Dirumah sakit Kirin, saat ini Seok Jin sedang mengadakan rapat pagi para dokter soal kepergiannya untuk sementara waktu. Dan ia juga berbicara soal penggantinya atau yang mengurus rumah sakit ini, Yerin, ia memberikan semua tugas itu padanya. Para dokter yang menjadi perwakilan yang lain pun tak bisa berkata apapun, dan hanya menyetujui apa yang di perintahkan oleh atasannya.
Tak lama setelah rapat itu, di luar Seok Jin sudah siap untuk pergi dari sana, kini ia bersama Yerin dan putranya.
"Yerin, paman pamit, tolong rawat Baekhyun__" ucap Seok Jin namun ucapannya terpotong kala Baekhyun berbicara "Pa.. cepatlah pergi, kau bisa tertinggal pesawat"
"Aish, anak ini.." Seok Jin mengacak acak puncuk rambut putranya "Sudah, paman pergi"
"Ohk" ucap Baekhyun
"Ne paman, hati hati" ucap YerinSeok Jin pergi dari sana, dan meninggalkan tanggung jawabnya pada kedua anak muda itu. Mereka pun berjalan untuk kembali kedalam "Kakimu baik baik saja" tanya Baekhyun
"Kakiku baik, tenang saja"
"Lagian aku tak tega membangunkanmu yang tertidur dengan lelap" jawab YerinTepat di depan pintu masuk Yerin berhenti melangkah, kala ponselnya berbunyi tanda panggilan, sedangkan Baekhyun masuk kedalam. Yerin mengangkat ponselnya dan mendapatkan nama Jungkook di sana. Baru saja ia menaruh ponselnya di telinga tiba tiba saja Jungkook sudah bersuara "Nuna.. Rin hilang" teriaknya dari sebrang sana
"Mwo?? Bagaimana bisa?" kaget Yerin, Baekhyun yang baru saja masuk kedalam mendengar suara Yerin pun berhenti melangkah dan melihatnya dari balik pintu kaca itu.
"Mian nuna, aku harus mencarinya"
"Ya.. Jungkook" teriak Yerin saat panggilannya di matikan sepihak, ia melihat ponselnya "Apa apaan dia ini, ia memberi kabar tapi tak menjelaskan apapun"
"Rin.."Baekhyun lantas melanjutkan langkahnya untuk pergi menuju ruangan sang ayah. Tak lama setelah itu juga Yerin masuk kedalam dan memeriksa pasiennya.
"Eonni" ucap Sieun seorang anak kecil yang meminta bantuannya kemarin. Yerin melihat ke belakang "Waeyo" jawabnya.
Anak kecil itu memberikan sepuncuk bunga kecil berwarna pink "Untuk eonni" Yerin mengambil bunga itu "Untukku??"
"Apa kau memetik bunga ini di samping rumah sakit" tanya Yerin, yang membuat anak kecil itu terseyum malu karena ketahuan dari mana ia mengambil bunga itu.
"Baiklah aku menerimanya, terima kasih" sambungnya"Aniya, seharusnya aku yang berterima kasih"
"Terima kasih sudah menyelamatkan ibuku" ucap anak kecil itu sambil membungkuk."Yaaakk apa yang kau lakukan" pandangan Yerin teralihkan pada suara seorang pria yang berteriak.
"Apa kau ingin membunuh istriku ohk" bentak seorang pria sambil mencengkram kerah seorang dokter.Yerin menghampiri mereka, ia membuka gorden yang menutupi sebagian ranjang pasien, manik matanya melihat seorang wanita paruh baya dengan kondisi kejang. Ia lantas berjalan mendekat dan memeriksa apa yang menyebabkan wanita ini kejang, setelahnya ia mengambil suntikkan dari saku jas putihnya.
"Oy apa yang kau lakukan?" Yerin tak mendengar teriakkan pria itu ia hanya fokus pada wanita itu dan segera menyuntikkan cairan yang berada di dalam suntikkannya. "Kau tak mendengark__" teriak pria itu lagi namun terhenti kala manik matanya melihat wanitanya kembali normal, ia lantas melepaskan cengkramannya.
"Kau ikut aku" ucap Yerin yang terarahkan pada dokter tadi, dokter itu berjalan mengikutinya di belakang.
Langkah Yerin berhenti tepat di luar pintu UGD sambil melipat kedua tangannya di dada "Apa apaan tadi.. apa kau ingin membunuh pasien" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin