Chapter 63

291 53 13
                                    

Yerin berbicara pada Rin agar ia merasa tenang dan tidak merasa ketakutan akan apa yang menimpa mereka saat ini walaupun orang orang didalam bis sudah panik ketakutan.

"Brukkkk" sang supir mencoba menghindari sebuah mobil yang datang dari sisi lain namun sialnya mobil itu menabrak pembatas jembatan hingga membuat sebelah ban depan turun kebawah, dan membuat bis bisa kapan saja masuk kedalam sungai itu.

Orang orang didalam langsung terjatuh begitu mobil menabrak pembatas.

Sang supir menekan tombol untuk membuka pintu belakang.

"Bunda, Rin takut" ucap Rin yang kini berada di pelukkan sang bunda.

"Keluarlah satu persatu, secara perlahan" teriak sang supir

Beruntung bagi Yerin dan Rin yang duduk di samping pintu belakang. "Ayo Rin, pelan pelan" ucap Yerin

"Rin takut"

"Tak apa, bunda bersamamu" ucap Yerin

Rin pun mengangguk dan berjalan menuju pintu secara perlahan. Dan Rin pun berhasil keluar dari dalam bis. "Ibu" langkah Yerin terhenti saat mendengar suara itu. Ia melihat ke arah penumpang yang kini tengah panik saat salah satu ibu dari mereka yang sudah sedikit tua terkena asma.

"Bunda" Yerin yang pada saat itu sudah melangkah menuju tangga, hendak kembali menuju kursi pun tertahan oleh Rin. "Tunggulah sebentar"
"Dan pergilah sedikit jauh dari sini" ucapnya dan ia pun kembali berjalan masuk.

Secara perlahan Yerin menuju orang itu, ia berjongkok agar bisa menyelaraskan tinggi mereka. "Tolong, ibuku.. aku tak membawa obatnya" ucap seorang anak laki laki yang terlihat lebih muda dari Rin.

"Bernapaslah secara perlahan" ucap Yerin sambil mencoba mempraktekkan cara bernapas yang benar.

"Sekarang giliran ku" teriak seorang pria pekerja kantoran yang mencoba berlari keluar. "Ahhhh" orang orang mulai panik, saat mobil kini semakin miring.

"Jangan terburu buru, berjalanlah perlahan" teriak seseorang. Pria pekerja itu sedikit kaget saat bis tiba tiba bergerak, ia pun kembali berjalan secara perlahan.

"Astaga.. lihat itu" ucap seseorang yang berada di luar "Cepatlah keluar, ada sebuah asap yang keluar dari luar bis" teriakkan itu membuat Rin melihat ke arah asap yang di bicarakan. "BUNDA..." teriak Rin yang mulai panik.

"Bagaimana ini.." ucap anak laki laki itu sambil mengigit bibir bawahnya, Yerin melihatnya, walaupun ia ketakutan tapi ia masih berdiri diam di samping ibunya itu membuatnya sedikit tenang. "Kau pergilah duluan, ibumu akan keluar setelah ini"

"Benarkah.. tidak tidak, aku takan meninggalkan ibuku"

"Percayalah, ia akan kembali bersamamu"
"Pergilah terlebih dahulu"

"Baiklah" ucapnya dan mulai berjalan keluar secara perlahan. Yerin kembali pada wanita paruh baya itu yang masih kesulitan bernapas. Bahkan satu persatu orang sudah mulai keluar. "BUNDAAAAA" teriakkan Rin membuat Yerin tak bisa tenang, seolah olah kini ia ketakutan.

Wanita paruh baya itu mulai bisa bernapas sekarang, Yerin masih membantunya, dan kini tersisa sang supir, Yerin dan wanita itu.

"Sudah merasa baikkan" tanya Yerin dan mendapat anggukkan dari wanita itu "TIDAAKKKK BUNDAAA... CEPATLAH" lagi lagi ia mendengar teriakkan Rin dari luar sana.

Wanita itu pun berdiri "Pergilah terlebih dahulu, putramu menunggumu" ucap Yerin

"Biarkan aku pergi dahulu.." pandangan Yerin teralihkan ke belakang dimana sang supir berada, bahkan saat ini ia tak bisa bergerak karena takut akan terjatuh jika ia bergerak sedikit pun. "Aku mohon" sambung sang supir.

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang