Chapter 43

278 50 15
                                    

Pagi menjelang dengan kicauan burung yang menjadikan sebuah alunan musik yang membangunkan orang orang yang masih terlelap dalam tidurnya.

Rin beranjak membuka matanya kala rasa tidurnya terganggu. "Cepat bangun kau akan terlambat, Rin" Rin memalingkan pandangannya pada pintu kamarnya saat telinganya tak sengaja mendengar ucapan yang ayahnya lontarkan. Sebuah tetes air mata menetes saat suara yang ia dengar hanyalah sebuah halusinasi. "Papa.." ucapnya sambil terisak.

Pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Jennie disana, "Rin ada apa" ucapnya langsung berjalan cepat ke arahnya, memeluknya saat gadis itu mulai menangis. Jennie hanya bisa diam saat gadis itu mulai menangis dengan keras "Kau pasti merindukan papa-mu" ucap Jennie, ia melepaskan pelukkannya dan mengusap lembut rambut Rin. "Maafkan tante.. tante, tak bisa menyelamatkan ayahmu" ucapnya lagi dan kembali memeluk gadis di hadapannya.

Rin melepaskan pelukkannya, menatap Jennie yang selama tiga tahun ini mengurusnya setelah kepergian nenek dan ayahnya. Hanya Jennie yang selama ini membantu dan mengurusnya.

"Jika kau tak ingin sekolah hari ini tak masalah, tante akan berbicara pada gurumu" ucap Jennie namun mendapatkan gelengan darinya "Aku akan sekolah" jawabnya, ia pun beranjak dari ranjang dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Jennie memperhatikan gadis itu, ia sangat tau kenapa gadis itu berubah total, dari ceria menjadi pendiam seperti ini. Walaupun gadis itu mencoba membuat dirinya baik baik saja. "Taehyung.." lirihnya

°°°

Siang itu di supermarket, Yerin tengah berbelanja dengan Jaehyun yang menemaninya. Mereka berbelanja bahan makanan dari lorong satu ke lorong lainnya sampai semua bahan yang mereka butuhkan kumplit. "Yerin" pandangan Yerin dan Jaehyun teralihkan pada seseorang. Yerin melihat Jennie tak jauh dari pandangannya "Jennie" ucap Yerin.

Jennie berjalan mendekat ke arah mereka "Kau sudah pulang" tanyanya. Jaehyun langsung berdiri di hadapan sang kakak, karena ia tau gadis ini yang pernah menyuruh orang untuk mencelakainya. Tangan Jaehyun di pegang oleh Yerin, pandangannya teralihkan pada sang kakak "Dia temanku" ucap Yerin, setelahnya Jaehyun pun kembali berdiri di samping kakaknya.

"Yerin.. ada sesuatu yang ingin aku katakan"
"Bisakah kita berbicara" ucap Jennie.

Setelah ucapan itu, Jennie dan Yerin menuju cafe yang tersedia di samping supermarket itu. Sementara Jaehyun sibuk dengan pembayaran barang mereka.

Yerin dan Jennie duduk berhadapan dengan meja bundar yang menjadi penengah. Sang pelayan pun datang dengan dua cangkir minuman dingin pesanan mereka.

"Yerin.." pandangan Yerin tertuju pada gadis di hadapannya "Maaf soal kejadian hari itu"
"Aku di butakan oleh rasa cemburu dan marah padamu"
"Apa lagi, saat mendengar kau menelantarkan mereka" Yerin menggeser minumannya agar lebih dekat dengannya "Aku sudah tau semuanya" sambung Jennie

"Tapi.. ada yang lebih penting dari hal itu"

Yerin membulatkan matanya kaget saat Jennie mengatakan jika tiga tahun yang lalu Taehyung mengalami kecelakaan hingga membuat mobil yang mereka kendarai masuk kedalam jurang. Dan sampai sekarang Taehyung belum ditemukan.

Hari itu, Jennie mengajak Taehyung, Byul dan Rin piknik bersama. Karena soal pertunangan mereka yang sempat batal. Jennie kaget mendengar perkataan yang Taehyung ucapkan jika dirinya akan menunggu Yerin kembali. Ia mengerti akan hal itu, perasaan pria itu hanya berlaku saat mereka bersekolah dulu. Dan sejak perpisahan mereka, cintanya berganti pada sahabatnya. Hanya saja, ia merasa malu pada orang tuanya yang jauh jauh datang ke Korea untuk hari pertunangannya, yang bahkan gagal.

Namun, Jennie beruntung karena Taehyung masih memperlakukannya sebagai seorang teman, bahkan Jennie juga selalu bermain atau tinggal bersama dirumah Taehyung untuk sesekali bermain dengan Rin, karena kondisi Byul yang sudah bertambah usia.

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang