Selamat membaca.
.
.
.
.
.
Takdir mungkin bisa merubah semuanya tetapi cinta—dia akan tetap abadi bersama-sama sang pemiliknyaCoretanbutterfly.
"Aya?" Raffi mengusap lembut pipi Caca yang membiru, sedari tadi air matanya tidak berhenti-henti menetes, sesakit ini kah ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya? "Kita belum lama bertemu loh, kok kamu te-ga tinggalin aku lagi?"
"Ma-na janji kamu ay? Kata kamu kita akan terus bersama, tapi ka-mu malah tinggalin aku duluan.." Raffi menatap lekat Caca, ia tidak menyangka Caca akan pergi secepat ini, bahkan disaat mereka belum merayakan hari kelulusannya.
Andai saja ia lebih peka terhadap kesehatan Caca, mungkin hal ini tidak akan terjadi, dan Caca akan hidup tanpa rasa sakit yang selalu menggerogoti anggota tubuhnya.
"Kamu inget nggak? Pas pertama kali kita bertemu selama bertahun-tahun lamanya kamu pergi?" Raffi terkekeh kecil mengingat kenangan itu.
Brakk..
"Anjing!!" Teriak Caca spontan, ia terkejut saat Mendengar gebrakan meja yang ia duduki.
Sementara Fita hanya mengusap dadanya sabar. Fita sadar jika punya teman seperti Caca harus banyak-banyak istighfar dari pada bersyukur nya. "punya temen kaga ada lembut-lembutnya," gumam Fita, Caca pun menoyor kepala Fita dengan kesal, "temen setan!" Cetus Caca.
"Pindah," Ucap pria itu dengan dinginnya.
Caca mengerutkan keningnya, "Dih apa-apan Lo, so sksd, so kenal so dekat," cetus Caca. gimana ga kesel coba? Lagi enak-enak makan baso malah di suruh pindah, mana maen gebrak- gebrak meja lagi, kasar banget sih.
"Pindah," ucapnya lagi.
Caca hanya mengedikkan bahunya, lalu kembali menyuapkan baksonya ke dalam mulut namun,
Brakk...
Glekkk..
Lagi-lagi pria itu mengebrak meja yang Caca tempati, di detik itu juga Mata Caca refleks membola, layaknya ingin loncat dari wadahnya. ia tersedak baso yang ukuran sedang. Matanya dan wajah memerah, disertai keringat yang bercucuran dari keningnya. "Cowok sialan!" Batin Caca menggerutu.
"A-air!" Ucap Caca kesusahan, sambil memegangi tenggorokan nya.
Sementara Fita memasang wajah cengo, ia binggung sebenernya si Caca kenapa? Ayolah otaknya jangan lemot sekarang. "aa-irrr!" Ucap Caca lagi, demi tuhan rasanya Caca seperti ingin mati, di tenggorokan nya seperti ada bola.
Fita pun kalang kabut nyari air sementara pria itu hanya diam, sambil menatap Caca malas.
"Raf ini pesenan Lo, kita duduk diman—" tanya pria berambut agak gondrong menghampiri mejanya.
Caca yang sudah tidak tahan lagi langsung menyerobot air yang ada di tangan pria gondrong itu, lalu meminum.
"Uhukkk!"
Akhirnya Caca bernafas lega, kala bakso yang berukuran sedang itu terpental bersamaan dengan batuknya.
Untung ia tidak jadi mati. Ga lucu kalau dirinya meninggal karna tersedak bakso. "Untung ga jadi mati," gumamnya dengan nafas tersengal-sengal. "Mati kenapa?" Beo Fita membuat Caca dongkol, fita bodoh apa gimana si? Sahabatnya hampir mati ia malah masih asik makan bakso. "Lo parah banget fit, kalo gua sekarat juga Lo mah mungkin malah asik ngebaso," Cetus Caca sangat kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
CACA GAPAPA [END]
Novela Juvenil"Mendapatkan kasih sayang dan cinta dari kalian itu, seperti halnya aku berharap ada bintang yang jatuh, pada siang hari." Caca Aeyza allqiya. -selesai di revisi Kamis 05-05-2022 Warning! Plagiat dilarang mendekat. Ini murni h...