Chapter 29

293 55 7
                                    

Hujan kini tengah membasahi seisi kota dengan derasnya serta petir yang mulai berbisik keras. Hari juga kini mulai gelap dan waktu menunjukkan pukul 8 malam. Mulut seorang gadis kini tengah meniupi secangkir coffie panas untuk mencoba membuat tubuhnya sedikit hangat dengan minuman yang ia pegang saat ini. Saat ini ia sedang duduk di sebuah cafe seorang diri, menunggu seseorang yang memanggilnya untuk datang ke cafe, dalam janjinya ia akan datang pukul 7 namun ini sudah lewat satu jam dari perjanjian.

Ia pun menyimpan gelas coffienya saat manik matanya melihat pria yang tengah berlari ke arahnya. "Maaf aku terlambat" ucapnya

"Itu sudah biasa" jawabnya, pria itu lantas duduk berhadapan dengan gadis itu.

Yerin, ia mengangkat tangannya untuk meminta pesanan yang sudah ia pesan sebelumnya. Tak lama pelayan pun datang dengan secangkir minuman hangat setelahnya ia pun pergi. "Minumlah, kau basah kuyup" ucapnya. Taehyung, pria itu pun membuka jaketnya dan mencoba menghangatkan tubuhnya dengan minuman hangat yang sudah di siapkan.

"Maaf, ban mobilku tiba tiba bocor dan__"

"Kau lari kemari" potong Yerin dan membuat pria itu menutup mulutnya berdehem untuk membenarkan ucapannya "Seharusnya kau mengirim pesan dan batalkan pertemuan ini, cuaca juga sedang buruk.. aku masih ada perkerjaan yang lebih penting, dan aku sudah menyia nyiakan satu jamku untuk duduk diam disini" jelas Yerin

Taehyung melihat gadis itu dengan penuh pertanyannya, ini pertama kalinya ia melihat gadis itu berkata dingin seperti ini. "Maaf, waktu satu jam mu menjadi sia sia karena menungguku" ucap Taehyung

Yerin meminum minumannya lagi

"Aku sudah melihat suratnya, dan.." Taehyung memberhentikan ucapannya, Yerin menyimpan minumannya dimeja "Kau sudah menanda tanganinya"
"Jika sudah, berikan padaku" jawab Yerin

"Apa hubungan kita berakhir seperti ini?" tanya Taehyung "Ohk" jawab Yerin dengan cepat.
"Lalu bagaimana dengan Rin"

"Dia sudah tinggal bersamamu, jadi aku serahkan padamu" jawab Yerin

Taehyung terus menatap gadis dihadapannya yang terus bersikap dingin terhadapnya

"Aku dengar, Jennie juga sudah kembali"
"Jadi.. aku bisa menyerahkanmu padanya lagi"

Taehyung mengerutkan keningnya "Apa maksudmu?"

"Sejak awal hubungan kita hanya sebatas teman, dan kau tiba tiba melamarku tepat satu tahun kau putus dengannya"
"Aku hanya berfikir, jika pernikahan__"

"Kau salah soal itu" potong Taehyung
"Hubungan kita selama satu tahun itu mungkin tanpa status"
"Tapi soal pernikahan ini, aku serius padamu.. jika kau ingin bukti, kau sudah melihat Rin bukan"
"Aku tidak tau mengapa kau tiba tiba seperti ini, tapi.. kau bukan Yerin yang aku kenal"
"Aku minta maaf jika aku menyakiti perasaanmu malam itu, hingga membuat mu pergi dari rumah"

"Kau tidak perlu meminta maaf soal malam itu, karena aku sudah melupakan kejadian itu" Yerin berdiri dari kursinya "Aku tidak mau jadi orang ketiga di antara kalian, kembalilah padanya aku tau kau masih menyukainya.. hubungan kita berakhir sampai disini" ia mengambil tasnya dan hendak berjalan pergi namun Taehyung menahannya "Baiklah, aku akan menuruti ucapanmu itu"
"Setelah aku menyerahkan surat itu, jangan berfikir kau bisa mendekati putriku" Yerin melotot kaget mendengar hal itu.
Taehyung beranjak dari duduknya, membawa jaketnya "Besok perayaan ulang tahunnya, itu hari terakhir kau bisa menemuinya" sambungnya dan berjalan pergi lebih dulu meninggalkan Yerin yang masih diam di tempatnya.

Yerin kini berdiri di luar cafe dengan hujan yang belum juga berhenti, ia masih memikirkan soal ucapan Taehyung yang melarangnya bertemu dengan putrinya "Sudahlah Yerin"
"Kau sudah menelantarkan mereka, kau tak boleh meminta lebih" ucapnya pada diri sendiri. Ia menghembuskan napasnya "Ini sudah keputusanmu, kesalahanmu karena meninggalkan mereka"
"Taehyung pasti membencimu Yerin" satu tetes air mata berhasil lolos dari pelupuk matanya "Ia pasti sangat membencimu" ucapnya sambil terisak, ia mengepal kedua tangannya "Ia pasti membencimu"
"Ia membencimu"
"Ia membencimu" ucapnya yang masih menangis.

Baekhyun yang berada di dalam mobil tak jauh dari cafe hanya bisa melihat gadis itu dari dalam mobil tanpa ingin mengganggunya. Walaupun ia sudah banyak bicara untuk mengatakan mengapa ia pergi namun gadis itu selalu melarangnya dan berkata jika pria itu pasti sangat membencinya karena sudah menelantarkan mereka.

Manik matanya melihat Yerin yang sudah mulai membaik karena ia sudah berjalan menghampiri mobil. Ia masuk kedalam mobil "Sepertinya itu tak berjalan baik" ucap Baekhyun saat Yerin sudah duduk di kursi sampingnya "Ia melarangku bertemu dengan Rin" jawab Yerin

"Aku sudah bilang padamu bukan"
"Mengapa kau sangat keras kepala bahwa pria itu membencimu" Baekhyun menarik gigi mobil dan menjalankannya "Yang aku lihat, pria itu baik baik saja, ia tak pernah membencimu"
"Seharusnya ini kesalahannya karena sudah membiarkanmu pergi malam itu" Yerin hanya diam dengan pandangan kosong, Baekhyun meliriknya sekilas dan ia pun diam tak bersuara "Aku harus bicara padanya" batin Baekhyun.

Hari pun telah berganti dengan cuaca yang lebih cerah dari kemarin. Saat ini Yerin dan Jungkook berada di ruangan sang ayah yang sudah mulai sedikit membaik. Jungkook yang melihat sang kakak tengah duduk diam di sofa pun lantas berjalan menghampirinya "Ada apa nuna" tanyanya yang melihatnya sedari tadi sedikit diam dan murung.

"Nuna sudah pindah dari apartement lama, dan kini nuna memiliki 3 kamar di rumah baru"
"Kau bisa pindah dari rumahnya dan pulang bersama nuna"
"Nuna juga akan bicara pada Jaehyun" ucap Yerin

"Itu bukan jawaban dari pertanyaanku nuna" ucap Jungkook

Yerin melihat sang adik yang tengah duduk di bantalan sofa sampingnya "Nuna tak mendengar pertanyaanku" ucap Jungkook

"Nuna tidak apa apa, hanya sedikit banyak pikiran" jawab Yerin

Jungkook merangkul leher sang kakak dan menempelkan kepalanya pada kepala sang kakak, pandangannya teralihkan pada sang ayah yang kini tengah tertidur setelah meminum obatnya. "Aku sangat berterima kasih padamu nuna.. aku bisa melihat ayah lagi sekarang"
"Dan kita bisa tinggal lagi bersama, aku sangat senang"
"Apa lagi aku mempunyai seorang kakak baru sekarang?"

Yerin hanya diam sambil menatap sang ayah

"Nuna, jika kau ada masalah.. katakanlah padaku, aku akan mendengarkannya sepanjang apapun cerita dan masalahmu"

Yerin berdehem "Nuna akan mengatakannya" ucapnya
"Nuna dan Taehyung sudah bercerai" Jungkook kaget, tangan yang tadi masih merangkul leher sang kakak pun terlepas "Mwo?"
"Bagaimana bisa?"
"Lalu apa nuna setuju"

"Nuna yang membuatnya tentu saja nuna menyetujuinya" jawab Yerin

"Ta-tapi mengapa"

Yerin berdiri dari duduknya, manik mata Jungkook masih menatap ke arah sang kakak. Yerin pun mengacak puncuk rambut sang adik tanpa berucap apa pun. "Nuna harus kembali sekarang"
"Nuna akan mengantarmu untuk membereskan barang barangmu"

"Nuna aku masih belum__" ucapannya terpotong saat Yerin sudah menghilang dari ruangan.

Irene yang sedang berjalan menelusuri lorong pun berpapasan dengan Yerin. "Yerin" ucapnya saat Yerin sudah berjalan melewatinya, mereka saling berhenti dan berbalik "Wae?" jawabnya

Yerin membulatkan mata kaget saat gadis yang tak jauh darinya tiba tiba berlutut "Apa yang kau lakukan?"
"Yaa.. Bae Irene" ucapnya lagi karena gadis itu tak menanggapi ucapannya, ia berjalan ke arahnya dan membantunya beranjak berdiri, karena ia takut jika orang orang yang berada di sana menganggap mereka aneh.

"Aku ingin minta maaf padamu"

"Tiba tiba? Ada apa?" ucap Yerin bingung

Irene menghela napas "Selama ini aku selalu membuatmu kesal dan bertingkah kasar, karena aku iri padamu"

Yerin diam menyimak

"Aku cape selalu bersaing denganmu"
"Aku menyerah" jelasnya

Yerin terseyum kecil mendengar ucapan temannya itu "Yaa walaupun kau memang sangat menyebalkan, tapi kau masih tetap temanku"
"Kau ingatkan bagaimana kita bertemu" Irene mengangguk dan menginyakannya "Disaat itu aku beruntung karena bisa mengenalmu dan Baekhyun, aku senang"

Irene melihatnya cukup lama, ia ingat betul saat pertama kali mereka bertemu. Pada saat itu pamannya Seok Jin membawanya ke rumah dan kebetulan dirinya berada disana, walaupun saat mereka bertemu mereka sangat tidak akur dan karena disitulah mereka saling mengenal.

"Jadi kau masih mau berteman denganku bukan" ledek Yerin

Irene melipat kedua tangannya didada "Ohk.. aku juga akan terus berusaha mengalahkanmu" balasnya, dan mereka berdua pun saling terseyum satu sama lain.

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang