Bel masuk sekolah Yongsan kini telah berbunyi. Yerin sebagai dokter pengganti sementara di sekolah ini pun telah tiba dan memperkenalkan dirinya pada guru guru yang lain. Dan saat ini kondisi sekolah sangat sepi karena jam pelajaran telah dimulai.
Karena lokasi klinik sekolah berdampingan dengan perpustakaan dan juga lapangan olah raga, sehingga ia bisa melihat setiap murid yang saat ini tengah berolah raga di pagi hari.
"Biaya.. itu alasanmu" ucapan Baekhyun kemarin masih membekas di pikirannya. Walaupun kini ia sudah menjadi dokter dan mendapatkan gaji yang cukup, namun hutangnya pada rumah sakit yang menangani ayahnya selama 10 tahun masih belum sepenuhnya terbayar. Dan walaupun Seok Jin melarangnya untuk membayar semua pengobatan ayahnya, namun ia tak bisa, ia tak mau jika harus membebani dan berhutang budi. Hal itu juga sudah janji yang telah ia ucapkan saat kecil, dimana ia berjanji akan mengganti dan membayar biaya pengobatan ayahnya.
Ditambah lagi dengan kecelakaan yang ia alami, yang membuat tubuhnya lumpuh total bahkan harus di rawat dan melakukan terapi. Itu semua Baekhyun yang membiayainya. Hal itu juga yang membuat ia harus menyimpan uangnya, belum lagi Jungkook yang harus melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi. Perkuliahan kedokteran tidaklah murah. Dan karena itulah, ia mulai berhenti memesan obat obatanya dan lebih baik menabung untuk masa depan adiknya.
Yerin hanya bisa menghela napas.
"Dokter.. Shin.." pandangan Yerin teralihkan ke belakang kala seseorang berteriak "Oh.." bingung siswi itu.
Yerin berjalan menghampirinya "Ada apa?" tanyanya
Siswi itu menggaruk belakang lehernya kala orang yang ia hendak temui ternyata bukanlah orang tersebut "Aku pikir, dokter Shin akan pergi besok" ucapnya
"Ah.. aku kemari untuk meminta" ia melipat mulutnya "Pembalut" bisiknya. Yerin terseyum kecil sambil menggeleng pada siswi di hadapannya. Ia lantas berjalan menuju rak kecil dan membawakan beberapa pembalut untuknya. Siswi itu mengambilnya dan lantas membungkuk "Terima kasih" ucapnya yang langsung berlari keluar.Dan karena kegiatannya sekarang hanya duduk diam di rumah, ia mencari pekerjaan sampingan untuk menghilangkan sedikit kejenuhannya. Jungkook juga masih demam dirumah, dan beruntungnya Jaehyun pulang tadi malam dan libur di keesokkan harinya, jadi hari ini Jungkook ada yang menemani.
Yerin berjalan ke arah jendela besar, manik matanya melihat ke arah para siswa siswi yang tengah berolah raga.
"Tok tok" pandangan Yerin kembali teralihkan pada seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu. "Jennie.." ucapnya.
Mereka pun lantas duduk berhadapan di kursi yang tersedia di sana.
"Bagaimana kau tau aku disini?" tanyanya
"Aku bertanya pada Taehyung" Yerin mengangguk kecil "Aku kemari untuk mengucapkan selamat tinggal"
Yerin mengerutkan keningnya "Kau mau pergi lagi" manik mata Yerin melihat wajah temannya yang sedikit menatap lantai "Apa karena ayahmu, yang menyuruhmu?" tanyanya dan mendapatkan deheman darinya. "Lalu.. apa kau setuju?" sambung Yerin.
"Aku tak bisa menolak perintahnya"
"Dan juga.. ia sudah menyiapkan seseorang untuk di jodohkan denganku"
"Aku__""Kau sudah dewasa, kau harusnya bisa memilih apa yang menjadi keputusanmu"
"Katakan apa yang kau inginkan, aku yakin ayahmu akan paham soal hal itu" potong YerinJennie melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 pagi "Aku tak bisa.. aku tak bisa menentang keputusan ayahku"
Yerin melihat wajah temannya yang sama seperti saat ia berteman dengannya. Gadis baik yang selalu ceria dan menunduk saat ia merasa takut akan suatu hal. "Ya.." Jennie mendongkakan kepalanya "Mana Jennie yang berani menatapku dengan tajam hari itu"
"Yang mengancamku karena aku menyakiti pria yang kau suka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin