Sebelum Seok Jin mendapat kabar dari Wendy jika kondisi tuan Jung kritis, ia menemui dok. Shin untuk menanyakan hasil pemeriksaan mata Yerin, karena tiba tiba saja matanya menjadi buram.
"Keratitis, kondisi ini merupakan gangguan pada kornea mata akibat peradangan"
"Hal itu disebabkan oleh cedera mata, infeksi, atau iritasi pada mata"
"Jika tidak segera diobati, penyakit ini berisiko menyebabkan kerusakan mata permanen yang dapat menyebabkan kebutaan" jelas dok Shin yang tengah melihat mata Yerin dari file komputernya.Seok Jin yang tengah berdiri di balik meja hanya bisa diam mendengarkan penjelasannya.
Dok. Shin memutar kursinya agar bisa duduk sejajar dengan meja sebagai penengah. "Aku akan mencari pendonor mata yang cocok untuknya"
"Ini hanya untuk jaga jaga saja"
"Tapi.. lebih cepat lebih baik, sebelum kondisi matanya rusak" ucap dok Shin dan mendapatkan deheman dari Seok Jin, setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan itu ia pun lantas pamit dari sana.°°°
Yerin kini sudah berada diruangan sang ayah dengan Baekhyun yang membantunya berjalan hingga sampailah ia di ruangan dengan masih mengenakan pakaian tidurnya.
"Ayah... Bagaimana kondisinya?" tanya Baekhyun pada Seok Jin yang menangani tuan Jung karena kebetulan ia mengetahui kabar kondisinya dari Wendy yang menelphonenya, dan Wendy juga langsung pergi dari ruangan ayah Yerin setelah Seok Jin tiba karena ia memiliki pasien lain.
"Paman.." ucap Yerin
"Maafkan paman Yerin, ayahmu.. ayahmu sudah tiada"
Yerin terseyum kecil mendengar ucapannya, ia pun melepaskan tangannya dari leher Baekhyun yang sedari tadi membantunya, langkahnya menuju ranjang sang ayah. "Ey paman, jangan bercanda.. aku masih berbicara padanya kemarin pagi" ucapnya. Dengan mata yang masih buram ia sampai ke arah ranjang dan memengang sebelah tangan sang ayah.
"Aku akan memeriksanya, paman aku pinjam stetoskop mu" ucapnya sambil mengulurkan sebelah tangannya, Seok Jin memberikan alat itu.
Yerin memengang nadi tangan sang ayah, namun nihil, dan kini ia mencoba memeriksanya menggunakan stetoskop, sebuah air mata pun menetes membasahi pipinya. "Hahahaha.. apa apaan ini.. ini tak lucu" ucapnya sambil menangis, kakinya tak mampu menahan tubuhnya, hingga membuatnya tersungkur di bawah "Ayah.. kau bilang akan pulang"
"Kau bilang ingin bersama anak anakmu lagi, namun apa ini"
"Pembohong" ucapnya sambil terisakJaehyun membuka pintu ruangan dengan cepat hingga membuat Seok Jin dan Baekhyun melihat ke arahnya, dengan napas yang terengah engah ia pun berjalan menuju sang kakak "Nuna.. bagaimana kondisinya?" tanyanya
"Nuna.. mengapa kau menangis?" ucapnya lagi, ia pun membantu sang kakak berdiri dan lantas membawanya kedalam pelukannya. Yerin menggenggam erat jaket sang adik sambil terisak, Jaehyun yang masih belum tau apapun hanya bisa memeluknya untuk menenangkannya "Jangan menangis"Tak lama Jungkook dan Taehyung pun tiba di sana, Jungkook langsung berlari ke arah sang kakak "Nuna.."
Yerin menunduk dan melepaskan pelukkannya "Ayah sudah tiada" "Maaf.. nuna tak bisa membawa ayah pulang"
Jungkook hanya bisa diam mendengar ucapan itu, Jaehyun sebagai seorang kakak hanya bisa memeluk Jungkook untuk menenangkannya. Taehyung yang berjalan ke arah mereka pun lantas membawa Yerin kedalam pelukkannya "Kau sudah berusaha yang terbaik" ucapnya, dan mendapatkan gelengan dari gadis itu.
Seok Jin memberi isyarat pada sang putra, Baekhyun pun paham dan mereka pun keluar dari ruangan.
°°°
Untuk memberi penghormatan terakhir di rumah duka, Jungkook dan Jaehyun yang mengurus para tamu sementara Yerin hanya bisa diam menatap kosong dengan Baekhyun yang selalu berada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin