " (Jawab Adistia sembari berjalan menuju dapur).
"Apakah kak Adis marah padaku...Aku beneran nggak sengaja kak.. Aku tahu aku salah.. Aku tidak sepantasnya melakukan itu pada kakak. "
"Tidak masalah. Berangkatlah ini sudah siang! "
"Tapi sepertinya kakak marah. "
"Saya tidak marah. "
"Lalu kenapa menghindariku? "
"Mas Gavrila saya mau bersih-bersih. Lebih baik mas sarapan lalu berangkat kekantor. "
"Baiklah sekali lagi maafkan saya! "
"Saya sudah memaafkan mas. "
"Terimakasih kak... Aku pamit! "
"Iya."
Gavrila meninggalkan rumah untuk menuju kantor. Adistia sempat menatap kepergian Gavrila tak terasa air matanya menetes. Bayangan kejadian semalam benar-benar membuatnya kaget, marah, kecewa, semua menjadi satu. Walaupun mulut bisa berbohong tetapi hati tak mampu berbohong. Ingin rasanya ia meluapkan amarah pada Gavrila tetapi dipikir-pikir tidak ada gunanya. Toh laki-laki itu sudah meminta maaf padanya. Perihal Andra ia tak mau ambil pusing. Apa yang akan dilakukan Andra ia akan menerimanya sekalipun perceraian yang akan diputuskan Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED DOCTOR
RomanceCerita ini berkisah tentang seorang remaja yang baru lulus sekolah harus menikah dengan seorang pria yang tidak pernah ia cintai. Mereka menikah atas permintaan kakaknya,saat itu tidak ada pilihan lain. Kakaknya menderita Leukemia dan sudah masuk fa...