39. Haikal vs Edward III

117 29 2
                                    

Terpentalnya Edward membuat penonton sekali lagi terbelalak, bagaimana bisa seseorang yang belum membangkitkan Soul Arc mampu menghempaskan jenius yang bahkan telah mencapai Awakening sebelum menjadi Blazer resmi?

Memang benar Haikal disebut-sebut sebagai 'kuda hitam' terbaik di Turnamen Penyambutan tahun ini, namun tak ada yang menduga pemuda tersebut memiliki kekuatan yang begitu besar hingga mampu memojokkan Edward si jenius.

"Berengsek...." Edward mengusap darah yang mengalir di bibirnya, tak menyangka Haikal tidak hanya bisa menahan serangannya tetapi juga mampu melayangkan serangan balik yang tak lemah, "Dia bukan jelata biasa...."

Tidak ingin menunggu serangan lagi, Edward segera bangkit dari posisi terlentangnya di lantai dan mengambil posisi siap bertahan, sementara Haikal memecahkan lantai es buatan Edward dalam sekali pukul membebaskan kakinya.

Haikal menghela nafasnya merasa kakinya tidak mati rasa karena membeku beberapa waktu. Jika dirinya tidak bisa merasakan rasa sakit pada kakinya, maka Haikal bisa ragu menyerang atau bertahan karena ragu terhadap kondisi kakinya.

"Baik, kurasa tidak masalah." Selesai memeriksa kondisi kakinya yang tidak mengalami cedera berarti, Haikal mengalihkan pandangannya pada Edward yang saat ini tengah bersiap menghadapi serangan.

Edward nampak lebih tenang daripada sebelumnya yang menyerang dengan penuh kemarahan, padahal Haikal sendiri sulit untuk menenangkan diri hanya dalam beberapa detik.

"Kelihatannya dia memang menggunakan metode pertama untuk memurnikan energi jiwa," batin Haikal merasakan keanehan pada emosi Edward.

Pemurnian energi jiwa diketahui terbagi menjadi tiga metode, salah satunya adalah metode mengambil energi jiwa makhluk orang lain yang dapat memberi efek samping berupa ketidakstabilan pada emosi ataupun keganasannya.

Metode ini memang lebih cepat dibanding kedua metode lainnya, tetapi jika tidak dikendalikan dengan benar atau terlalu berlebihan menyerap energi jiwa makhluk lain maka efek sampingnya dapat terlihat. Itulah yang diduga Haikal melihat keanehan pada Edward.

"Jika memang benar begitu maka tidak ada gunanya aku menahan diri!" Sambil memantapkan hatinya, Haikal mengalirkan lebih banyak energi jiwa ke seluruh tubuhnya memberikan lebih banyak tekanan pada Edward.

Berkat jumlah energi jiwa tersebut tiba-tiba dikerahkan udara di sekitar Haikal mengamuk, secara tak sengaja memberitahukan pada seluruh penonton seberapa kuat sebenarnya dirinya meski tanpa Soul Arc.

"Tekanan energi jiwa sepekat ini... seharusnya bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan oleh calon Blazer yang bahkan belum membangkitkan Soul Arc sekalipun." Merasakan kekuatan yang terpancar dari Haikal, Veindal secara spontan berdiri di ruangannya.

Beberapa pengajar dan Blazer yang dapat merasakan energi jiwa Haikal bereaksi kurang lebih sama seperti Veindal, tak ada dari mereka yang menduga ada seorang calon Blazer yang memiliki kekuatan seperti ini di angkatan ini, bahkan sekarang belum ada satu semester berlalu semenjak tahun ajaran baru dibuka di akademi Skymaze.

Saat ini Edward memang terlihat tenang dan dapat mengendalikan energi jiwanya, namun siapa yang bisa menduga dia akan mengamuk membabibuta seperti sebelumnya? Untuk itulah Haikal tak ingin menahan diri lebih jauh lagi.

"Huh, kuakui kau jelata pertama yang berhasil menyudutkanku." Nampak jelas kemarahan di ekspresi Edward, tetapi kali ini ia tidak hilang kendali seperti sebelumnya. Ia mengakui kalau lawannya ini bukanlah rakyat jelata biasa yang bisa dia remehkan, "Tapi, sebagai bangsawan aku takkan kalah dari rakyat sepertimu!"

Edward menyilangkan kedua tangan di depan perutnya sambil berkonsentrasi penuh mengerahkan begitu banyak energi jiwa, lalu dalam sekejap ledakan energi jiwa tercipta menghempaskan udara di sekitarnya.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang