70. Pertandingan Final

115 20 0
                                    

Kehebohan meletus ketika pembawa acara menyatakan pertandingan dimulai, inilah pertarungan yang mereka tunggu-tunggu sejak dimulainya turnamen tahun ini.

"Hei, menurutmu siapa yang akan menang?"

"Itu pertanyaan yang sulit, kau tahu?"

"Seperti pertandingan Verna dan Salvia, pertarungan kali ini mungkin juga akan sama tegangnya, bahkan bukan mustahil lebih sengit."

Para penonton berdiskusi sejenak memperkirakan siapa yang keluar sebagai juara. Apakah Haikal Alendra, sang Arcless Blazer sekaligus kuda hitam terbaik tahun ini? Ataukah Jack 'of All Trade' Calvin, peserta kuat tak terduga yang belum pernah terluka hingga babak ini?

Memang benar awalnya sebagian besar penonton meremehkan Haikal karena bukan hanya tak termasuk kalangan jenius melainkan juga Haikal dikabarkan belum berhasil membangkitkan Soul Arc-nya, namun nyatanya Haikal mampu memenangkan pertandingan demi pertandingan tanpa kekalahan sekali pun.

Seiring besarnya nama Haikal, kekuatannya juga mulai diakui sebagai calon Blazer unggulan meski belum membangkitkan Soul Arc. Tantangan Jack terhadap dirinya di awal turnamen kemudian menjadi perhatian banyak penonton.

Pertarungan ini sungguh dinantikan oleh banyak orang, bahkan para wakil Guild mulai dari Guild kecil sampai besar merasa antusias pada pertandingan ini.

"Bagaimana rasanya, Haikal? Diperhatikan banyak orang begini?" Jack berbasa-basi sejenak sebelum mulai bertarung, meski pertandingan sudah resmi dimulai.

Haikal mengangkat alisnya tak menduga Jack mengajaknya berbicara sebelum bertarung, dia tersenyum masam sambil menggaruk pipinya, "Sebenarnya aku masih tak terbiasa diperhatikan banyak orang seperti ini."

Dia menarik nafas dalam-dalam sesaat sebelum mengangkat kembali suaranya menatap Jack dengan sorot mata serius, "Tapi di sisi lain, aku juga ingin memastikan seberapa jauh aku bisa melangkah di antara kalian para jenius."

"Begitukah." Jack tersenyum kecil menanggapi Haikal. Dia bukan menertawakan perkataan Haikal, justru sebaliknya Jack merasa terharu dianggap jenius oleh pemuda di hadapannya ini.

Sesudah percakapan kecil tersebut Jack mengeluarkan Soul Arc-nya, Forbidden Magic Card dan menarik kartu paling atas sebelum mengangkat lengan kanannya ke depan, kartu semanggi yang melambangkan sihir, lalu menciptakan beberapa bola sihir berwarna hijau yang terbuat dari energi jiwa, "Kalau begitu mari kita nikmati pertarungan ini."

Begitu selesai berkata demikian, Jack menembakkan bola-bola sihirnya menuju Haikal dalam kecepatan yang sulit dijangkau oleh mata orang awam, namun Haikal dapat melihat semua itu tanpa kesulitan dan bereaksi.

Haikal mengambil setengah langkah dan memiringkan tubuhnya membiarkan bola-bola sihir tersebut melesat melaluinya, lalu menghantam dinding stadium dan menimbulkan ledakan yang cukup besar hingga mampu menggetarkan arena.

"Apa? Apa yang terjadi?"

"Posisi tubuh Haikal tiba-tiba berubah dan disertai ledakan di dinding stadium.... Serangan tak terlihat?"

"Apa Jack barusan menyerang?"

Mata para hadirin melotot lebar menyaksikan yang baru saja terjadi, tak ada satupun orang awam yang mampu mencerna kejadian barusan. Mereka tidak bisa melihat serangan Jack dengan jelas, namun bagi Blazer dan orang yang memiliki penglihatan tajam dapat menangkap gerakan kilat Jack dan Haikal meski tidak sepenuhnya.

Di ruangannya dahi Veindal mengerut hebat melihat kejadian di arena, dia mampu melihat semuanya tetapi pria paruh baya tersebut tak bisa mempercayai penglihatannya, "Semuda ini kecepatan mereka bisa setinggi itu?"

Veindal bisa memaklumi jika Jack maupun Haikal adalah Blazer tingkat Advance atau Expert ke atas, tapi nyatanya dua pemuda ini mampu bergerak dengan kecepatan itu. Dia dapat memahami Jack yang mampu menembakkan sihir dengan kecepatan tinggi, namun Haikal?

"Kecepatan refleksnya terlalu mengerikan untuk calon Blazer kelas satu tanpa pengalaman bertarung apapun," gumam Veindal tak bisa berhenti mengagumi Haikal dari jauh.

Pada ruangan khusus para wakil Guild juga ikut heboh melihat reaksi Haikal yang kurang masuk di akal mereka, padahal Haikal hanyalah calon Blazer kelas satu, terutamanya karena berasal dari keluarga biasa-biasa saja.

Salvia di pinggir arena bisa menangkap kejadian barusan, tetapi tidak sepenuhnya. Matanya terbelalak hebat ketika menyadari Haikal dapat bereaksi terhadap serangan Jack yang begitu cepat, "Ini... kecepatan Haikal?"

Dia memang cukup sering berlatih bersama Haikal sebelum dimulainya turnamen, namun dia belum pernah melihat kecepatan Haikal yang saat ini diperlihatkan sehingga Salvia lumayan terkejut saat mengetahuinya.

"Oh, kau bisa menghindari itu?" Sebelah alis Jack terangkat menanggapi kecepatan dan refleks Haikal yang mengesankan, "Seingatku kau tidak secepat ini di pertandingan-pertandingan sebelumnya."

"Ah, maksudmu pertandingan bulan lalu, bukan?" Haikal tersenyum sinis membalas ucapan Jack. Dia lalu merendahkan pinggangnya, "Latihanku tidak akan menungguku untuk bersantai selama sebulan lebih."

Haikal menendang lantai dan melesat cepat menuju tempat Jack berdiri dalam kecepatan di luar nalar, lalu melayangkan sebuah tendangan mengarah pada dagu Jack, namun sayang pemuda berambut pirang tersebut dapat bereaksi dan menarik lehernya ke belakang sebelum terkena tendangan telak.

Jack segera mengambil langkah besar ke belakang berniat menjaga jarak, tetapi Haikal tidak melepaskannya semudah itu. Haikal sekali lagi menendang tanah dan kali ini dia mengerahkan sebuah tendangan terbang.

"Cepat sekali!" Jack menjerit dalam hati tak mampu melihat gerakan Haikal seluruhnya, dia langsung menyilangkan kedua lengannya di depan dada untuk bertahan seadanya mengingat baik Haikal maupun dirinya masih melayang di udara.

Alhasil Jack hanya bisa pasrah menerima tendangan terbang Haikal, membuatnya terhempas jauh menghantam dinding stadium dan menciptakan retakan seukuran badannya di sana, lalu jatuh ke lantai.

"Ughh!" Jack tidak bisa menahan diri untuk tak mengerang kesakitan, dia bahkan memuntahkan sepercik darah merah dari bibirnya yang berhasil membuat para penonton terbelalak hebat.

"Jack terluka?!"

"Bukan Haikal, justru Jack yang terkena serangan pertama?!"

"Ini...."

Semua dikejutkan oleh sosok pemuda yang sejak awal turnamen tidak pernah terlihat terluka sama sekali, kini perhatian mereka teralih kepada Haikal yang tengah berdiri tegak di tengah arena seolah tak terjadi apa-apa.

"Apa hanya segitu kekuatanmu, Jack Calvin?" Haikal melantangkan suaranya dengan keras hingga terdengar ke ujung arena.

Jack tersenyum kecil sambil bangkit berdiri, dia mengusap bercak darah pada bibirnya sebelum membalas, "Kelihatannya aku masih terlalu meremehkan penyandang julukan Arcless Blazer."

Dia menepuk-nepukkan pakaiannya membersihkan debu sejenak masih tersenyum kepada Haikal, "Maaf maaf, aku jadi memperlihatkan pemandangan yang menyedihkan."

"Tidak masalah, asal kau berniat serius mulai sekarang," ujar Haikal tidak tersenyum seramah Jack, dia justru membentuk kuda-kuda bertarungnya.

Jack menghela nafas sebelum melakukan beberapa gerakan pemanasan seperti meregangkan jari dan lengannya, membuat Haikal dan para hadirin mengangkat alis mereka.

"Baik, jika itu maumu."

Sesudah selesai melakukan pemanasan, ekspresi Jack segera berubah begitu drastis. Tidak ada senyuman ramah seperti yang biasa terpasang di wajahnya, bahkan sorot matanya tak menunjukkan keramahan secuilpun.

Tekanan energi jiwa Jack juga meningkat hingga ke tingkat yang hampir mustahil dicapai oleh calon Blazer seumurannya. Aura hijau cerah keemasan terpancar hebat dari tubuhnya berhasil mengundang kekaguman sekaligus ketakutan dari para hadirin.

"Tekanan energi jiwa yang mengerikan...." Haikal secara spontan menelan ludah merasakan tekanan energi jiwa Jack yang tak masuk akal dalam jarak dekat, namun sebuah senyuman kecil tersungging pada bibirnya.

Absolute SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang