Selamat membaca;)
.
.
.
.
.Maaf ya kalau ceritanya malah makin ga jelas setelah di revisi☺️
Padahal aku udh berusaha, maaf banget ya jadi ngecewain kalian🙏
"Ca?"Caca kembali membuka matanya, melirik seseorang yang baru saja memanggilnya, "ngapain Lo balik lagi?" Cetus Caca.
"Ck. Bunda nyuruh Lo ke rumah," Tuturnya, jika bukan keinginan bundanya mana mau ia kembali menemui gadis ini.
"Ga," Ketusnya lalu kembali memejamkan matanya.
"Gua ga perduli, Lo pulang bareng gua," saat Raffi hendak membalikkan badannya, tangan Raffi di cekal Caca, yang entah sejak kapan ia sudah berdiri di belakangnya.
"Kalau kata gua enggak. Ya enggak! Jangan maksa dong!" Protes Caca tidak terima, kalau saja Raffi bicaranya baik-baik ia pasti mau menemui Tante baik itu tapi sekarang ogah banget Caca.
"Gua ga mau tau, intinya Lo harus ikut sama gua. Gua tunggu di parkiran," Ucapnya final. Setelah nya Raffi pun melenggang pergi meninggalkan Caca yang dibuat kesal olehnya.
Caca menghela nafas gusar, Namun tiba-tiba ponsel Caca berdering nyaring. Caca mengambil ponselnya yang ada di saku seragam sekolahnya, di layar ponselnya tertera nama Oma nya, tanpa basa-basi Caca langsung menekan tombol jawab.
"Assalamualaikum, Oma ada apa?" Tanya Caca.
"Waalaikumus-salam, Ca-- uhuk," sahut Tina terbata-bata karena batuknya.
"Oma kenapa? Oma sakit? Oma denger Caca kan? Oma?" Tanya Caca khawatir.
Tanpa Caca ketahui, disana Tina tersenyum, cukup mendengar suara Caca saja ia sangat bahagia, Caca adalah kehidupannya, "Oma gapapa sa-yang, Oma hanya kurang enak badan," tutur Tina dengan lesunya.
Caca menggeleng kecil, ia tidak percaya dengan apa yang Omanya ucapnya, Caca tau betul, siapa Tina. Ia selalu berkata bohong demi Caca, "Oma bohong, Caca ga akan pernah percaya sama ucapan Oma, Oma selalu bilang baik-baik aja padahal Caca tau, Oma lagi kesakitan kan? Oma jujur sama Caca, Oma kenapa? Caca pulang aja ya?"
"Enggk perlu sayang, Oma udah Gapapa, ka-mu ga usah pulang, Oma cu-man lagi pengen de-nger suara kamu,"
"Yaudah kalau gitu, Caca pulang aja. Nanti biar Caca izin sama Pak Ramdan," ungkap Caca lagi, entah kenapa hati Caca terasa tidak tenang, ia sangat gelisah.
" ga usah sayang. Oh iya, Oma minta nanti kamu ikut sama Raffi ya? Tante Gita udah telpon oma, jangan tolak ajakan Raffi ya sayang?" Pinta Oma Tina dengan suaranya yang terdengar lemas
"Enggak Oma, Caca mau langsung pulang aja, mau pastiin klo Oma baik-baik aja," Kekeh Caca, ia tidak akan tenang jika belum bertemu dengan Omanya secara langsung, ia khawatir.
Tina tersenyum kecil, Caca itu mirip sekali seperti dirinya, anaknya ga mau di paksa, " Ga perlu sayang, Oma baik-baik aja. Kamu ikut ya main ke rumah Tante Gita?" Suruh Tina lagi, ini adalah kesempatan nya agar Caca dan Raffi bisa semakin dekat.
Caca menghela nafas panjang, ia khawatir pada Omanya, tapi disisi lain juga Caca tidak bisa membantah apa yang Tina ucapkan, karena ia tidak mau membuah Omanya kecewa. Siapa pun tolong ajarkan Caca bagaimana caranya membelah diri menjadi dua. "Yaudah Caca nurut, tapi Oma ga bohongin Caca kan? Oma baik-baik aja?"
"Nah ini baru cucu Oma, makin sayang deh Oma sama kamu."
"Caca lebih sayang sama Oma."
°Caca°
![](https://img.wattpad.com/cover/265651001-288-k768565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CACA GAPAPA [END]
Teen Fiction"Mendapatkan kasih sayang dan cinta dari kalian itu, seperti halnya aku berharap ada bintang yang jatuh, pada siang hari." Caca Aeyza allqiya. -selesai di revisi Kamis 05-05-2022 Warning! Plagiat dilarang mendekat. Ini murni h...