Hari pun kini berganti, di pagi hari itu Rin telah terbangun dari tidurnya, walaupun ia masih sedikit mengantuk namun manik matanya masih ingin terus melihat wajah sang bunda yang saat ini tengah memeluknya. Ini kali pertamanya ia tidur bersama sang bunda belum lagi pelukkannya yang begitu hangat dan itu sangat membuatnya senang. Ia kini tau bagaimana rasanya, tidur bersama, makan bersama, melakukan ini dan itu bersama dengan ibunya, sungguh ia sangat senang. Ia tak ingin kebahagian ini hilang begitu saja.
Rin pun mendekap sang ibu dengan erat dan kembali memejamkan matanya.
Yerin yang merasakan gelisakaan pun terbagun, namun ia hanya tersenyum kecil dan kembali tertidur.Waktu kini menunjukkan pukul 8 pagi, Taehyung yang sudah bangun pun berjalan menuju kamar putrinya, karena tak biasanya gadis itu akan bangun siang di hari liburnya. Biasanya ia akan pergi bersama Haechan untuk ke perpustakaan ataupun bermain.
Taehyung membuka sedikit pintu kamar putrinya dan mengintip. Sebuah senyuman mengembang dari wajahnya saat melihat Yerin dan putrinya saling berpelukkan. Ia pun menutup pintu dan kembali berjalan turun, untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
Yerin kembali terbangun dari tidurnya, manik matanya melihat waktu yang sudah sangat siang. Dengan perlahan ia pun melepaskan pelukan Rin dan beranjak dari ranjang, lantas berjalan keluar. Yerin menuruni tangga, manik matanya melihat ke sekitar rumah "Aku tak melihat Jennie sejak kemarin" ucapnya pada Taehyung yang berada di dapur.
Taehyung yang tengah memotong Apple pun melihat kebelakang sekilas "Dia kembali ke America" jawabnya
"Benarkah"
Taehyung berdehem "Dia bilang ayahnya sakit, jadi ia buru buru"
"Aku pikir dia bilang padamu""Jaehyun bilang ia melihatnya di rumah sakit, tapi ia tidak menemui ku" jawab Yerin
Taehyung menghentikan pisaunya dan melihat ke belakang "Benarkah, padahal kemarin dia berada di depan ruanganmu"
Yerin tak menjawab ucapan pria itu dan hanya diam melihatnya.
"Yerin, bisakah kau bangunkan Rin"
"Sarapan sudah siap" Yerin berdehem dan langkahnya kembali menaiki tangga.Yerin berjalan masuk kembali menuju kamar putrinya, ia mencium sebelah pipi putrinya sekilas "Rin, cepat bangun.. papamu sudah menyiapkan sarapan" ucapnya yang kini duduk di tepi ranjang, karena gadis itu belum bangun ia pun menepuk pelan tubuh gadis itu "Rin" Rin pun bergelisak dan membuka matanya, dengan mata yang sayu ia bangun dan memeluk sang bunda dari samping "Apa ini sifat manjamu?" tanya Yerin pada sang putri sambil mengelus rambutnya pelan.
Rin mengangguk membenarkan ucapannya "Rin tak pernah merasa seperti ini"
"Ini semua masih seperti mimpi"
"Dimana bunda berada di rumah dan melakukan segala hal bersama dengan Rin"Yerin mengangkat dagu gadis itu agar melihatnya "Kalau begitu.. mari lakukan segala hal bersama mulai sekarang" manik mata Rin menatap sang bunda dengan sangat senang "Rin bisa katakan apapun yang Rin inginkan"
"Benarkah?" Yerin berdehem mengiyakannya "Terima kasih bunda" Rin menenggelamkan kepalanya pada tubuh sang bunda dan memeluknya "Rin sangat senang mendengarnya"
Taehyung yang pada saat itu hendak menyusul Yerin karena belum kunjung datang pun melihat kedua gadis itu. "Ya, sarapan hampir dingin" ucapnya yang kini berada di ambang pintu
"Diamlah papa" ucap Rin yang masih berada di pelukkan sang bunda
"Apa, kau menyuruh papa diam" canda Taehyung
"Rin tak ingin di ganggu, sana.. sarapan saja sendiri" ucapnya
Taehyung berjalan ke arah mereka "Tidak mau, papa akan ikut bersama kalian" ucapnya dan lantas memeluk kedua gadis kesayangannya. Sambil memeluk mereka, Taehyung mencium kening Yerin dengan penuh kebahagiannya. Yerin melihatnya "Terima kasih" ucap Taehyung pada Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin