"Sreettt" suara gorden yang dibuka lebar hingga membuat cahaya matahari memasuki ruangan. "Aaahh, rasanya cukup hangat" ucap Yerin.
Tuan Jung kini telah di pindahkan keruangan biasa, setelah cukup lama ia berada di ruangan pribadi yang tertutup oleh tembok, tanpa jendela sedikitpun.Yerin berbalik di balik jendela menatap sang ayah yang masih terbaring. "Ayah.. ayah tau.. ayah cukup payah dalam berkendara"
"Kau selalu saja membahayakan anak anakmu" ucapnya yang mendapat senyuman dari sang ayah. Ucapannya memang benar adanya, ia selalu saja membuat anak anaknya terluka. Yerin berbalik menatap langit biru dibalik jendela "Maka dari itu, jika ayah pulang.. aku takan mengijinkan ayah menaiki kendaraan itu" dan mendapatkan deheman dari sang ayah "Maafkan ayah" Yerin meliriknya "Heum.. Jadi cepatlah sembuh""Kemarilah" Yerin menghampirinya dan duduk di kursi samping ranjang sambil menggenggam sebelah tangan sang ayah "Ada apa" ucap tuan Jung pada putri tunggalnya saat manik matanya menangkap sebuah luka. Sebuah tetes air mata lolos dari pelupuk matanya, Yerin langsung menghapusnya dengan cepat. "Kau pasti kesulitan selama ini" Yerin menggeleng dan lagi lagi air matanya mulai turun dengan cepat ia kembali menghapusnya "Ayah mendengar soal ibu dari Jungkook"
"Maafkan ayah" Yerin tak bisa menahannya lagi, ia menunduk dan mulai menangis dengan tangan yang masih menggenggam tangan sang ayah dengan erat."Kau gadis ayah yang paling kuat"
"Seorang kakak yang baik untuk adiknya"
"Putri ayah" sebelah tangan tuan Jung terulur dan memengang puncuk kepala putrinya yang masih terisak "Kau sudah menjadi orang hebat sekarang" sambungnya."Aahhaaahhkkkk"
"Menangislah, ini kesempatanmu" ucap tuan Jung
Jae Hyun, yang sudah tiba di rumah sakit untuk menjenguk sang ayah hanya bisa berdiri di balik pintu tanpa ingin mengganggu mereka. Apalagi kakaknya menangis keras seperti itu. Selama ini, ia selalu mengawasi mereka dari jauh, ia meminta supirnya untuk menengok rumahnya, ia selalu ingin bertemu mereka, namun ia selalu mengurungkan niatnya dan pergi setelah melihat salah satu dari mereka baik baik saja.
Namun ia sempat kehilangan mereka saat ia sudah tak berada di rumahnya dulu. Dan saat ia sudah lulus dari sekolahnya ia kembali bertemu dengan sang kakak dari Wendy yang selama ini tinggal bersebelahan dengan rumahnya. Ia bahkan tidak tau jika mereka teman yang sangat dekat. Dan pada saat itu juga Wendy selalu menceritakan sang kakak padanya, semuanya.
°°°
Taehyung saat ini tengah disibukkan dengan pasiennya yang semakin hari semakin bertambah belum lagi ia belum pulang kerumah beberapa hari kemarin. Bahkan untuk menjenguk mertuanya yang sudah sadar dari komanya pun ia tak bisa karena Irene yang selalu mengikutinya kesana kemari.
"Kringggg" suara ponselnya tanda panggilan, namun ia mematikannya karena saat ini ia masih menangani pasiennya. "Kringggg" suara ponselnya kembali berdering, dan kembali ia matikan tanpa melihat siapa yang menelphonenya. Cukup lama ia menangani pasien dan berbincang ia pun keluar dari ruangannya, mengambil ponselnya dan terdapat nama Rin yang menelphonenya sedari tadi.
Sambil berjalan menelusuri lorong ia menelphone balik putrinya. "Taehyung, Rin demam" panggilan pun terjawab oleh Byul yang langsung berkata jika putrinya kini tengah demam. "Ibu sudah mengecek suhu tubuhnya"
"Demamnya sangat tinggi, 40 derajat"
Taehyung memengang keningnya pening "Apa Jungkook ada disana?" Byul menjawab jika Jungkook sedang belajar bersama dengan teman temannya.
"Maaf ibu aku tak bisa pulang"
"Bisakah ibu datang kemari membawa Rin"
"Tidak.. tunggulah sebentar aku akan pulang" ucapnya, panggilan pun berakhir disana. Ia menyimpan ponselnya di saku jas putihnya. Dan tepat saat itu Yerin yang sedang membaca berkasnya berjalan dari arah berlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin