"Kau menggunakan apa?!" Verna berseru keras mendengar alasan di balik kondisi Haikal yang saat ini terbaring tak berdaya di tanah memasang senyum kecut.
"Tenanglah, Verna. Haikal juga mengetahui kondisinya, dia pasti mengerti konsekuensinya." Cecil berusaha menenangkan Verna yang tengah menahan diri untuk tidak memukul kepala Haikal tanpa memecah konsentrasi pada api penyembuhannya berusaha meringankan kondisi Haikal.
Sayangnya bukan tenang, Verna justru menghentakkan kaki kuat-kuat sebelum meninggalkan Cecil dan Haikal sambil berseru, "Kalau dia mengerti dia tidak akan menggunakan teknik sembarangan seperti itu!"
Cecil dan Haikal yang melihat itu tertawa canggung tidak tahu harus bagaimana menanggapi sikap Verna, tetapi keduanya mengerti amarah gadis tersebut memang beralasan dan bukan tidak wajar.
"Maaf Cecil, kau harus merawatku sekali lagi." Haikal berusaha mencairkan suasana setelah menyaksikan kemarahan Verna.
Cecil menggeleng pelan menanggapi perkataan Haikal dan memasang senyum tipis, "Tidak perlu meminta maaf, sudah menjadi tugasku untuk menyembuhkan cedera kalian mengingat kekuatan utama Jade Phoenix terletak pada penyembuhannya."
"Terima kasih kalau begitu." Haikal menghela nafas lega melihat Cecil tidak terlalu mempermasalahkan kondisinya, namun belum ada dua detik setelahnya Cecil mengangkat suara mengenai teknik Black Karma yang digunakan Haikal.
"Haikal, kau tahu teknik pemusatan energi jiwa hanya boleh digunakan pada Soul Arc, bukan?" Cecil bertanya tanpa melunturkan senyumnya, membuat punggung Haikal mengucurkan keringat dingin.
Cecil memang jarang atau bahkan hampir tidak pernah terlihat marah atau emosi, namun bukan berarti dia tidak bisa merasakan hal tersebut. Berbeda dari Verna yang terang-terangan, Cecil menyalurkan perasaannya melalui senyum lembut yang sama sekali tidak terlihat demikian dan itulah yang membuat Haikal berkeringat dingin.
Haikal mengalihkan pandangannya tak berani menatap langsung mata Cecil, "Ya, aku tahu."
"Kau sudah mengetahui hal tersebut, lalu kenapa kau menggunakannya pada badanmu sendiri?" Senyuman Cecil semakin lama semakin jadi membuat Haikal makin tertekan.
"Yah, keadaan memaksa," balas Haikal ikut memasang senyum berusaha terlihat tenang namun masih tidak berani menatap Cecil secara langsung sambil menjerit dalam hati, "Menyeramkan! Cecil yang marah menyeramkan! Heru tolong aku!"
Haikal melirik Heru yang sedang duduk beristirahat tak jauh darinya, meminta pertolongan secara telepatik, tetapi yang dia dapat justru Heru menyeringgai lebar kepadanya seakan mengatakan, "Mampus!"
"Kutil kuda nil sialan!" Haikal mengutuk Heru dalam hati.
Black Karma yang digunakan Haikal ketika melawan Shear sebelumnya tidak lain dan tidak bukan adalah teknik pemusatan energi jiwa sama seperti yang dilakukan Verna saat bertanding dengan Salvia di babak final lalu, hanya saja Haikal menggunakan teknik ini sedikit berbeda.
Teknik pemusatan energi jiwa merupakan salah satu teknik yang mengharuskan seorang Blazer memanipulasi dan memusatkan sejumlah besar energi jiwanya pada satu titik secara mandiri, namun titik pemusatan energi jiwa ini tidak lain dan tidak bukan adalah Soul Arc pengguna.
Dengan memusatkan sejumlah besar energi jiwa pada Soul Arc, seorang Blazer mampu meningkatkan kekuatan dan kemampuannya hingga ke tahap tertentu dalam waktu singkat dengan bayaran penggunaan energi jiwa yang berbanding lurus.
Itulah konsep di balik teknik pemusatan energi jiwa yang dikenal luas, tetapi bagaimana jika Blazer tanpa Soul Arc melakukan teknik serupa?
Benar, itulah yang terjadi pada Haikal saat ini. Seluruh tubuh Haikal mengalami cedera yang tidak ringan, setiap selnya menjerit kesakitan seakan tertimpa oleh beban teramat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Soul
FantasyBlazer, sebutan bagi mereka yang mampu membangkitkan Soul Arc dan memiliki kemampuan di luar nalar manusia biasa. Mereka pula yang memukul mundur makhluk asing pemusnah manusia di masa lalu, Verg. Berkat keberadaan Blazer, umat manusia bisa bertahan...