"Mendapatkan kasih sayang dan cinta dari kalian itu, seperti halnya aku berharap ada bintang yang jatuh, pada siang hari."
Caca Aeyza allqiya.
-selesai di revisi
Kamis 05-05-2022
Warning! Plagiat dilarang mendekat.
Ini murni h...
Kini suasana ruang tamu menjadi lebih canggung dari sebelumnya. Suasana ini lah yang paling Caca benci, sangat tidak asik.
"Mana oleh-oleh buat Caca, Oma?" gumam Caca memecahkan keheningan, Tina tersenyum seraya menoleh, "Oh iya. Oma sampai lupa," Tina pun mengambil tas yang tadi diambil kan oleh Aldi dari kamarnya.
"Oma belikan banyak oleh-oleh buat kamu sama Aldi, cucu kesayangan Oma."
"Liat Ca, Oma sengaja beliin dress ini, khusus buat cucu Oma yang paling cantik."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oma yakin dress ini sangat cocok di badan kamu. coba kamu cobain deh," Tina menyerahkan gaun tersebut, Caca menerimanya, ia tersenyum kala melihat betapa indahnya gaun pemberian Tina, terlihat simple namun elegan. gaun seperti ini sangat cocok untuk pesta ulang tahun, tapi kenapa Oma memberikan gaun seperti ini, padahal kan ulang tahun Caca Masih lumayan lama, Ga biasanya Oma kaya gini, batin Caca. "Eh kok bengong, kamu suka ga?" Tanya Tina membuat Caca tersentak kaget.
"Eh? Oma ini sangat bagus, Caca sangat suka!" Seru Caca antusias.
Tina mengangkat tangan untuk mengelus kepala Caca, ia sangat menyayangi Caca melebihi apapun, "kamu anak baik, tapi kenapa takdir kamu seperti ini, Ca?" Batin Tina, ia merasa sedih melihat cucu nya, sejak kecil ia tidak pernah merasakan kasih sayang dari Romi dan Anna dengan tulus.
"Cucu Oma suka?" Caca mengangguk dengan antusias, "Caca suka banget Oma!" Seru Caca lagi.
Brukk...
Aini menaruh kasar toples yang berisikan cemilan, ia terlalu muak mendengar ocehan dua sejoli itu. Aini pun beranjak dari tempat duduknya. "Dasar nenek-nenek ga punya otak," batin Aini menggerutu, keberadaan Aini disini sama sekali tidak di anggap Tina, padahal kan cucu dia bukan Caca aja tapi Aini juga cucu nya.
"Mau kemana kamu nak?" tanya Anna yang sedari tadi diam, ia bisa merasakan apa yang anaknya rasakan itu.
"Ke kamar," balas Aini dingin, setelah itu ia benar-benar melenggang dari hadapan semua.
"Dasar ga punya sopan santun," Cibir Tina. Tina tidak suka sama Aini bukan tanpa sebab, ia mempunyai sebab sendiri yang membuat dirinya benci akan anak itu.
Anna menghembuskan nafas berat "Bu, bisa ga sih ibu ga usah pilih kasih sama Aini? Aini juga kan cucu ibu," Ujar Anna sangat kesal, melihat tingkah mertuanya ini yang tidak pernah berubah.
Tina terkekeh dibuatnya, membuat Anna mengernyit. "Cucu saya kamu bilang?"
hening.
"Asalkan kamu tau, gadis psikopat itu bukan Cucu saya. Cucu saya cuman Caca dan Aldi, kalau kamu lupa," ia tidak terima akan pernyataan tersebut, mana mau dirinya punya cucu yang punya kelainan jiwa seperti Aini.