Chapter 42

264 54 15
                                    

Sepuluh tahun sudah semenjak Yerin, Jungkook dan Jaehyun pergi meninggalkan negara kelahiran mereka. Dan tepat saat ini, mereka kembali menginjakkan kakinya di negara mereka. Jaehyun, sempat kaget dan marah pada kakaknya saat ia tau jika Yerin mengajaknya ke London untuk mengobati kankernya. Yang ia kira, ia hanya akan menemani kakaknya selama berada di London. Namun walaupun seperti itu, ia mengalah dan membiarkan dirinya di rawat di rumah sakit. Tapi ia juga sangat senang jika dirinya kini telah sembuh sepenuhnya setelah menjalani perawatan selama 3 tahun lamanya.

Jungkook juga telah menyandang gelar doktor saat dirinya berada di London. Ia ingin menjadi seperti kakaknya, sebagai seorang dokter yang hebat. Ia juga selalu bertanya banyak hal pada sang kakak.

Baekhyun juga kini telah pulih dengan baik walaupun ia sempat membuat tubuhnya lemah seperti ibunya. Namun semangatnya kini terbayar dengan kondisinya yang mulai kembali seperti semula.

Sedangkan Yerin, tak ada yang berubah darinya. Ia masih dirinya yang lama, namun ia sedikit lebih senang karena melihat kedua adiknya yang kini sangat sehat dan baik baik saja.

°°°

"Ya.. A Rin, kau bilang kau akan menolak Jaemin, kau bahkan menerima pengakuan cintanya" teriak seorang gadis yang tengah berdiri di meja Rin. Bahkan gadis yang bernama Rin itu hanya duduk diam di kursinya dengan earphone yang terpasang di telinganya, sambil menyibukkan diri dengan menulis.

"Yaa.. srettt" gadis itu menghempaskan alat suara yang terpasang di telinganya. Tak ada reaksi apapun dari Rin, ia masih sibuk dengan tulisannya.

Gadis itu semakin geram pada gadis yang masih duduk diam. Pasalnya, Jaemin adalah kekasihnya, namun hubungannya sedang renggang karena Jaemin sudah berpindah ke lain hati. Ia sudah muak dengan kekasihnya yang selalu melarangnya ini dan itu, dan karena itulah Jaemin memutuskannya, namun gadis itu masih tak terima. Gadis yang bernama Yuri itu berdecak pinggang.

Rin melirik gadis yang berdiri di sebelah mejanya dengan tatapan tak suka. "Yuri.." bola mata Rin teralihkan pada Jaemin yang saat itu datang kedalam kelasnya. Gadis itu juga melihat ke belakang dimana Jaemin tengah terengah engah dan berdiri di depan kelas. "Jaemin.." ucapnya. Jaemin berjalan ke arah mereka, dan berhenti di hadapan Yuri, namun manik matanya melihat ke arah Rin. Rin yang melihat itu pun langsung memutar bola matanya tak suka dan kembali pada buku catatannya.

Pandangan Jaemin kembali ke arah Yuri "Aku sudah bilang, hubungan kita berakhir"

"Aku tak terima itu" Yuri melipat kedua tangannya di dada "Apa lagi kita putus karena kau menyukai Rin"
"Dan bahkan kau langsung melupakan-ku dan berpindah ke hati lain"

"Rin menolak perasaanku" jelas Jaemin

"Nde?" kaget Yuri, pandangannya pun teralihkan pada Rin yang tengah menulis setelahnya kembali pada Jaemin "Jadi.. kalian__"

"Oh.. kami tidak berpacaran" jawab Jaemin
"Jadi, jangan ganggu dia.." sambungnya dan lantas menarik gadis itu untuk pergi dari kelas, menuju kelas mereka. Para siswa siswi yang berada di kelas sempat memperhatikan perdebatan itu pun kembali pada kesibukkan mereka.

Seorang pria mengambil headphone yang Yuri hempaskan ke lantai, dan memberikannya pada sang pemilik. "Mengapa kau diam saja.." ucapnya sambil menyimpan benda itu di meja.  Gadis itu hanya diam tak bersuara, manik mata Haechan tertuju pada sebuah kertas yang sedari tadi gadis itu sibukkan dengan menulis. Pandangan Haechan teralihkan pada kepala gadis itu, tangannya pun terulur pada puncuk kepala Rin ada sebuah elusan yang Haechan kirimnya.

Haechan, ia sangat tau apa yang terjadi pada gadis di hadapannya. Semenjak ia pindah rumah, ia berteman dengan Rin dan bahkan mereka satu sekolah saat menengah pertama dan sekarang, menengah atas. Namun senyumannya yang dulu sering ia lihat hilang seketika saat 3 tahun yang lalu. Semenjak kejadian itu, ia menjadi berubah total.

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang