Chapter 41

254 49 1
                                    

Hari minggu pagi ini terlihat lebih cerah dari biasanya, langit nampak biru tanpa ada awan sedikitpun yang membuat semua orang sibuk keluar rumah untuk bertamasya ataupun berkunjung ke berbagai tempat bersama keluarga, seperti itulah kegiatan saat hari libur. Namun tidak bagi Rin, saat ini ia masih saja berdiam diri di kamarnya sambil menatap keluar jendela dimana anak anak seumurannya tengah berlari kesana kemari.

Helaan napas terdengar dari mulutnya, kala rasa iri memenuhi pikirannya. Manik matanya membulat lebar saat seorang wanita yang sangat ia rindukan tengah berdiri dengan sebuah kresek hitam yang wanita itu tunjukkan untuknya. Ia membuka jendela untuk memastikan jika wanita itu benar ibunya. Yerin menurunkan tangan kirinya yang tengah memengang kresek hitam saat melihat putrinya tengah terseyum lebar melihatnya.

Rin menutup jendelanya, berlari keluar kamarnya dan dengan cepat ia menuruni anak buah tangga. "Rin, jangan berlari di tang__" ucapan Byul tak didengar oleh gadis itu, Rin masih fokus berlari menuju pintu. Berlari keluar dari rumahnya "Bundaaa.." teriakkannya saat sang bunda baru saja tiba di perkarangan rumahnya, ia langsung memeluknya dengan penuh kebahagiaan. Ia tak percaya jika ibunya akan datang kerumahnya.

"Rin.." ucap Byul yang pada saat itu ikut keluar dari rumah, karena Taehyung yang masih melarang Rin untuk keluar dari rumah jika bukan karena sekolah. Ucapan Byul langsung terhenti saat manik matanya melihat menantunya tengah berdiri tak jauh darinya, apa lagi dengan Rin yang memeluknya.

Yerin terseyum melihat putrinya yang begitu bahagia, ia mengelus puncuk rambutnya "Bagaimana kabarmu sayang?" tanyannya

Tak ingin ibunya pergi, Rin lantas menarik tangan Yerin dan membawanya masuk, bahkan Rin tak memperdulikan keberadaan neneknya yang berada di ambang pintu. Yerin yang melihat Byul pun menundukkan kepalanya ke arah Byul sebagai tanda permisi.

Mereka tiba diruang tamu, Rin melepaskan tangan ibunya, menyuruhnya duduk disofa dan ia pun berlari ke arah dapur. Manik mata Yerin melihat Byul, ia langsung beranjak dari duduknya, membungkuk sopan "Bagaimana kabar ibu?" tanyannya

Byul berjalan mendekat, dan langsung memeluk menantunya "Seharusnya ibu yang bertanya seperti itu" ucapnya yang masih memeluk menantunya. "Maaf.. karena membiarkanmu kesakitan seorang diri" Byul pun melepaskan pelukkannya setelah berucap.

Yerin menyimpan kresek yang sedari tadi ia bawa di meja. "Aku kemari ingin memberikan ini" ucap Yerin yang mencoba merubah topik, ia menyodorkan amplop coklat. "Apa ini?" bingung Byul, tangannya terulur pada amplop itu dan membukanya. Manik matanya membulat lebar saat surat perceraian putranya berada di tangannya. Ia memasukkan kembali kertas itu pada amplop "Bagaimana bisa? Kalian bahkan tidak__"

"Baekhyun sudah mengurus semuanya, tanpa harus kami ke pengadilan.. semuanya sudah selesai"
"Kami.. sudah resmi bercerai" jelas Yerin yang membuat Byul dan Rin terkejut mendengar hal itu secara langsung.

Yerin melihat ke arah belakang, ia tau jika putrinya mendengar ucapan yang barusan ia lontarkan. Yerin terseyum melihat putrinya dengan segelas air putih ditangannya tengah menunduk. "Rin.." Rin mendongkakan wajahnya "Mau jalan jalan" tawar Yerin pada putrinya. Rin berjalan kearah ibunya, menyimpan gelas yang ia sediakan untuk ibunya. Wajahnya sedikit kecewa namun ia memberanikan dirinya untuk melihat ibunya. "Apa itu artinya, Rin.. takan bisa tinggal bersama bunda" manik mata Yerin melihat ke arah lain sesaat "Itu artinya, Rin takan pernah punya bunda" Rin terseyum miring "Apa itu sudah takdir Rin? Tak memiliki seorang ibu" Yerin tak bisa berkata, bahkan untuk menelan air liurnya sangat sulit untuknya.

Satu tetes air mata Rin berhasil lolos, manik matanya melihat ke arah lain "Mengapa.. mengapa sangat sulit untuk Rin memiliki seorang ibu" Yerin mengulurkan tangannya dan menyebut nama putrinya, namun tangannya di tepis oleh putrinya. Rin menghapus air matanya, dan berhenti menangis. "Ayo.. kita jalan jalan" ucap Rin yang membuat Yerin merasa tak enak hati.

Hi And Bye..✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang