Chapter 44

254 53 14
                                    

Di perjalanan pulang, didalam mobil, Rin selalu memalingkan pandangannya ke arah luar sambil menopang dagu. Jennie yang tengah menyetir sesekali melirik gadis yang tengah duduk diam di sampingnya.

"Kau menangis" pikir Jennie sambil menatap ke arah jalanan.

Rin menarik napas dan menghapus jejak air matanya. Ia pikir jika Jennie takan mendengar tangisannya. "Tidak" jawabnya parau

Jennie meliriknya sekilas "Secuek apapun kau saat ini, Rin yang lama takan pernah menghilang dari dalam dirimu"
"Kenapa kau menangis setelah berbicara seperti itu pada ibumu?" tanya Jennie

Rin melirikkan pandangannya, selama ini ia diam dan menyendiri itu karena ia merasa kini dirinya seorang diri, dan ia takut jika seseorang yang bersamanya akan ikut menghilang dan membuatnya semakin sendiri. Ia juga tak ingin seperti ini, berpura pura tegar dan cuek pada orang orang sekitarnya. Jujur ia sangat merindukan dirinya saat bersama ayah dan neneknya, ia ingin menjadi dirinya yang dulu.

"Ahhhaahhh" Jennie melirik ke arah Rin kala gadis itu menangis dengan keras, ia pun menepikan mobilnya. "Ada apa" ucap Jennie dan mendapatkan pelukkan dari gadis itu. Jennie hanya bisa mencoba menenangkan gadis itu. "Tante.. Rin rindu papa" ucapnya sambil menangis dalam pelukkan Jennie. "Rin juga bersalah pada bunda.. ucapan Rin pasti menyakitinya"
"Jujur, Rin tak ingin seperti ini.. Tante"

Jennie diam saat gadis itu berbicara mengenai isi hatinya saat ini. Selama mereka tinggal bersama selama tiga tahun terakhir. Ia tak pernah melihat gadis ini menangis kencang seperti tadi atau bercerita padanya, ia sangat senang saat gadis ini mengungkapkan perasaannya.

Rin tertidur pulas di kamarnya begitu mereka tiba di rumah. Saat di perjalanan, ia juga bilang jika dirinya kini seorang diri, tak ada yang bisa ia ajak bercerita atau bahkan berkumpul seperti layaknya keluarga yang selalu berbagi canda dan tawa, ia sendiri sekarang.

Jennie meminum air hangat sambil berdiri menatap langit petang, sambil mengingat setiap ucapan yang gadis itu baru saja ceritakan padanya.

°°°

Yerin pulang kerumah dengan keadaan yang lesu saat mengingat setiap perkataan yang Rin ucapkan padanya. Ia duduk di sofa begitu ia tiba di rumah, keadaan ruang tamu saat itu juga tengah sepi, seperti tak ada orang didalam rumah saat itu.

Ia bersandar pada punggung sofa dan menutup matanya, pikirannya masih berkelit soal ucapan Rin dan juga hilangnya Taehyung. Jika hari itu ia menyetujui kesempatan yang Taehyung berikan, apa hal ini akan terjadi?, apa mereka akan hidup bahagia?, apa mereka akan seperti keluarga yang bahagia diluar sana?. Yerin membuka matanya saat semua itu takan berlaku untuknya. Ia dan Taehyung sudah resmi bercerai takan ada kesempatan untuknya memiliki keluarga yang utuh.

"Kringggg" suara panggilan masuk memalingkan pandangannya, mengambil ponselnya didalam tas miliknya yang ia simpan di atas meja di hadapannya. Ada sebuah panggilan masuk dari Wendy, ia mengangkatnya.

"Arraseo.. aku akan ke sana" jawabnya yang mengakhiri panggilan. Wendy berkata jika teman temannya sedang berkumpul di cafe dan ia mengajak Yerin agar datang saat ini juga. Yerin menghela napas dan beranjak dari sofa.

°°°

Satu jam sudah Yerin menghabiskan waktunya di perjalanan kini ia tiba di cafe yang Wendy sebutkan. Ia pun masuk kedalam "Yerin.." teriak Wendy begitu manik matanya melihat gadis itu. Yerin berjalan menghampiri teman temannya.

Suga, Chanyeol, Wendy mereka teman temannya saat berada di rumah sakit, ia duduk di antara mereka. "Lama gak bertemu, bagaimana kabar kalian?" tanyanya begitu duduk.

"Kabar kami baik" ucap Wendy

"Diam dan duduk disini" pandangan Yerin teralihkan pada wanita yang tengah menyuruh putranya duduk di kursi bersamaan dengannya. "Yoona.." ucap Yerin saat manik matanya melihat gadis itu tengah sibuk dengan anak itu. "Kau sudah datang.." ucap Yoona
"Maaf, anakku tak bisa diam" sambungnya. Yerin mengerutkan keningnya "Anak?", manik matanya melihat ke arah kedua pria yang tengah duduk diam. "Bukan aku" ucap Suga yang merasa dirinya ditatap.
"Aku juga bukan" ucap Chanyeol

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang