Pagi pun kini menjelang, "Ahk" ringis Yerin sesaat ia membuka matanya, dan mendapatkan rasa pening di kepalanya. Ia lantas duduk, manik matanya melihat kedua adiknya yang tengah tertidur di ujung ranjang dengan kondisi duduk serta kepala yang berada di pinggir ranjang kanan dan kini. Ia mengucek sebelah mata kala matanya masih sama seperti selama, buram.
Tak ingin membangunkan kedua pria itu, Yerin lantas beranjak dari ranjangnya secara perlahan agar tidak membangunkan mereka. Berjalan secara pelan menuju pintu karena pandangannya yang tak melihat dengan jelas. Setelah berhasil keluar dari kamar ia menutup pintu secara perlahan, dan lantas melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Rumah satu lantai dengan 3 kamar, ruang tamu, dapur dan satu kamar mandi menjadi rumah baru yang ia tempati setelah keluar dari apartementnya yang lama, yah walaupun biaya rumah ini lebih besar dari apartement lamanya.
Yerin sudah sampai di dapur, ia hendak membuka kulkas namun tangan kanannya tak menunjukkan reaksi apapun bahkan ia melihat sebuah perban di sana yang ia tak tau dari mana ia mendapatkan luka di sana. Terpaksa ia menggunakan tangan kirinya untuk membuatkan sarapan untuk mereka. Mengeluarkan bahan bahan dari kulkas, meletakkannya di meja makan tak jauh dari lokasinya saat ini.
Semua bahan pun telah tersedia di atas meja, ia mengambil pisau dan tatakan untuk memotong bahan yang harus di potong kecil. Helaan napas keluar dari mulutnya, ia tak bisa menggunakan pisau dan memengang bahan di satu tangan untuk memotongnya. Tak lama, pisau pun ia simpan di meja, tangan kirinya memengang sebelah tangannya "Kumohon bergeraklah" lirihnya dengan tangan kiri yang mencoba mencengkram kuat tangan kanannya.
"Ting tung" suara bel rumah membuyarkan pikirannya, ia berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Tadaaa" ucap Baekhyun begitu pintu terbuka sambil menunjukkan dua bingkisan di kedua tangannya. Namun senyuman Baekhyun langsung menghilang begitu melihat wajah gadis itu sedikit suram "Masuklah" ucap Yerin dan berjalan kembali ke arah dapur, Baekhyun mengikutinya dari belakang dan berhenti di meja makan saat ia melihat sayuran serta bahan lain di atas meja. Ia pun menyimpan kantung belanjaannya di sana, melipat kedua tangan pakaian hingga sikut. "Aku akan memotong bahannya, kau siapkan saja yang lain" tawarnya yang melihat gadis itu tengah menyodorkan minuman untuknya.
"Apa aku mengeluarkan bahan yang benar" tanya Yerin dan mendapatkan deheman dari pria itu.
Baekhyun mulai memotong bahan "Jangan melamun seperti itu.. kau bisa menyiapkan alat makan yang lainkan"
"Baiklah.." jawabnya dan berjalan menuju lemari untuk menyiapkan peralatan makan.
°°°
Di kediaman Taehyung di meja makan saat ini hanya ada keheningan dan hanya suara dari alat makan mereka yang saling beradu.
Manik mata Byul melihat kedua anak itu yang saling diam satu sama lain.
"Dreeet" suara kursi yang Rin dorong kebelakang "Aku sudah kenyang" ucapnya dan turun dari kursi, mengambil tasnya yang berada di kursi sebelahnya "Nenek hari ini aku akan berangkat sendiri"
"Tapi ini masih sangat pagi"
Manik mata Rin melihat sang ayah tak suka "Rin tak mau berlama lama di rumah" ucapnya dan berjalan pergi.
Byul menatap putranya, Taehyung yang merasa di tatap pun melihat ibunya "Aku berbicara padanya soal perceraianku" jelasnya
Byul masih diam menatapnya untuk mendapat jawaban lebih tepat
"Aku juga melarangnya bertemu dengan Yerin"
"Apa?" kaget Byul
"Mengapa kau melarangnya bertemu dengan ibunya" ucapnya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi And Bye..✓ END
FanfictionPerpisahan yang tidak diinginkan, karena suatu hal dan meninggalkan seseorang yang berharga cukup menyakitkan. 🎖️#1 taerin 🎖️#2 taerin 🎖️#3 taerin