54. Serbuan Pisau

94 22 0
                                    

Mata Haikal dan Heru terbelalak melihat jumlah pisau yang dikendalikan oleh sosok berjubah. Belum pernah mereka melihat ada Blazer yang mampu mengendalikan pisau sebanyak itu seorang diri.

Sosok berjubah tidak menunggu keduanya menyesuaikan diri, dia melesatkan beberapa pisaunya sekaligus mengarah menuju Haikal dan Heru.

"Ini bukan apa-apa!" Haikal berseru keras sambil mengayunkan lengan kirinya sekuat tenaga mengoyak udara menciptakan aliran angin yang menghempaskan pisau-pisau tersebut dalam satu gerakan.

Heru tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diciptakan oleh Haikal, dia segera menendang lantai dan bergerak secepat mungkin mendekati sosok berjubah berniat menyarangkan sebuah pukulan atau tendangan sebelum dia kembali menyerang.

Sosok berjubah tersenyum kecil menanggapi tindakan Haikal dan Heru yang sudah diantisipasinya, "Kalian terlalu meremehkanku."

Dia menarik kedua tangannya setelah berkata demikian, tiba-tiba sejumlah pisau yang terhempas berkat amukan angin dari Haikal terbang kembali menuju arahnya—tidak, lebih tepatnya mengarah pada punggung Heru yang kini terbuka lebar.

Heru tersenyum menyadari kedatangan pisau-pisau tersebut, membuat sosok berjubah mengerutkan dahinya sejenak sebelum dikejutkan oleh gerakan Heru berikutnya yang melompat tinggi ke atas ketika pisau-pisau terbang itu hanya berjarak beberapa sentimeter dari punggungnya.

Senyuman sosok berjubah memudar menyadari hal ini sudah direncanakan oleh Heru, dia membentangkan kesepuluh jari tangannya dan seketika itu juga pisau-pisau tersebut berhenti di udara.

Sosok berjubah ingin mengatakan sesuatu setelah pisau-pisaunya berhenti, namun sebelum itu terjadi Haikal mengambil ancang-ancang dan mendorong tinju kanannya sekuat tenaga ke depan menghantam udara, "Air Smash!"

Pusaran angin yang diciptakan pukulan Haikal melesat begitu cepat hingga mengenai pisau-pisau milik sosok berjubah yang tadinya berhenti, kini terdorong maju menuju tubuh sang lawan.

Sosok berjubah membelalakkan matanya sebelum berdecak kesal dan mengerahkan beberapa pisau yang melayang di sekitar tubuhnya menangkis pisau-pisau tersebut dalam waktu singkat. Semua pisau itu berhasil ditangkis tanpa masalah berarti.

Kombinasi Haikal dan Heru tidak berhenti sampai di sana saja, Heru yang masih melayang cukup tinggi di atas kini tertarik oleh gravitasi sambil mengangkat salah satu kakinya tinggi-tinggi mengincar kepala sosok berjubah, "Guillotine Drop!"

Mata sosok berjubah menatap Heru penuh keterkejutan, tetapi dia tidak melupakan saat ini Heru sedang melancarkan serangan. Dia melesatkan sejumlah kecil pisau-pisau terbang di sekelilingnya menuju Heru, namun baru sepersekian detik setelah dia mengerahkan pisau-pisaunya, matanya menangkap Haikal kembali melepaskan Air Smash dan menghempaskan seluruh pisaunya.

Sosok berjubah tersebut berdecak kesal sejenak sebelum mengambil sebuah langkah besar ke belakang menghindari serangan Heru. Pada akhirnya kaki Heru hanya berhasil menghantam lantai—atap gedung hingga menimbulkan keretakan besar.

Sosok berjubah melotot cukup lebar menyaksikan kekuatan yang dihasilkan oleh Heru, "Aku bisa kalah kalau menerima serangan itu secara langsung," gumamnya dalam hati merasakan bahaya terhadap dua pemuda di depannya ini.

Heru mendecakkan lidahnya ketika menyadari sosok berjubah itu berhasil menghindari serangan kombinasinya dengan Haikal, namun dia bisa memakluminya mengingat lawannya saat ini bukanlah seorang murid akademi yang biasa dia hadapi di Turnamen Penyambutan.

Haikal segera belari kecil mendekati Heru, "Kau tak apa-apa?"

"Ya, berkat bantuanmu," jawab Heru tidak mengalihkan pandangannya dari sosok berjubah.

Haikal menghela nafas lega menyadari Heru tidak mengalami luka baik dari serangan pisau maupun Air Smash miliknya sendiri. Biarpun Haikal cukup sering melatih dan menggunakan Air Smash, bukan berarti dia bisa mengatur arah lintasannya dengan sempurna.

Air Smash merupakan teknik yang mendorong sejumlah udara yang ditekan oleh kekuatan fisik murni. Menerapkan teknik ini saja sudah sulit jika tak mempunyai kekuatan fisik yang memumpuni, apalagi mengarahkannya dengan sempurna.

Haikal sendiri berhasil menguasai teknik ini sesaat sebelum Turnamen Penyambutan dimulai, menguasai Air Smash dengan murni kekuatan fisik hingga tahap ini saja merupakan prestasi yang cukup hebat.

Saat Haikal dan Heru saling berbicara, sosok berjubah tersebut tertawa lantang sehingga membuat keduanya langsung mengambil sikap siaga penuh.

"Aku tak menyangka ada murid kelas satu seperti kalian bisa mengetahui teknik Knives Drive," ujar sosok berjubah menyudahi tawanya, dia lalu memandang Haikal dan Heru penuh penasaran, "Bisa kalian katakan padaku mengapa kalian bisa mengetahuinya? Seingatku hanya murid akademi setidaknya kelas dua agar mampu mengenali apalagi mengantisipasi teknik ini."

"Kami sering melakukan penelitian mengenai dunia per-Blazeran lebih awal dibanding murid-murid lain," jawab Haikal tidak berniat menutupi kebenaran, Heru mengangguk pelan mengiyakan perkataan Haikal.

"Kami juga mengetahui itu adalah teknik yang mengandalkan benang yang terbuat dari energi jiwa, salah satu teknik langka yang sulit direalisasikan," tambah Heru menunjuk jarak pisau yang masih melayang dengan badan sosok berjubah—mungkin lebih tepatnya benang tipis yang terhubung dengan jari dan lengan sosok tersebut.

Alis sosok berjubah terangkat mendengar pernyataan Heru yang cukup menarik minatnya, "Heh, kalian bocah yang menarik. Kesimpulan yang luar biasa."

Sosok itu menganggukkan kepalanya pelan sebelum membuka jubah dan mengeluarkan lebih banyak pisau yang menggantung di seluruh tubuhnya, "Kalau begitu tidak ada alasan lagi bagiku untuk menyembunyikan ini semua!"

Pisau-pisau tersebut mulai melayang dan bergerak mengintari sosok berjubah dalam jumlah mengerikan. Haikal dan Heru sampai menelan ludah secara tak sadar saat menyadari jumlah pisau-pisau itu mungkin melebihi seratus buah.

"Bagaimana? Kendaliku cukup hebat sebagai pengguna Knives Drive, bukan?" Sosok berjubah itu tersenyum lebar melihat reaksi Haikal dan Heru, dia lalu melesatkan puluhan pisau ke arah keduanya sekaligus, "Knives Raid!"

Haikal mengambil ancang-ancang bersiap mengerahkan Air Smash sekali lagi, "Heru, cepat turun setelah aku menghempaskan sebagiannya!"

Heru mengangguk pelan bersiap melakukan perkataan Haikal, tetapi sebelum keduanya sempat bereaksi puluhan pisau tersebut mengubah pola serangannya yang sebelumnya berkumpul menjadi satu seperti pusaran pisau, kini menyebar ke segala arah.

Sosok berjubah tertawa lantang menanggapi rencana Haikal dan Heru, "Cara yang sama tidak akan mempan untuk kedua kalinya."

Haikal menggertakkan giginya sejenak sebelum memejamkan mata mengumpulkan energi jiwa sebanyak mungkin pada tangannya, beberapa saat setelahnya Haikal membuka matanya kembali dan mendorong tinjunya sekuat tenaga, "Air Smash : Overload!"

Dalam satu dorongan itu, udara di sekitar seakan-akan berkumpul dan membentuk pusaran angin kecil pada satu titik, lalu menghempaskan puluhan pisau tersebut dalam sekejap bersamaan dengan sosok berjubah itu cukup jauh.

Sayangnya di saat yang sama, Haikal ikut terlempar akibat aksi-reaksi sejumlah besar tekanan udara yang tiba-tiba berkumpul dan meledak. Beruntung bagi Haikal, Heru berhasil menahan punggungnya sehingga dirinya tidak terlempar begitu jauh.

"Terima kasih, Heru." Haikal menghela nafas lega menyadari Heru yang menopang punggungnya.

Heru tersenyum kecil menanggapinya lalu menepuk pundak Haikal, "Tidak masalah, sudah seharusnya sahabat itu saling membantu."

Dia lalu mengalihkan pandangannya menuju arah di mana seharusnya sosok berjubah itu berdiri, namun satu-satunya hal yang bisa dia lihat saat ini adalah atap gedung yang mengalami kerusakan cukup parah berkat serangan Haikal.

Heru mengambil beberapa langkah ke depan demi memastikan keadaan, matanya kemudian mendapati sosok berjubah yang menjadi lawan mereka kini duduk dan menyandarkan punggungnya di dinding gedung berjarak sekitar tiga gedung dari tempat mereka berdiri tanpa kesadaran.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang