Chapter 39

276 62 9
                                    

Malam pun tiba dengan hujan yang begitu derasnya, bahkan petir yang menyambar setiap menitnya. Para pejalan kaki juga membuat mereka harus berhenti untuk mencari tempat untuk berteduh dimalam ini. Begitu pula dengan Yerin yang tengah berteduh di pinggir jalan, dan beruntungnya ia bisa berteduh di sebuah Minimart. Saat itu ia tengah berkunjung ke Kedai di belakang apartement sebelumnya karena Jungkook ingin memakan makanan dari kedai itu. Dan walaupun jarak rumahnya ke kedai sangat jauh, Yerin hanya ingin berjalan jalan menikmati udara segar hingga ia memutuskan untuk menggunakan bis.

"Drruugg" sebuah petir dengan kerasnya menyambar, hujan juga semakin deras dan tidak ada tanda tanda akan berhenti. Ia bisa saja pergi dari Minimart menuju halte bis menggunakan payung, namun itu akan membuatnya sama kebasahan karena hujan bersama angin. "Kringggg" suara ponselnya, dan mendapati nama Jungkook di sana, ia mengangkatnya.

"Ohk.."

"Nuna, kau dimana.. hujannya sangat deras"

"Nuna sedang berada di Minimart pinggir jalan, dekat halte"

"Aku akan menjemput, tunggulah di sana" panggilan pun terputus dan Yerin kembali menunggu.

°°°

Di kediaman Taehyung diwaktu yang sama juga tengah di guyur hujan. Setelah kecelakaan itu, Rin selalu berdiam diri di kamarnya, ia selalu keluar hanya saat makan, dan yang lainnya setelahnya ia akan mengurung dirinya dikamar. Belum lagi ia mendengar jika ayahnya akan bertunangan dengan Jennie yang bahkan orang yang sangat tidak ia sukai. Dan di tengah hujan lebat ini, ia sedang menatap ke luar jendela untuk menikmati suara air hujan serta petir yang selalu menyambar.

Pintu kamarnya terbuka, Taehyung masuk kedalam kamar putrinya yang tengah berdiri menatap keluar jendela dengan boneka beruang di pelukkannya. "Rin" panggilnya dan duduk di ujung ranjang, gadis itu tak bergeming. "Sampai kapan kau akan mendiami papa seperti ini" sambung Taehyung, dan lagi lagi tak ada jawaban darinya.

"A Rin.. kau dengar papa bukan" Rin menghela napas pasrah, semakin ia diam semakin ayahnya banyak berbicara. Ia mengalah dan berbalik untuk melihat ayahnya. Taehyung menunjukkan sebuah kotak yang Yerin berikan padanya "Selamat Ulang Tahun, Putriku" ucap Taehyung yang menjadi pesan dari Yerin.

"Mengapa papa melakukannya lagi"

Taehyung menyimpan kotak itu di ranjang di sampingnya "Hadiah ini dan ucapan tadi dari Yerin, ibumu" Rin terseyum lebar dan langsung berlari ke arah Taehyung untuk mengambil kado itu. "Pantas saja, aku tak menemukan hadiah dari bunda" ucapnya yang lantas membuka pita yang menjadi pengunci kotak itu. "Uwaahhhh" kagumnya saat mendapati sebuah kalung bernamakan dirinya 'A Rin', ia juga menemukan sebuah kertas berwarna di balik kalung itu. Ia mengambil kalung itu "Papa, tolong pasangkan" titahnya sambil memberikan kalung itu dan berdiri membelakangi Taehyung.

Selagi Taehyung memakaikan kalung pada lehernya, ia membawa kertas berwarna itu dan membacanya.

" Kim A Rin, Selamat Ulang Tahun

Maaf jika bunda tak bisa menyampaikan hadiah ini padamu malam itu, bunda menyesal.
Tapi.. syukurlah jika papamu sudah memberikannya padamu, kau sedang membacanya bukan.
Putriku, ini pesan dari bunda untukmu. Tumbuhlah menjadi gadis cantik dan baik, jangan selalu bertengkar bersama papamu, bunda mendengar tentangmu dari paman.
Maafkan bunda, karena bunda tidak pernah ada untuk kalian.. tapi bunda sangat senang melihat kalian baik baik saja.

Semoga kau senang dengan hadiah yang bunda berikan, sekali lagi Selamat Ulang Tahun, putriku, Rin, bunda menyayangimu.

Dari Bunda. "

Setelah membaca surat itu Rin memeluknya "Rin juga menyayangimu, bunda" ucapnya, yang membuat Taehyung diam menatap putrinya. Kini putrinya sudah tumbuh dewasa, tanpa adanya seorang ibu yang selalu menemaninya. Tapi hanya dengan sebuah foto ia selalu senang karena hal itu, terkadang Taehyung juga sedih saat melihat putrinya demam hanya karena ia selalu memikirkan ibunya. Dan walaupun sosok ibu tak pernah ada untuknya, tapi ia sangat menyayanginya, bukan membencinya.

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang