Chapter 18

317 55 3
                                    

Sore itu dengan cuaca yang sedikit turun hujan, Yerin kini tengah bersiap untuk operasi pencangkokkan. Ia memasuki ruangan setelah membersihkan kedua tangannya, dan langsung di pakaikan sebuah jas hijau, pakaian khusus, serta sarum tangan. Setelah semuanya selesai ia melangkah menuju meja operasi.

"Kau yang memimpin operasi ini" ucapnya begitu tiba pada Ji Hoon, yang membuat pria itu kaget setelah mendengar ucapannya "Tapi.. saya.."
Yerin memutar langkahnya dan berpindah tempat ke arah Ji Hoon berada kini. "Aku akan pergi besok, jadi semua pasienku aku serahkan padamu, termasuk pasien ini" jelasnya.
"Sekarang pindah, kita tak punya banyak waktu lagi" sambungnya.

Ji Hoon, pria itu mendengar ucapannya dan berpindah tempat, ia sangat senang karena bisa di percaya oleh dokter yang ia kagumi, namun di satu sisi ini adalah operasi pertamanya, ia harus fokus dan teliti pada pasien pertamanya. Setelah ia berpindah posisi, karena gugup ia menghela napas dan melihat Yerin di hadapannya. Yerin mengangguk dan mengisyaratkan jika ia pasti bisa melakukannya. Tangan kanan Ji Hoon terulur "Pisau bedah" ucapnya dan operasi pun berjalan.

Di waktu yang sama, Rin, gadis itu tengah duduk di halaman belakang rumahnya sambil menatap langit orange. "Sedang apa?" tanya Jungkook dengan sekaleng minuman di tangannya, ia lantas mendudukkan bokongnya di samping gadis itu.

"Paman" ucap Rin dan mendapat sebuah deheman dari lawan bicaranya.

Jungkook menenguk minumannya sebelum berbicara "Ada apa, katakan saja.." ia lantas menyimpan minumannya di sampingnya "Kau ini cepat sekali murung"

Rin menatap pamannya, begitu pula dengan Jungkook yang menatapnya balik "Paman.. aku juga tidak tau mengapa aku mudah sekali murung hnaya karena iri dengan anak anak yang bermain bersama dengan ibu mereka" pandangannya teralihkan ke arah depan, dan tepat saat itu Taehyung berjalan melewati mereka dan berhenti "Selama ini, Rin tak pernah mendapatkan kasih sayang dari bunda"
"Rin ingin seperti teman teman Rin"
"Dan walaupun bunda tak pernah muncul di hadapan Rin, tapi Rin tak bisa membencinya, selama ini bunda tak pernah hadir, tapi Rin tak bisa menghindarinya"
"Bahkan saat hari dimana Rin bertemu dengan bunda, Rin langsung mengenalnya dan ingin ikut bersamanya" pandangan Rin kembali pada Jungkook dengan penuh harapan "Paman.. bisakah paman mengajak bunda pulang, Rin hanya ingin seperti anak anak yang lain"

"Rin" Jungkook memengang puncuk kepala gadis kecil dihadapannya "Paman tau perasaanmu, tapi kau tak bisa terus menerus memikirkan ibumu, kasian nenek dan ayahmu yang selama ini membesarkanmu, apa kau tak menyayangi mereka"

"Aku menyayangi mereka paman"

"Baguslah kalau begitu" Jungkook mengacak acak puncuk rambut gadis itu "Aighoo.. kau ini"
"Ah Cham.. Paman akan pergi ke taman bermain akhir pekan ini, kau mau ikut"

"Heum.. aku mau paman"

"Keurae.."

Malam pun tiba dan operasi pun telah selesai dengan sebuah kesalahan yang Ji Hoon lakukan, sebuah sobekkan yang membuat mereka menambah pekerjaan. Namun ia bisa menanganinya sendiri hingga operasi pun berjalan lancar.

Dengan setelan jas putihnya di depan rumah sakit, Yerin mengetikkan nama Eun Bi di ponselnya dan menekan tombol panggilan disana.

"Yeongsaeyo" ucap Eun Bi dari sebrang sana

"Ohk.. akhirnya kau mengangkat panggilanku" jawab Yerin, sambil memasukkan sebelah tangannya ke saku putihnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan"
"Tentang pria hari itu__"

"Maafkan saya, saya harap kejadian itu__"

"Jangan memotong pembicaraan, aku belum selesai bicara denganmu"
"Pria itu, dia ayah angkatmu bukan" ucap Yerin dan membuat gadis itu diam
"Kau mencoba melindunginya karena ia sedikit kehilangan kesadarannya"
"Wae? Mengapa kau membiarkannya berkeliaran di luar sana"
"Bukankah karena ia juga kau kehilangan ibumu"

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang