Siang itu Taehyung, Jennie dan juga Rin sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di daerahnya. Mereka berbelanja beberapa pakaian, boneka dan bermain Timezone yang berada di paling atas mall tersebut. Dan setelah lama berkeliling dan berbelanja, saat ini mereka tengah duduk di sebuah cafe yang tersedia di sana. Rin duduk bersebelahan dengan Jennie sedangkan Taehyung duduk seorang diri di hadapan sang putri. Sambil menunggu makanan siap, Rin bermain dengan boneka beruang barunya.
"Rin, apa kau senang?" tanya Taehyung sambil membenarkan helaian rambut putrinya.
"Heum.. Rin senang bisa bermain dengan papa dan tante Jennie" jawabnya tanpa berpaling dari bonekanya.
"Benarkah itu, kau senang bermain dengan tante" ucap Jennie dan lantas memeluk gadis disampingnya itu.
"Ibuu.. bisakah aku membantu membawakan minuman"
"Heum tentu saja sayang" pandangan Rin teralihkan pada seorang ibu dan anaknya yang tengah mengambil pesanan mereka. Pandangannya sedikit iri dengan gadis kecil yang seumuran dengannya. "Dreeett" pesanan mereka pun tiba, dan Taehyung pergi mengambil."Rin ada apa" tanya Jennie yang melihat wajah gadis itu sedikit murung.
Pandangan Rin teralihkan kembali pada boneka, ia menyimpan boneka itu kembali kedalam tas belanjaan. "Tante.." Jennie menjawabnya dengan deheman. Rin tak melanjutkan ucapannya, karena sang ayah telah tiba dengan pesanannya. Dengan wajah yang sedikit murung, Rin memakan makanan itu. Di perjalanan pulang pandangan Rin hanya tertuju pada jendela mobil, ingatannya masih teringat pada ibu dan anak tadi, ia sedikit iri dengan hal itu. Walaupun hari ini ia juga di manja oleh Jennie, tapi rasanya itu seperti ketika ia bersama sang nenek, tak ada yang istimewa dari hal itu.
"Rin" pandangannya teralihkan pada sang ayah yang melihatnya dari kaca yang terarah ke belakang tempat Rin berada, dan kebetulan jalanan saat itu sedang lampu merah "Ada apa sayang, wajahmu ditekuk terus dari tadi"
"Apa kau tak senang bermain hari ini?" sambungnya"Rin sangat senang hari ini papa"
"Hanya saja.. Rin membayangkan bagaimana jika Rin pergi bersama bunda hari ini"Jennie sedikit menunduk mendengar itu.
"Rin.. saat ini kita bermain bersama Tante Jennie, mengapa Rin memikirkan bunda"
"Rin tau itu, tapi__"
"Sudah Rin.. jika kau terus seperti ini, papa takan pernah ajak Rin pergi bermain lagi" potong Taehyung
"Memangnya kapan papa ada waktu bermain dengan Rin"
"Rin"
"Sudahlah, lampu sudah berganti" ucap Jennie dan Taehyung pun melajukan mobilnya.
Di rumah sakit Kirin, Yerin sedang memeriksa lembaran kertas pasien. Ji Hoon berjalan ke arahnya "Dokter Jung" Yerin menutup lembaran itu dan melihat ke arah pria yang memanggilnya "Aku ingin memastikan sesuatu" pria itu sedikit menunduk "Apa benar anda menyuruhku untuk membantu anda dalam operasi sore ini?" sambungnya
Yerin menyimpan lembaran kertas itu dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku jas putihnya "Wae? Kau menolak"
"Tidak" jawab Ji Hoon dengan tegas "Hanya saja.. saya masih belum pantas berada di sana"
Yerin sedikit tersenyum "Kau memiliki kemampuan yang hebat, tak ada salahnya jika kau mengasah lebih dalam lagi bukan"
"Tapi__" sebuah tangan Yerin mendarat di kepalanya yang sontak membuat Ji Hoon terdiam "Tenang saja.. aku mengawasimu" potong Yerin dan lantas berjalan pergi "Aku akan melakukan yang terbaik" teriak Ji Hoon dengan penuh semangat sambil memandangi punggung yang kian menjauh "Ohk aku menantikannya" balas Yerin.
"Yes" ucap Ji Hoon dengan semangat serta tangan yang ikut mengepal senang."Dokter Jung" panggil seorang perawat kala dirinya berpapasan dengan Yerin, Yerin pun berhenti dan mendapati sebuah kertas yang terulur padanya "Ini data yang anda minta" ucap seorang perawat itu, Yerin pun mengambilnya "Ah ne.. terima kasih" jawab Yerin, yang lantas membuat perawat itu kembali pada tugasnya. Masih di tempat yang sama, Yerin melihat berkas itu beserta sebuah USB yang di selipkan di sana. Setelah selesai ia lantas melanjutkan langkahnya dan menuju ruangannya.
Membuka laptopnya dan lantas memasukkan USB yang ia dapatkan. "Tok tok" sebuah ketukkan pintu membuatnya memalingkan pandangan "Mwoya??" ucapnya saat mendapati Baekhyun yang berdiri di samping pintu yang terbuka. Baekhyun pun masuk kedalam, dan di susul oleh pria paruh baya "Paman" ucap Yerin yang langsung berdiri menghampiri pria paruh baya itu "Bagaimana kabar Paman?"
"Mengapa Paman tak berbicara jika akan pulang""Ya ya.. aku juga baru datang, mengapa kau tak menanyakan kabarku" ucap Baekhyun yang kini tengah duduk di sofa sambil melihat ke arah mereka "Berisik.. aku tak bicara padamu" jawab Yerin, Baekhyun pun sedikit cemberut dan lantas melihat sebuah laptop di hadapannya.
"Paman baik baik saja, bagaimana denganmu setelah 2 bulan kau merawat rumah sakit ini" ucap Seok Jin dan membawa mereka berjalan ke arah sofa
"Rasanya sangat rumit, aku tak mau jika harus menjadi dokter sekaligus menjadi direktur"
"Itu membuatku cape""Yerin.. apa ini?" tanya Baekhyun, Yerin menghampirinya dan melihat apa yang di lihat oleh pria itu, sebuah video dimana pria yang saat itu kehilangan putrinya sedang berbicara sendiri di kursi samping ranjang putrinya sebelum ia berteriak pada dokter magang.
"Pria ini? Aku menemukan berkas jika dia memiliki sedikit gangguan jiwa"
"Dan baru baru ini, putrinya meninggal karena kesalahan dari dokter magang.. Tapi itu terdapat kesalahan"
"Dimana putrinya sudah tiada ketika ia sampai di rumah sakit, dan dokter magang itu disuruh oleh pria ini untuk memberinya sebuah suntikkan""Lalu mengapa ia mengatakan jika itu salahnya" ucap Seok Jin yang sudah mendapat pesan dari Yerin soal kejadian itu.
"Aku belum mendapat konfirmasi yang jelas dari Eun Bi, jika mereka bersaudara"
"Tadinya aku akan menelphonenya untuk meminta penjelasan soal kejadian ini" jawabnya."Kalau begitu, kabari ia setelah ini.." ucap Seok Jin
"Ne Paman" Yerin melihat jam tangannya "Aku ada operasi sekarang, aku permisi" pamitnya dan ia pun lantas berjalan keluar ruangan.
Dirumah kediaman Taehyung, saat ini mereka baru saja tiba di rumah dengan wajah Rin yang di tekuk setelah pembicaraannya dengan Taehyung di mobil. Ia langsung masuk kedalam dan berjalan cepat menuju kamarnya. Byul yang melihat sekilas cucunya itu dan lantas berjalan menghampiri putranya dan Jennie yang juga baru tiba di rumah "Ada apa lagi dengan anak itu" ucapnya.
"Dia selalu saja membicarakan ibunya, padahal hari ini kita sedang bersama dengan Jennie" jelas Taehyung
"Maka dari itu, kau bujuk Yerin pulang"
"Eomma, aku sudah cape dengan hal itu.. aku ingin istirahat di kamar" jawab Taehyung dan ia pun lantas berjalan meninggalkan kedua wanita itu.
Byul hanya bisa menghela napas melihat kepergian anaknya.
"Bibi, bisakah aku menginap malam ini.. aku masih ingin bermain dengan Rin" ucap Jennie
"Oh tentu saja, menginap lah kau juga pasti cape"
"Kau bisa menggunakan kamar tamu""Terima kasih bibi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin