Chapter 4

414 66 1
                                    

Di ruangan nenek Shin, Yerin sedang memompa jantung nenek Shin tersebut, karena keadaannya yang tiba tiba kritis. Di sana juga ada cucunya yang melihat sang nenek, dengan rasa takut kehilangan ia terus mengepal tangan dan berdoa.

Yerin turun dari ranjang dengan napas yang terengah engah, dan perawat lain pun menggantikannya. Manik matanya beralih pada gadis yang menjadi cucu nenek Shin, ia lantas menghampirinya. "Kau sudah lihat keadaannya.. kau masih tak ingin membayar biaya operasinya"
"Kau selalu mengeluh soal apa yang nenekmu rasakan tapi kau bahkan tak ingin___" ucapan Yerin terhenti saat gadis itu tiba tiba membungkuk "Maafkan aku" gadis itu mengangkat tubuhnya "Orang tuaku tak sanggup lagi membayar biaya rumah sakit nenekku, aku juga tak punya uang untuk membayar biaya operasinya" jelasnya.

Yerin berdecak pinggang dan memalingkan wajahnya pada nenek Shin. Menghela napas, sambil menyisir rambutnya ke belakang, dan berjalan menuju arah perawat. "Siapkan ruang operasi, aku harus segera mengangkat kanker di hatinya"

"Tapi bagaimana dengan__"

"Aku akan menanggung biayanya" potong Yerin

"Bukan itu, tapi kondisi tubuhmu, bukankah kau sedang sakit" ucap Hanbin

"Aku baik baik saja.. lagian hanya aku yang tau kondisinya, jadi siapkan ruangannya sekarang" titahnya dan ia pun berjalan ke arah pintu "Kamsahamnida.. aku janji aku akan menggantinya" ucap Jisoo, nama cucu nenek Shin

"Cukup belajarlah yang rajin, jangan memikirkan hal lain" jawab Yerin yang lantas berjalan keluar.

Sebelum keruangan operasi, di ruangannya Yerin meminum vitamin untuk membuat rasa peningnya sedikit hilang. Ia pun keluar setelahnya dan mendapati Suga sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada. "Mwo" ucap Yerin dan berjalan, Suga mengikutinya "Kau yakin akan baik baik saja"

"Tenang saja, aku sudah agak baikkan" ucap Yerin yang kini tengah berdiri berhadapan dengan lift

"Aku akan mengawasimu" ucap Suga yang masih melipat kedua tangannya

"Kau harus fokus pada pasien, bukan padaku" jawab Yerin

"Keundae.. kau juga prioritas utamaku" tepat saat itu pintu lift pun terbuka "Terserah" ucap Yerin malas.

Yerin masih diam di tempat kala mendapati dokter baru yang berada di dalam lift, Suga yang hendak masuk pun tertahan "Kau takan masuk"

"Aku akan menunggu lift berikutnya" jawabnya

"Naiklah.. aku akan turun di lantas berikutnya" ucap Taehyung

"Duluan saja, aku akan menaiki tangga" ucap Yerin yang langsung berjalan pergi, membuat Suga kebingungan. Ia pun memutuskan untuk menyusulnya.

Walaupun sedikit terlambat ke tempat operasi, tapi mereka tiba disana, dan mulai melakukan pengangkatan kanker. Yerin terlihat sangat fokus dengan Suga yang berdiri di depannya untuk membantunya. Sesekali Suga melihat gadis di depannya untuk mengecek jika terjadi sesuatu padanya, namun pikiran rasa khawatirnya hilang setelah operasi tersebut lancar tanpa adanya kesalahan.

Yerin dan Suga pun berjalan bersama untuk menuju kantin kala rasa lapar menghadang, namun langkah mereka terhenti saat Jung Myeong berada di hadapan mereka. "Dok. Yerin, apa kau tak mendengar ucapanku"

"Aku mengerti, tapi.. dia pasienku"

"Aku tau dia pasienmu, tapi dia juga menjadi pasien dok. Taehyung, jadi.. jika ada masalah operasi ia juga harus mengetahuinya"
"Dan karena ini operasi dadakan, aku memaklumimu, jadi berbincanglah dengannya, kau mengerti"

"Ne" sebuah tepukkan mendarat di pundak kanannya yang di dapatkan dari Jung Myeon, setelah itu pria itu pun pergi.

Saat ini mereka berdua sedang mengambil makan siang mereka, yang telah di sediakan oleh pihak rumah sakit. "Yerin.. kau baik baik saja" ucap seorang ahjumma yang bekerja di bagian makanan, Yerin mengangguk dan mengiyakannya "Gwenchana"

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang