Yerin keluar dari ruangannya kala jam sekolah telah berakhir, tak lupa ia mengunci pintu sebelum akhirnya meninggalkan ruangannya dan berjalan keluar gedung sekolah.
Di depan gedung, Haechan dengan membawa tas Rin tengah berjalan sambil mengoceh akan kepergian gadis itu yang membolos di jam pelajaran saat ia di hukum oleh guru Min.
"Oh, dok. Jung.." langkah Yerin terhenti dan berbalik, manik matanya melihat siswa yang pernah ia temui. Haechan berlari menuju Yerin, "Dok. Jung bisakah saya menitipkan tas Rin" Yerin mengerutkan keningnya bingung "Memangnya kemana Rin" tanyanya
"Dia tiba tiba saja pergi dari kelas saat di hukum"
"Bahkan sampai membolos dan meninggalkan tasnya" jelas Haechan"Rin di hukum? Dan membolos" ucap Yerin dan mendapat anggukkan dari Haechan "Bisakah dok. Jung mengembalikan tas ini.."
"Karena aku akan pergi bermain dengan teman temanku""Baiklah" Yerin mengambil tas itu dari tangan Haechan "Terima kasih dok. Jung.." ucap Haechan dan berlari pergi setelahnya.
Yerin melihat tas putrinya, setelahnya ia menggantungnya di sebelah pundaknya dan berjalan pergi.
Di dalam bis, Yerin melihat isi buku milik Rin, melihat bagaimana ia belajar dan mengisi setiap soal yang di berikan oleh gurunya. Sesekali ia terseyum, saat nilai Rin sangat bagus bahkan ia tak melihat nilai kecil, semua nilainya sangat bagus.
"Clak" Yerin menutup hidungnya saat sebuah tetesan darah tiba tiba saja menetes dan mengenai buku Rin. Dengan segera, ia mengambil tissue, untuk mengelap hidungnya, setelahnya ia membersihkan bercak darah yang menetes pada buku Rin.
°°°
#FlashbackWendy tercengang kala sebuah foto di komputernya sangat buruk "Ya.. apa ini akibat kecelakaan itu" ucapnya pada Yerin yang saat ini menjadi pasiennya. Hari itu Yerin pergi ke rumah sakit karena ingin memeriksa kondisinya, dengan Wendy yang menjadi dokternya, karena ia ingin di tangani olehnya.
"Yerin.." ucap Wendy sedikit tinggi
"Oh.." jawab Yerin dan mendapat helaan napas dari Wendy yang tak percaya dengan hasil pemeriksaan temannya. Wendy memengang sebelah pinggangnya sambil melihat ke arah lain. "Katakan padaku, bagaimana kau bisa kecelakaan malam itu?" ucap Wendy
Yerin diam
"Yerin.. katakan padaku" Wendy kembali menghela napas "Bagaimana.." manik mata Wendy kembali pada monitor "Bagaimana bisa semua tubuhmu rusak seperti ini?"
"Bahkan.." Wendy menutup matanya, ia tak bisa melanjutkan ucapannya.Yerin terseyum miring "Apa separah itu?"
Wendy menghapus air mata yang tak sengaja menetes "Ya.." ia menghentikan ucapannya.
"Malam itu, pikiranku sangat kosong.. aku bahkan tak berfikir akan pergi sejauh itu dari jarak rumahku"
"Yang ada di pikiranku hanya ayahku.. aku harus menyelamatkannya"
"Hanya itu"
"Namun tiba tiba, dari arah belakang.. sebuah truk menghantamku, dan aku tak sadarkan diri"
"Aku mendengar dari Baekhyun"
"Saat aku di bawa ke rumah sakit, aku sempat tak bisa diselamatkan"
"Baekhyun datang tak lama dan menyuruh pihak rumah sakit untuk membawaku ke London""Itu terlalu beresiko" ucap Wendy
"Oh.."
"Karena itulah, ayah Baekhyun datang dan memberikan pertolongan"
"Setelah kondisiku mulai stabil, aku langsung di kirim ke London untuk melakukan operasi besar"Manik mata Wendy kembali pada monitor "Apa karena itu.. tulangmu di satukan"
Yerin berdehem "Sebagian tulang belakang ku hancur, bahkan organ dalamku juga rusak dan harus mendapatkan pendonor"
"Mereka berusaha menyelamatkanku, dan lihatlah sekarang aku baik baik saja bukan" Wendy mengepalkan sebelah tangannya, ia tak pernah tau hal semenakutkan ini yang terjadi pada temannya. Ia bisa saja tak selamat malam itu. Manik mata Wendy tak pernah lepas dari monitor, dimana disana terlihat jelas jika tulang Yerin terdapat patahan patahan yang di satukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin