Malam itu, di ruang tamu.
"Plakkkk" sebuah tamparan melayang pada pipi seorang gadis yang kini tengah menangis.
"Sampai kapan kau akan membuat ayahmu tersiksa oleh alat alat rumah sakit" ucap seorang pria dengan nada tinggi
"Kau tak kasian pada ayahmu" "Ayahmu takan mungkin bertahan" bentaknya lagi, gadis itu hanya diam memengang sebelah pipinya yang masih terasa panas karna tamparan pria itu belum lagi tangan satunya mengepal erat
"Aku akan bilang pada rumah sakit__"
"Jika kau berani menyentuhnya, aku takan segan segan padamu " potong gadis itu dan lantas berjalan pergi.
~~~~~
5 tahun kemudian
Beberapa ambulans mulai berdatangan dengan pasien yang mereka bawa ke rumah sakit yang tak terlalu jauh dari lokasi kejadian. Hari ini adalah hari senin dan pada pagi ini juga sebuah kecelakaan beruntun terjadi hingga menyebabkan beberapa pengendara terluka, para perawat sibuk dengan orang orang yang mulai berdatangan.
"Dok. Jung kau tak memeriksa mereka" tanya seorang perawat bernama Lim Yoo Na, ia berada dibagian pendaftaran.
Dokter yang di tanya hanya diam berdiri dimeja pendaftaran sambil meneliti kertas para pasiennya.
"Dok. Jung, aku butuh bantuanmu" teriak dok. Wendy yang kini sedang menangani beberapa pasien.
Dok. Jung mengambil pulpen di saku jas putihnya, dan menuliskan sesuatu di kertas pasiennya itu.
"Dok. Jung .." teriak Wendy
"Ne ne .. aku kesana" jawabnya, ia kembali menyimpan pulpennya kesaku jas putihnya, memberikan lembaran kertas tadi pada perawat dan lantas berjalan menuju Wendy yang sedari tadi meneriakinya, namun langkahnya terhenti kala sebuah bangkar melewat kearahnya dengan seorang pasien yang sangat tak asing baginya, dengan segera ia mengambil alih pasien itu.
"Aahhkkk .." teriak pasien laki laki itu kala dok. Jung tiba-tiba menekan kaki kanannya yang terluka "Yaaaaa__" teriaknya lagi, namun teriakkannya terhenti kala manik matanya menatap seseorang yang sudah lama ia tak lihat, ia lantas menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit itu.
"Apa apaan ini" ucap dok. Jung yang membuat pria dengan seragam sekolah itu mengalihkan pandangannya kearah lain "Aku tanya apa apaan ini" ucapnya lagi sambil menekan luka itu.
"Aaahhkkk.. Yaaa nunaaaaa sakit" teriak pria itu.
Dok. Jung hanya menghela napas mendapati sang adik mendapat luka dikakinya.
"Katakan padaku apa apaan ini" tanya dok. Jung pada sang adik"Yerin, kau takan mengobatinya terlebih dahulu, kasian dia" ucap Suga seorang dokter yang membawa pasien pria ini.
"Dia takan mati hanya karna aku menanyainya"
"Aku akan mengurusnya, kau urus saja pasien lain" ucap Yerin pada Suga, dan Suga pun pergi setelahnya."Kau takan menjawab" ucapnya lagi dengan sedikit tinggi
"Mianhae" ucap Jungkook, adik dari dok. Jung Yerin
"Aku terjatuh dari motor"
"Ta-tapi.. bukan aku yang mengendari sepeda motor itu, aku hanya diajak"
"Dia menjemputku dirumah" jawabnya sambil murung"Berapa kali nuna katakan, jangan pernah menaiki sepeda motor" "Mengapa kau sangat keras kepala" Jungkook mendongkak dan mendapati mata sang kakak berkaca kaca
"Mianhae, aku janji.. takan menaikinya lagi" ucapnyaYerin mendengar itu mengalihkan pandangannya, menarik kursi dibelakang dan mulai mengobati luka pada kakinya.
Sementara Jungkook hanya memperhatikan wajah sang kakak yang terlihat ketakutan, ia juga sedikit menyesal karna tidak mendengarkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin