69. Pertandingan yang Akan Dimulai

97 20 1
                                    

Serangan Salvia dan Verna saling berbenturan, sukses menciptakan ledakan hebat yang mengguncang seluruh Akademi Skymaze. Jika bukan karena ikut campurnya beberapa Blazer tingkat tinggi sebagai petugas keamanan yang bekerja mengendalikan pelindung di arena, maka ada kemungkinan seluruh arena ini sudah hancur berkat jurus dua gadis tersebut.

"Ini sungguh kekuatan calon Blazer kelas satu?"

"Mereka berdua bukan selevel calon Blazer lagi."

"Kekuatan seperti ini harusnya hanya bisa dimiliki oleh Blazer setingkat Expert atau lebih...."

Para penonton hanya bisa termenung memandangi dampak ledakan barusan terhadap lapangan arena yang sampai mengubah sebagian besarnya menjadi ribuan pecahan batu kecil. Mereka tidak akan percaya hal ini disebabkan oleh dua orang calon Blazer kelas satu jika bukan karena melihat dan merasakan dampak kekuatan keduanya sendiri.

Di pinggir arena sendiri terlihat Haikal memandang lapangan arena dengan begitu khawatir. Dia tahu benar seberapa kuatnya Salvia meski teknik pemusatan energi jiwa yang digunakan beberapa saat lalu mengejutkan dirinya, namun jika intuisinya tidak salah kualitas serta kekuatan energi jiwa Verna masih di atas Salvia.

Secara statistik saja Salvia sudah kalah telak dari Verna yang benar-benar terfokus sebagai Blazer tipe Wizard, belum lagi kemampuan Soul Arc Verna yang bukan hanya satu unsur sihir saja seperti Blazer tipe Wizard lainnya, melainkan lima unsur sihir sekaligus.

Sejauh pengamatannya Verna bahkan dapat menggabungkan dua unsur sihir menjadi satu, yang mana bisa memperkuat serangannya. Itu bisa terlihat dari penampilan Elemental Dress milik Verna yang berubah-ubah menyesuaikan sihir yang dikeluarkannya.

Bagi Salvia yang hanya mempunyai satu unsur sihir, Verna merupakan lawan buruk karena bisa beradaptasi dengan unsur sihir lawannya, terutama unsur sihir Salvia adalah salju, unsur sihir bersifat dingin yang mudah meleleh.

Saat kekhawatiran Haikal memuncak, debu serta uap yang menutupi pandangan di luar lapangan arena mulai menipis sedikit demi sedikit, lalu memperlihatkan sesosok bayangan tengah berdiri seorang diri di sana, menimbulkan rasa penasaran besar bagi seluruh penonton.

Beberapa detik berselang, bayangan tersebut akhirnya menampakkan sosoknya yang berupa gadis cantik setinggi sekitar satu setengah meter berambur ungu cerah panjang terurai indah ditiup oleh angin, disertai bulir-bulir keringat tak terhitung jumlahnya mengalir jatuh dari seluruh badannya.

"Pe-pemenangnya... Yang masih berdiri adalah...." Pembawa acara menunjuk gadis di tengah lapangan arena tersebut sambil berseru keras, "Sang ketua tim, Verna Galvoria!"

Pernyataan kemenangan sang pembawa acara disambut meriah oleh sorak-sorai para hadirin pendukung Verna, diikuti oleh terbelalaknya para pendukung Salvia yang menyaksikan idolanya telah kalah dua kali sepanjang turnamen berlangsung.

Haikal sedikit membelalakkan matanya sesaat mendengar pengumuman pemenang dari pembawa acara, dia kemudian menghela nafas panjang dan menggaruk bagian belakang kepalanya, "Padahal aku sempat berharap hasil pertandingan mereka seri."

Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Haikal dengan cepat memasuki lapangan arena dan menghampiri Salvia yang tergeletak tak berdaya di lantai lapangan arena, sementara di sisi lain Jack juga mendatangi Verna yang kini jatuh berlutut kehabisan tenaga.

"Salvia, sadarlah. Kau tak apa-apa?" Haikal bertanya. Berbeda dari babak sebelumnya, kondisi Salvia saat ini tidak terlihat terlalu parah, bahkan kesadarannya masih bertahan meski kelopak matanya sudah setengah tertutup memandang langit.

Salvia menoleh ke sumber suara tersebut, "Ah, Haikal, ya?" Dia tersenyum tipis sembari berkata demikian sebelum menitikkan sebutir air mata, "Maaf, aku kalah lagi."

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang