Selamat membaca;)
.
.
.
.
.
.
.
Setelah empat hari lamanya Caca tidak masuk sekolah, kini ia memutuskan untuk kembali pergi ke sekolah, ingat ia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Untung saja memar di hidung, pipi dan keningnya sudah hampir menghilang berkat obat yang di buatkan oleh bibi, Jadi Caca tidak perlu khawatir akan pertanyaan teman-temannya nanti, apalagi Fita. Caca bisa mati menghadapi pertanyaan-pertanyaan Fita kala melihat mukanya yang bonyok seperti ini, gadis itu sangat khawatir kala melihat ia kesakitan, bahkan tidak jarang Fita menangis kala Caca sakit, padahal yang sakit malah cengengesan.
Aneh bukan? Ya itulah persahabatan.
Caca menatap wajahnya di cermin, ia tersenyum pantulan dirinya di balik kaca, "ini awal dari segalanya Ca. Cukup bersikap seperti biasanya dan terlihat baik-baik saja. aku yakin, aku bisa."
°Caca°
BRUGHH....
"Morning all!"
"Caca kembali lagi, untuk mengobati rasa rindu kalian semua!" Pekik Caca nyaring, Caca memang tidak ada kalem kalem nya. teman-temannya hanya bisa mengelus-elus dadanya, karena kaget atas gebrakan meja yang baru saja Caca lakukan.
Caca tertawa kala melihat Ekspresi wajah teman-temannya yang terperanjat kaget, "jantungan, kok berjamaah!" Cibir Caca tergelak, ia pun mendudukkan tubuhnya di samping Fita yang menenggelamkan wajahnya di meja, mungkin dia tertidur.
"Bunuh orang dosa ga si?"
"Empat hari ga masuk, gua kira otaknya bakal waras, tau nya malah semakin ngelunjak," gurau Andre.
"Pindah kelas yu? Kuping gua korekan, sekelas sama si Caca," sahut temannya, bukannya merasa tersinggung Caca malah terkekeh mendengarnya karena ia tau teman-temannya hanya bercanda akan ucapannya itu. "Eleh, bilang be rindu," cetus Caca.
"Najess!" seru mereka kompak, Caca kembali tergeletak mendengarnya, setidaknya ia terhibur atas tingkah keluarga sekolahnya.
"Ini yang gua suka dari Lo Ca, Lo itu gadis kuat bahkan di saat hati Lo benar-benar hancur Lo masih bisa membuat teman-teman Lo terhibur," gumam seseorang di balik jendela.
Ceklek..
Seketika kelas menjadi hening kala mendengar suara knop pintu yang di putar, "cie nungguin apa?" Gurau Dika, ia yakin pasti yang ada di pikiran teman-temannya tadi yang membuka pintu adalah Bu Ani.
"Titisan Caca gini nih," Ungkap Sarah melihat tingkah konyol ketua kelasnya yang sebelas dua belas dengan Caca.
"Sarah Wijayanto! Gua lagi diem jangan di pancing, gua makan juga Lo!" Kesal Caca, mengibaskan rambutnya, lagi-lagi temannya tergelak, suara Caca terdengar sangat lucu di telinga mereka semua.
Sarah mengendus kesal mendengarnya, "gua waras, gua diem."
"SYUT! DIEM! GUA MAU NGOMONG, AWAS AJA YANG BERISIK GUA TAMPOL LO SATU-SATU!" ancam Dika kepada teman-teman nya, seketika kelas menjadi hening. Mereka memilih diam karena tau bagaimana sikap kepemimpinan yang ada di dalam diri Dika, saat Dika berbicara ia paling tidak suka orang lain menyela ucapannya.
"HARI INI BU ANI GA MASUK, JADI KITA DI KASIH TUGAS NGERJAIN LKS HALAMAN 34 1-15 PAKE CARA DI KUMPULIN BESOK!"
Seketika hening, sebelum Caca berseru gembira, siapa yang ga seneng si saat guru matematika ga masuk ke dalam kelas?
"Hore!" Seru Caca lalu di ikuti oleh teman-temannya.
"Rezeki anak Soleh, free class sampe istirahat!" Seru Andre seraya meniup jambul khatulistiwa kebanggaan nya. Andre tuh merasa ganteng saat jambul nya terasa hidup. Tapi beda cerita saat jambul nya kena Rajia dadakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/265651001-288-k768565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CACA GAPAPA [END]
Novela Juvenil"Mendapatkan kasih sayang dan cinta dari kalian itu, seperti halnya aku berharap ada bintang yang jatuh, pada siang hari." Caca Aeyza allqiya. -selesai di revisi Kamis 05-05-2022 Warning! Plagiat dilarang mendekat. Ini murni h...