2. Caca gapapa.

18.7K 875 15
                                        

Selamat membaca.
.
.
.
.
.

Senyum dong, kamu cantik kok.

Ooo


"Dasar nggak ada otak!" Gumam Caca menggeram, emosi. Coba bayangkan bagaimana kesalnya Caca ketika sudah panjang lebar berbicara tapi tidak di hargai? Ya minimal minta maaf lah, gara-gara dia tadi Caca hampir saja mati tersedak bakso.

"Tunggu!" Ucap Caca menghentikan langkahnya, ia pun membalikkan badannya menatap malas Caca, "apa lagi?"

"Lo belum minta maaf sama gue."

Pria itu hanya mengedikan bahunya acuh tak acuh. Melihat itu tentu saja darah Caca mendidih, dimana letak sopan santun pria itu? Batin Caca. Dengan perasaan dongkol Caca menuangkan sepuluh sendok makan sambal ke mangkuk bakso milik pria sombong tersebut. "Makan tuh sambel bakso!" Sungut Caca melenggang meninggalkan wajah terkejut pria itu.

"Udah lah Ca, Lupain aja," ucap Fita sembari mengupas kuaci yang ia beli di kantin tadi.

Caca terdiam dengan wajah yang dramatis nya, "Fita kayak nya tensi darah gue naik deh, ini semua gara-gara tuh orang!" Sungut Caca dengan wajah memerah, sementara Fita hanya bisa memutar bola mata malas, sangat drama Caca ini, "nggak usah alay Lo nyet," sahutnya.

°°

Setelah bel pulang berbunyi Caca dan Fita melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.

Sebenarnya Fita ini terlahir dari keluarga yang kaya. apa pun yang Fita inginkan selalu terkabul, salah satunya ya Fita ingin sekolah disini dan bundanya menyetujui permintaan Fita.

Dibalik segala kekayaan yang Fita punya Fita selalu merasa kesepian, dia merasa bunda selalu mementingkan pekerjaan nya dari pada memperhatikan Fita. Akan tetapi semenjak kenal dengan Caca, Fita sudah tidak lagi merasa kesepian. candaan Caca selalu membuat hari-hari Fita berwarna, apa lagi saat melihat tingkah konyolnya.

Caca pun sama, ia terlahir dari keluarga berpunya, selain itu ia memiliki otak yang sangat cerdas dan karena kecerdasan nya itu Caca mendapatkan beasiswa di sekolah nya ini. Disisi lain juga Caca sudah tidak mau merepotkan keluarga nya dengan mengharuskan membiayai pendidikan nya yang terbilang mahal, dengan itu Caca belajar dengan giat agar bisa mendapatkan beasiswa itu dan terbukti sekarang ia telah mendapatkan nya.

"Ca, Lo kapan nginep lagi di rumah gue? Udah hampir dua Minggu, Lo nggak nginep- nginep, Lo di tanyain sama Bi endah, kangen katanya," kata Fita, berjalan beriringan dengan Caca.

Caca memang sudah sangat dekat dengan keluarga Fita. menurut Caca, Fita itu sangat beruntung memiliki bunda seperti Anita, walaupun beliau sangat sibuk dengan pekerjaannya, tapi Caca sangat yakin kalau Anita itu sangat menyayangi Fita, buktinya Fita di layani bak ratu di rumahnya.

"Salam balik buat bibi," balas Caca.

"Kalau nginep sekarang-sekarang gue nggak bisa, gue sibuk," ucap nya lagi.

Fita mengendus, "Halah tai kali, kerjaan Lo kan guling kanan guling kiri doang di rumah," sungut Fita membuat Caca terkekeh.

"Gue serius anjir, gue udah beli cemilan kesukaan Lo nyet," ungkapnya lagi, jangan di kata kalau masalah royal fita ini ratunya. Setiap Caca menginap di rumah nya, apapun Fita beli tujuannya agar Caca betah menginap di rumah nya.

Caca terdiam, seolah-olah tengah berfikir berat. Namun di sela-sela berfikir nya Fita malah menoyor kepala Caca, "Sok sokan mikir Lo anjir, kayak punya otak aja," tuturnya.

Caca mengendus sebal, namun ia kembali berucap, "malam Minggu gue nginep sekalian joging."

"Ide bagus! Kita kan udah lama nggak joging," seru nya. "Yaudah gue balik dulu ye? Mamang udah jemput soal nya, Lo nggak mau bareng kah?"

CACA GAPAPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang